Dara terkesiap, dia masih mengingat suara itu... Dara memegang dadanya yang terasa sesak sebelum membuka pintu dan mendapati dia berdiri di hadapannya...
"Ka..mu.....? Kok bisa tau sih kalo aku tinggal di sini?" Tanya Dara dengan mata yang melotot.
Lelaki di hadapannya itu tersenyum miring, dan tanpa dipersilahkan terlebih dahulu dia sudah duduk di kursi yang ada di teras kamar.
🌹Happy reading🌹
Dara menatap lelaki di hadapannya dengan wajah garang. Rasa takut yang dari kemarin menghantuinya kini berganti dengan rasa kesal yang begitu dalam. Antara rasa benci, rindu dan geregetan berbaur menjadi satu, menjadikan sapu yang ada di tangannya terhempas ke lantai tanpa disadarinya."Ngapain Mas Gala kesini?"
"Ya pingin aja kesini, memangnya gak boleh?" Galaxy menaikkan satu alisnya, dan dengan gayanya yang santai dia mengambil rokok di saku jaketnya, menyalakannya tanpa permisi di hadapan Dara.
"Gak boleh! Lagian Mas Gala tau darimana kalo aku tinggal di sini?", tanya Dara mengulang pertanyaan yang tadi belum dijawab. Tubuhnya menjauh berusaha menghindari asap rokok yang dihembuskan pelan oleh Galaxy.
"Siapa sih yang melarang aku kesini? Ivan? Punya hak apa dia? Selama janur kuning belum melengkung...kamu bebas didatangi siapapun Ra!" Jawab Galaxy dengan cuek.
Dihembuskannya lagi asap rokok dengan membentuknya menjadi bulatan-bulatan indah dari bibirnya. Dara menatapnya dengan kesal, dia hanya terdiam tanpa membalas ucapan Galaxy.
"Kamu tuh tuan rumah yang pelit ya...ada tamu gini dibiarin aja kehausan tanpa minuman!" Galaxy melirik Dara yang sedang berdiri bersandar di tembok pembatas kamar.
"Yang benar itu tamu tak diundang! Sekali lagi aku tanya...Mas Gala tau darimana aku tinggal di sini?" Tanya Dara dengan mengabaikan permintaan Galaxy sebelumnya. Dia merasa kesal dengan gaya dan sikap Galaxy yang sekarang terlihat berbeda daripada yang dia kenal sebelumnya.
"Tau darimana? Menurutmu?" Galaxy bertanya balik, tangannya sibuk mematikan rokok di tangannya ke dalam bungkus rokok yang sudah kosong karena tidak ada asbak rokok di sana.
Dara mengangkat bahu dengan acuh. Galaxy yang menatapnya tersenyum miring.
"Selama ada media sosial dan google, mudah saja bagiku mencari Ivander Hanggoro dengan alamat kantornya Ra!" Ucap Galaxy dengan menyandarkan kepalanya di jendela teras.
Dara tersenyum sinis, "lantas kamu menguntitku beberapa hari ini kan? Membuatku tak nyaman dengan caramu yang menyebalkan itu Mas!" Sahut Dara dengan raut wajah yang terlihat kesal.
Galaxy terkekeh pelan, "Hanya dengan cara itu aku bisa mengetahui keberadaanmu Ra. Aku tidak tau nomer ponselmu yang sekarang, aku minta pada orangtuamu, sahabatmu..semuanya tidak ada yang mau memberitahu!"
"Itu karena mereka semua tidak menyukaimu Mas..kamu sadar gak sih!" Ucap Dara dengan sedikit berteriak karena gusar. Galaxy segera menegakkan posisi duduknya lagi.
"Aku tau aku salah...untuk itu aku mau minta maaf sama kamu. Tapi kamu mengganti nomer email dan memblokir namaku di semua media sosial milikmu. Tapi nasib baik masih mempertemukan kita lagi di sini!"
"Huh..!" Dara menghembuskan nafasnya kuat. Galaxy meliriknya dan tersenyum.
"Mana minumku Ra!"
Dara menatap tajam ke Galaxy sebelum menghentakkan kakinya dan masuk ke kamarnya untuk sekedar mengambilkan air minum botolan.
"Cuma ini? Gak ada kue atau cemilan gitu kek?" Tanya Galaxy dengan menautkan kedua alisnya ketika Dara memberikan sebotol air mineral untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA dan CINTAnya
General FictionWarning 21+ IVANDER HANGGORO, pria tampan yang memiliki alis tebal yang menaungi mata tajamnya, berhidung mancung dan memiliki lesung pipi itu pernah menjadi bagian dari masa lalunya. Pernah mencintainya dan pernah ditolaknya. Seorang mahasiswa yan...