31. KEINGINAN

23.2K 1.5K 61
                                    

Dara termangu di depan mejanya. Dia berusaha menepis bayangan wajah Yulia yang memelas ketika Bigboss memecatnya. Dara sudah berusaha memohon ke calon mertuanya itu untuk memindahkan Yulia ke divisi yang lain atau mutasi ke kantor cabang yang lain, tapi Bastian menolaknya dengan alasan untuk memberikan pelajaran juga ke pegawai yang lain agar tidak suka menggoda anaknya.

Harusnya Dara bahagia dengan keputusan Bossnya, karena dia memberikan dukungan dan melindungi hubungannya dengan Ivan, tapi di sisi lain Dara merasa tidak enak dengan kejadian itu.

"Melamun aja lo!" Seru Tania dari mejanya.. Dara terkesiap dan sesudahnya tersenyum menatap Tania.

"Mumpung melamun belum dilarang Tan!"

Untuk sementara masalah Yulia belum ada yang mengetahuinya kecuali manager HRD. Tapi entah nanti...jika ada yang curiga dengan ketidakberadaan Yulia di meja kerjanya.

"Ada apaan sih Ra? Tumben wajah lo kayak sedih gitu? Habis diapain sama si Boss?" Desak Tania seolah dia tahu ada masalah yang sedang dihadapi Dara.

"Gak ada apa-apa Tan..Gak ada masalah sama si Bos. Biasa aja kali!" Dara berusaha mengelak menjawabnya.

"Kalo lo percaya sama gue..cerita aja! Daripada lo simpan sendirian ntar jadi bengkak dada lo!"

"Emang dari dulu kan udah bengkak Tan!" Balas Dara berusaha mengalihkan pembicaraan dengan merubah menjadi candaan

"Iya juga sih!"

"Udah ah...kayaknya entar sore aku lembur Tan!"

"Emang masih banyak ya yang perlu diinput?" tanya Tania heran. Setahunya Dara tipe pegawai yang tidak suka menunda nunda pekerjaan.

"Lumayan sih..daripada ke tunda besok malah numpuk lagi!"

"Perlu bantuan gua kagak?" Tania mencoba menawarkan diri..

"Gak usah deh..lembur sejam dua jam juga kelar!"

"Ok..mulai konsentrasi lagi deh Ra!"

Dara tersenyum dan mulai fokus pada pekerjaannya. Kejadian sebelum istirahat tadi sedikit terlupakan hingga sore menjelang.

Sebelum pulang Tania berusaha menawarkan diri lagi untuk membantunya, tapi Dara menolak. Karena dia tahu rumah Tania jauh dari kantor dan membutuhkan hampir satu jam perjalanan.

Sehabis maghrib, ponselnya berdering..tanpa Dara lihat..dia yakin itu panggilan dari Ivan. Dan untuk sementara Dia mengabaikan panggilan itu. Pekerjaannya tinggal sedikit lagi selesai..dia tidak mau merusak konsentrasinya.

"Yang..!!" Suara Ivan terdengar sudah ada di sebelahnya tanpa dia menyadari langkah kakinya. Dara terkesiap...

"Eee..Mas Ivan! Bikin kaget aja deh!" Dara memegang dadanya dan menatap wajah Ivan yang juga terkaget melihat reaksi Dara.

"Lagian ditelpon juga gak diangkat!" Jawab Ivan, dia mengambil kursi dan duduk di samping meja kerja Dara dan menatapnya lembut.

"Jangan lihatin aku kayak gitu deh Mas! Nanggung nih kerjaanku sebentar lagi juga kelar!" Ucap Dara jengah. Di ruangannya masih ada 2 orang lagi yang lembur seperti dirinya.

"Berapa lama lagi sih?"

"Emang kenapa? Mas udah sholat maghrib ya? Aku sedang libur!"

"Udah barusan aja sebelum turun!"

"Hmm...rajin ya sekarang...jadi makin cinta aja deh!" Puji Dara lirih. Dia mengerlingkan sebelah matanya dan  tersenyum geli, dengan sengaja dia menggoda Ivan yang sudah mulai berubah.

Sementara itu di hati Ivan sedang berbunga-bunga efek dari pujian Dara. Rasanya dia ingin memeluknya jika saja dia tidak menyadari posisinya saat ini ada di ruangan accounting.

DARA dan CINTAnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang