Sorry, lama baru bikin lanjutannya, semoga kalian setia menunggu...
🤗🌹🤗
Happy reading..Istirahat makan siang kali ini Dara mengikuti Tania makan di kantin, setelah tadi pagi Ivan mengatakan sedang ada urusan di luar kantor dengan klien. Suasana kantin yang tidak terlalu ramai setidaknya membuat Dara dan Tania lebih santai menikmatinya dengan memilih tempat duduk di tempat yang agak sudut.
"Mas Soni kemana ya Tan? Kok gak kelihatan sih?" Dara baru menyadari Soni yang biasanya menempel kayak perangko ke Tania tidak kelihatan batang hidungnya.
"Lagi keluar sama calon suami lo!" Jawab Tania di sela-sela mengunyah makanannya..
Dara mengernyitkan dahi, "lho..Mas Ivan bilang dia mau ketemu klien?"
"Tau deh..pokoknya dianya bilang kayak gitu!" Tania yang sekarang sedang dekat dengan Soni berucap pasrah.
"Udah sejauh apa sih hubungan kalian berdua?" Dara jadi penasaran dengan kebersamaan mereka selama ini karena sudah hampir seminggu dia jarang ngobrol santai dengan Tania.
"Gak tau deh Ra..cuman gue sama Mas Soni kayaknya nyaman aja. Ngobrol sama dia juga nyambung", jawab Tania dengan menyilangkan sendok dan garpu di piringnya yang sudah tandas.
"Memang gak ada keinginan untuk yang lebih dari sekedar teman kayak aku sama Mas Ivan gitu?"
Tania tersenyum miring...dan mengangkat bahunya. "Entahlah Ra..semuanya kan tergantung sama Mas Soni. Gue sih siap aja kalo mau dibawa ke penghulu. Kalo lo sendiri gimana sama Bos? Jadi tanggal berapa?"
"Tanggal apaan?"
"Ya married lah..emang tanggal apalagi?" Suara Tania terlihat gusar dan agak tinggi.
"Bisa gak sih ngomongnya agak pelan gitu?" Tegur Dara dengan sedikit malu, karena pandangan orang-orang disekitarnya teralih ke meja mereka.
Tania terkekeh pelan.. "Sorry Ra..habis lo sih kayak kagak nyambung gitu diajakin ngomong!" Ucap Tania dengan berbisik.
"Bukan gak nyambung Tan..gak enak aja ngomong tentang Mas Ivan disini. Ntar bisa jadi rahasia umum lagi. Maklum kan di sini meja kursi aja punya telinga!" Balas Dara dengan menyeruput es jeruk manisnya.
"Iya juga sih Ra..banyak orang pada kepo dengan hubungan kalian. Ya maklumin ajalah..mereka kan gak tau hubungan masa lalu kalian!"
Dara menganggukkan kepalanya berusaha memahami rasa kepo dan iri orang-orang yang tidak menyukai hubungan antara bawahan dan atasan. Mereka tidak mengerti kalau cinta itu sudah ada sejak mereka masih sekolah.
"Udah yuk..kita balik sekarang aja!" Ajak Dara menyudahi pembicaraan mereka. Tapi baru saja dia ingin beranjak dari duduknya...Tania memegang tangannya dan menunjuk dengan dagunya ke arah pintu kantin tanpa berucap apapun.
Dara mengikuti arah yang ditunjuk Tania dan mendapati Ivan berjalan sendirian sedang mendekati mejanya. Kemeja warna biru muda lengan panjang sudah terlipat hingga siku, senyumnya menghiasi wajah tampannya ketika mereka saling bertatapan.
"Mau makan siang ya Pak?" Tanya Dara ketika Ivan langsung duduk di sebelahnya tanpa permisi terlebih dahulu.
"Iya..aku mau. Tapi tadi kamu makan apa? Kalo bisa pesanin seperti yang kamu makan tadi, yang!"
Seketika Dara melotot ketika Ivan menyebutnya dengan panggilan khususnya.. Ivan membalas pelototan Dara dengan cengiran. Tania yang duduk di depannya merasa jengah.
"Ra..gue duluan aja ya!"
Dara menatap temannya dengan perasaan gak enak. Tapi Tania sudah lebih dulu berdiri sebelum Dara menahannya..dia menepuk pundak Dara dengan mengedipkan sebelah matanya dengan maksud menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA dan CINTAnya
General FictionWarning 21+ IVANDER HANGGORO, pria tampan yang memiliki alis tebal yang menaungi mata tajamnya, berhidung mancung dan memiliki lesung pipi itu pernah menjadi bagian dari masa lalunya. Pernah mencintainya dan pernah ditolaknya. Seorang mahasiswa yan...