chapter 13 LAYU

883 58 0
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.



"Yusuf, kiai Dahlan mengirimkan surat lamaran untuk putrinya.." "bunda" Yusuf berucap lelah

"Kamu tidak mau pikirkan dulu, ini anaknya kiai Dahlan loh" bujuk bunda Suci dengan menangkup sebelah pipi putranya

Yusuf menatap langit-langit kamarnya beberapa saat. "Bunda, Yusuf sedang melakukan suatu hal agar Yusuf bisa mendapatkan restu dari papanya" jujur Yusuf membuat bunda Suci terkejut

"kamu sungguh serius dengannya?"

"Iya bunda. Makanya Yusuf selalu minta bunda yang bicara"

"Baiklah, bunda akan kembali bicara pada kiai Dahlan"

"Terima kasih, bunda" ucap Yusuf tulus sebelum memeluk tubuh bundanya. "Bunda kenal Rizal?" Tanya Yusuf pelan

"Hanya pernah bertemu sekali dengannya"

"Bunda tau, dia itu sangat mencintai anaknya Kiai Dahlan. Lebih tepatnya mereka saling mencintai"

"Kenapa kau bisa bicara seperti itu"

"Hanya menebak" ucap Yusuf membuat bunda Suci mencubit gemas hidung mancung putranya

"Kamu ini"

Bunda Suci dan Yusuf terdiam cukup lama setelah Yusuf kembali memeluk erat tubuh bundanya

"Bunda" panggil Yusuf pelan

"Ada apa?"

"Do'ain Yusuf ya, supaya bisa dapat restu dari papanya" pinta Yusuf berbisik

"Bunda selalu berdo'a untuk kebaikan kamu. Tapi kamu harus ingat, jika seandainya dia bukan jodoh kamu, kamu harus bisa menerima takdir itu dengan ikhlas" bunda Suci mengusap lembut rambut Yusuf

"Iya bunda" Yusuf menurut

"Bunda sayang banget sama kamu dan bunda terima kasih sekali sama kamu"

"Terima kasih untuk apa?" Tanya Yusuf bingung

"Bunda terima kasih, karena waktu itu kamu masih mau bertahan diperut bunda. Seandainya kamu pergi saat itu bunda pasti akan sangat terpukul"

"Bunda itu sudah masa lalu. Dan bunda harus ingat kalau itu semua karena Allah, jadi bunda harus berterima kasih kepada-Nya"

"Iya, anak bunda yang ganteng" bunda Suci tersenyum manis menatap putranya yang sangat tampan kemudian kembali membawa Yusuf kedalam pelukannya

"Sudah berapa kali aku bilang padamu untuk tidak mendekati istriku?" Tanya seorang pria paruh baya dengan menarik telinga Yusuf hingga membuat pelukannya ditubuh bunda Suci terlepas

"Mas Adit, dia putra kita" bunda Suci menarik lengan suaminya yang tidak menjewer telinga putranya

"Tapi yang.." "kurang-kurangi sifat posesifmu mas" ucap bunda Suci lembut. Ayah Adit hanya tersenyum menatap istrinya

"Iya aku tau, aku hanya bercanda sayang. Sekalian pengen rasa jewer anak kita yang satu ini"

"Ih mas.." "sekaligus kasih pelajaran. Siapa suruh terlalu sok sibuk sampai tidak ingat jalan untuk pulang kesini"

"Aku memang lagi sibuk yah"

"Terserah kamu. Kemarin-kemarin kamu tidur dimana?, Tidak pulang ke rumah. Ayah tanya ustadz Ahmad, katanya kamu juga tidak disana"

"Dikafe"

"Aneh-aneh saja kamu" ucap ayah Adit

"Kak Yusuf kan memang aneh" ucap Maryam yang baru saja masuk kedalam kamar kakaknya

LAYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang