chapter 9 LAYU

932 60 2
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.


"Iya, ada apa?" Tanya Yusuf melihat sekilas kearah santriwati itu sebelum beralih menatap bundanya yang keluar dari mobilnya

"Ibu" ucap wanita itu sopan kepada bunda Suci

"Ada apa memanggil putra saya?" Tanya bunda Suci sebelum melihat kearah Yusuf, menyuruh Yusuf masuk kedalam mobil dengan tatapannya

Yusuf yang mengerti tatapan bundanya menurut dengan masuk kedalam mobilnya bagian pengemudi

"Begi..ni bu, sa..saya Si..Siren" ucap wanita itu gugup sebelum dengan ragu memberikan map yang ada ditangannya kepada bunda Suci. "S..saya harap dipikirkan dengan matang dulu sebelum menjawab d..an saya harap jawabannya seperti yang sa..saya harapkan" ucap wanita itu dengan menunduk

"Baiklah, nanti saya akan memberikannya kepada putra saya. Tapi saya harap kamu tidak akan memaksakan keputusan putra saya jika jawabannya tidak seperti yang kamu harapkan" ucap bunda Suci membuat wanita itu mengangguk pelan

"Baiklah, terima kasih, Bu" ucap wanita itu diangguki bunda Suci. "Sa..saya permisi" pamitnya sebelum berjalan cepat menjauhi bunda Suci

Bunda Suci kembali masuk kedalam mobil milik Yusuf. Bunda Suci menatap lembut kearah putranya sebelum menyodorkan map yang ada ditangannya

"Bunda tau apa jawaban Yusuf" ucap Yusuf menolak map yang disodorkan bundanya

"Kau tidak mau memikirkannya dulu?"

"Bunda tau Yusuf sudah menjatuhkan pilihan" ucap Yusuf menatap kejalan didepannya

"Tapi dia telah pergi"

"Jika kita berjodoh, dia akan kembali bunda"

"Tidak mau kamu kejar?" Ucap bunda Suci membuat Yusuf tersenyum

"Biarkan dia menenangkan diri dan pikirannya dulu. Dia telah salah paham" ucap Yusuf tenang

"Kalau kalian ketemu lagi, tapi dia sudah menikah?"

"Berarti kita tidak berjodoh bunda"

"Kamu cinta sama dia?"

"Yusuf akan mencintai wanita yang akan menjadi istri Yusuf kelak"

Bunda Suci tersenyum mendengar jawaban putranya

Yusuf mulai melajukan mobilnya meninggalkan halaman pesantren miliknya

"Bunda harap dia memang adalah jodohmu, wajah kalian cukup mirip" ucap bunda Suci

Yusuf hanya tersenyum dan mengaminkan dalam hatinya

*
Mata yang sudah tertutup dari beberapa jam yang lalu itu akhirnya terbuka dengan mulutnya yang meringis pelan dan tangannya yang memijit pelan kepalanya

"Akhirnya kamu sadar, nak" ucap seorang wanita paruh baya yang masih cantik diusianya

"Bunda" ringisnya pelan sembari berusaha mendudukkan dirinya. Terakhir kali ia ingat, ia terjatuh saat berdiri dari kursi kebesarannya saat hendak menghampiri Raihan untuk memberikan kembali berkas-berkas yang telah ia tanda tangani

"Jangan bangun dulu, Yusuf" peringat wanita paruh baya itu menahan gerakan Yusuf yang ingin bangun

"Yusuf sudah sadar, sayang?" Tanya pria paruh baya yang baru saja masuk kedalam ruangan yang ditempati Yusuf

"Sudah mas Adit" ucap wanita paruh baya itu lembut kepada suaminya

"Akhirnya tumbang jugakan" ucap ayah Adit pada putranya

LAYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang