🌷DARA POV🌷
Seminggu sudah berlalu dan aku belum memberi jawaban mengenai keputusan untuk penawaran mutasi ke Jakarta. Aku yakin itu hanya akal bulusnya Mas Ivan saja untuk kembali dekat denganku. Bukannya aku baper...tapi logikaku mengatakan untuk apa dia mengambil pegawai dari cabang sementara di Jakarta sendiri pasti banyak kandidat untuk menempati semua posisi yang dia butuhkan.
Dan gara-gara pertemuanku dengan Mas Ivan..ketenangan hidupku sedikit terusik. Bagaimana tidak..jika aku menolak permintaannya dia akan menjatuhkan sanksi buatku, tetapi jika aku menerima...aku belun tahu nasibku nanti kalo tinggal di tempat yang baru dengan lingkungan yang baru.
Untung saja Mas Ivan tidak menghubungiku lagi sejak dia bilang akan kembali ke Jakarta, setidaknya aku bekerja lebih tenang dan tidak memikirkannya. Kalau dia pernah bilang profesional di kantor...maka akupun akan melakukan itu jika bertemu dengannya lagi.
Siangnya aku sedang menginput data piutang ke komputer, ketika Bu Diana memanggilku. Seketika hatiku berdebar, ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku. Padahal aku sudah terbiasa keluar masuk ruangan Bu Diana.
"Duduk Ra!" perintahnya ketika melihatku. Akupun segera mendudukkan diriku di depannya.
"Ada apa ya Bu?"
Bu Diana menghela nafas menatapku dengan wajah sedikit sendu...
"Pak Ivan barusan telpon saya..dia minta jawaban untuk permintaannya kepadamu waktu itu""Hah!" aku seperti terkaget. Baru tadi pagi aku merasa tenang..sekarang Mas Ivan mulai mengoyaknya lagi.
"Kenapa Ra?" Bu Diana seperti khawatir melihatku.
Aku menggelengkan kepalaku...
"Saya bingung Bu...saya tidak tahu harus menerimanya apa tidak.. Kenapa gak cari orang lain saja di sana sih Bu? Jakarta kan banyak sarjana yang juga membutuhkan pekerjaan, kenapa harus saya?"
"Saya juga belum cerita sama orangtua saya, belum lagi nanti di sini saya mesti serah terima dengan pengganti saya juga.. Saya pusing Bu!" aku mengeluh tak tentu arah..
Bu Diana tersenyum menatapku...
"Coba kamu bicarakan sama orangtua kamu Ra, siapa tau mereka bisa kasih solusi untuk kamu!"
Aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan...
"Andai saya menolak... konsekuensinya apa yang akan saya dapatkan Bu?""Saya belum tahu Ra..belum bicara sama Pak Burhan apalagi Pak Ivan masalah itu", jawab Bu Diana pelan.
"Kalo memang penolakan saya dianggap menyalahi aturan perusahaan..lebih baik saya mundur saja Bu. Saya masih bisa cari pekerjaan di tempat lain dengan pengalaman kerja yang saya dapat di sini"
Bu Diana menggelengkan kepalanya..
"Jangan seperti itu Ra! Saya tidak akan menyetujui jika kamu resign!""Kalo Bu Diana gak mau saya resign...tolong sampaikan ke Pak Ivan untuk mencari orang lain saja Bu"
"Coba nanti saya bicarakan sama Pak Burhan Ra, tapi saya pingin tahu alasan kamu yang sebenarnya", ujar Bu Diana yang membuatku setengah mati berusaha secepatnya mendapatkan alasan tanpa menjelaskan yang sesungguhnya tentangan hubungan masa laluku dengan Mas Ivan.
"Jakarta terasa asing bagi saya Bu, saya tidak suka dengan situasi di sana. Saya lebih nyaman di sini. Mungkin itu alasan saya yang lebih utama!"
"Apa kamu gak pingin mencobanya setahun dulu, siapa tau kamu bisa kerasan di sana Ra..akhirnya keterusan", saran Bu Diana yang membuatku berfikir lagi.
"Biaya hidup di sana kan juga mahal bu..belum lagi saya mesti cari kos dan yang lainnya.. Sudahlah Bu..tolong sampaikan Pak Ivan kalo saya menolak. Kalo dia memaksa mending saya resign saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA dan CINTAnya
General FictionWarning 21+ IVANDER HANGGORO, pria tampan yang memiliki alis tebal yang menaungi mata tajamnya, berhidung mancung dan memiliki lesung pipi itu pernah menjadi bagian dari masa lalunya. Pernah mencintainya dan pernah ditolaknya. Seorang mahasiswa yan...