16. RAYUAN IVAN

27.4K 1.7K 32
                                    

🌷DARA POV🌷

Aku memasuki lift lagi dengan malas, kalo memang Bu Diana ada keperluan denganku kenapa tidak dari tadi saja dia menyuruhku.

Dengan sedikit kesal aku membuka pintu ruangan Bu Diana, dan aku dapati di sana selain managerku, juga ada wajah Mas Ivan yang tersenyum miring ketika melihatku. Ternyata dia belum keluar dari ruangan ini.

"Apa Bu Diana tadi memanggil saya?"

Dia menatapku dan tersenyum lembut. "Duduk dulu Ra!"

Aku segera duduk di kursi di depannya tanpa mengindahkan tatapan dari Mas Ivan yang duduk di sebelahku.

"Begini Ra...kamu tadi sudah bertemu dengan Pak Ivan kan?" tanya Bu Diana dengan mengalihkan tatapannya ke Pak Ivan..

"Maaf Bu..Bapak ini yang namanya Pak Ivan ya? Putera pemilik perusahaan ini?" tanyaku balik seolah olah aku tidak mengenal Mas Ivan. Aku menekan kata 'putera pemilik' untuk mengetahui reaksinya. Dan dia tersenyum masam.

Bu Diana menganggukkan wajahnya.. aku segera menyalami Mas Ivan dengan enggan..
"Saya Dara Pak..staff accounting di sini"

Mas Ivan membalas uluran tanganku dengan menahan senyumnya.

"Ya..saya sudah tahu!" jawabnya yang membuatku seakan dihargai, "dari Bu Diana", lanjutnya yang membuatku merasa dijatuhkan langsung. 'betapa angkuhnya dirimu mas' batinku meradang. Aku segera menarik tanganku..

"Begini Dara... Pak Ivan lagi membutuhkan pegawai untuk ditempatkan di divisi yang sama di kantor pusat. Beliau menginginkan kamu untuk mengisi kekosongan itu!" Jelas Bu Diana pelan.

Aku menoleh sekilas ke Mas Ivan yang tersenyum seperti mengejek. Aku menelan ludah sebelum kembali menatap Bu Diana.

"Maaf Bu..saya tidak bisa, saya mohon pegawai lain saja untuk menggantikannya"

Ibu Diana menghela nafasnya berat. Aku tahu dia juga kebingungan jika aku pergi, bukannya sombong, tapi selama ini akulah yang selalu diandalkan untuk membantu kesulitannya.

"Tapi Pak Ivan menginginkan dirimu karena kinerjamu selama ini Ra!"

Aku menoleh ke Mas Ivan yang masih tersenyum seperti tadi..
"Benarkah itu Pak?"

Dia menganggukkan kepalanya..
"Saya butuh orang seperti kamu!"

"Kalo saya tidak bisa?" tanyaku tegas..

Senyumnya berganti tatapan tajam kepadaku..
"Ada konsekuensinya karena ketidakloyalan kamu pada perusahaan!"

"Sampai seperti itukah?" tanyaku lagi.

"Ya!" jawabnya singkat.

Aku menghela nafasku berat.. rasa kecewa muncul di hatiku melihat betapa arogannya dia saat ini.

"Ok...saya akan pikirkan lagi", jawabku akhirnya.

"Saya tunggu jawaban kamu secepatnya!" ucap Mas Ivan datar, Dia segera berdiri dari tempat duduknya dan menatap Bu Diana..

"Kabari saya secepatnya Bu..saya tidak mau lama menunggu!"

Mas Ivan melirikku sekilas sebelum berlalu keluar dari ruangan dengan wajah menyebalkan.

"Coba kamu pikirkan lagi Ra..siapa tahu nantinya di Jakarta akan membawa kebaikan untuk masa depanmu", nasehat Bu Diana keluar dengan diiringi sifat keibuannya yang selama ini aku sukai.

"Tapi saya sudah merasa nyaman di sini Bu"

"Saya juga menyukai pekerjaanmu Ra..tapi kalo Bos sendiri yang minta, saya tidak bisa berbuat apa-apa"

DARA dan CINTAnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang