38. PERNIKAHAN

44.7K 1.7K 121
                                    

"Tuh kan..Papa juga pingin cucu, yang! Ayo kita bikinin mereka cucu yuk!" Ajak Ivan menggoda papanya. Dara tersenyum malu dan mencubit lengan Ivan lagi entah untuk yang ke berapa kali...

Bastian dan Ratna tidak dapat menahan gelak tawanya lagi. Mereka segera beranjak dari duduknya dan membiarkan Dara mencubiti lengan dan pinggang Ivan yang meringis kesakitan atau berpura pura kesakitan. Entahlah...hahaha..

🌹Happy reading🌹

Sebulan kemudian..

Ruang tamu rumah Dara kini sudah didekorasi indah dan sejuk dengan hiasan bunga hidup beserta daun hijaunya. Suasana sakral dan hening sangat terasa ketika sang mempelai pria duduk dengan raut wajah sedikit tegang di tengah-tengah ruangan.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Dara Adelia Prameswari binti Prasetyo Hendra Atmojo dengan mas kawinnya yang dibayar tersebut tunai", suara Ivan terdengar lantang dalam satu tarikan nafas menggema di seluruh rumah Dara. Tangannya masih menggenggam erat tangan Prasetyo selaku wali nikah Dara.

"Bagaimana saksi?" Tanya Pak penghulu dengan menatap kedua saksi yang juga mengitari meja tempat dilangsungkannya akad nikah.

"Sah!!" Seru mereka serempak.

"Sah!!" Suara yang lebih keras terdengar dari para undangan yang terdiri dari para tetangga komplek rumah Dara dan juga keluarga besar mereka berdua.

"Alhamdulillah", Ivan mengusap wajahnya dan tersenyum lega. Hilang sudah raut tegang karena kini dia sudah sah statusnya sebagai suami dari kekasih yang sangat dicintainya setelah mengucapkan ijab qabul pernikahan.

Dengan wajah yang berseri dia menoleh ke arah Dara yang baru saja keluar dari ruang tengah. Wajah yang tersipu malu menambah aura kecantikannya, ditambah rambut yang dibentuk indah dengan hiasan rangkaian bunga melati membuat Ivan tak melepas sedikitpun pandangannya dari wajah Dara.

Kebaya warna putih tulang yang senada dengan busana pengantin yang dikenakan Ivan kini menghiasi tubuh indahnya.

Akhirnya dengan tersipu malu dia duduk di hadapan sang penghulu, bersanding di sebelah kiri Ivan. Sekilas ditatapnya wajah sang kekasih yang kini sudah sah menjadi suaminya sebelum mengikuti urutan-urutan acara pernikahan yang membuatnya tak lepas dari senyuman.

Sesekali tangan Ivan menggenggam lembut tangan Dara untuk membuatnya sedikit tenang ketika beberapa orang menggoda mereka dengan status barunya kini.

Sebelumnya, atau tepatnya sebulan yang lalu, permintaan Ivan kepada kedua orangtuanya untuk melamar Dara disambut hangat oleh kedua orangtua Dara.

Setelah orangtua mereka melakukan pertemuan dan perundingan, akhirnya ditetapkanlah akad nikah secepatnya, sebulan setelah mereka melamar.

Sedangkan untuk resepsi di rumah Dara dilakukan malam hari setelah akad nikah. Sementara itu resepsi di tempat Ivan di Jakarta dilakukan sebulan lagi karena mereka harus mempersiapkan tempat dan yang lainnya yang memang serba mendadak, sedangkan kolega orangtua Ivan sangatlah banyak. Untung saja ada saudara mamanya Ivan yang memiliki bisnis EO yang bisa membantu mengurusinya.

Acara akad nikah yang terbilang sederhana tak berlangsung lama. Menjelang siang para undangan akhirnya berpamitan untuk pulang setelah mereka selesai menikmati hidangan yang disuguhkan secara prasmanan.

DARA dan CINTAnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang