chapter 1 LAYU

2.1K 113 3
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.


Laila pov
Sejak pertemuan pertamaku dengannya, aku sudah jatuh cinta padanya. Entahlah.. kurasa seperti itu karena jantungku berdetak sangat cepat dan rasanya sangat nyaman, berbeda jika aku dekat dengan laki-laki lainnya

Mungkin ia telah melupakan pertemuan pertama kami, tapi aku, pertemuan itu masih sangat jelas di benakku karena akulah yang tidak berniat menghapusnya dari memoriku

Sikapnya yang lebih senang menyendiri dan sangat dingin yang membuatku jatuh semakin dalam padanya

Sayangnya aku hanya berani mengaguminya dari jauh. Aku tidak berani mendekat karena aku takut ia akan semakin jauh

Seperti halnya saat ini, aku sedang memperhatikannya. Ia sedang membaca sebuah buku cukup tebal. Terakhir kali aku melihatnya setahun yang lalu, ia tak setampan ini

Dengan segera aku mengalihkan penglihatanku kearah lain saat ia melihat kearahku. Mungkin ia merasa diperhatikan sedari tadi olehku

"Kenapa pergi sih?, Kan aku belum puas natap wajahnya" keluhku saat ia malah beranjak dari duduknya kemudian melangkah masuk kedalam salah satu ruangan di dalam kafe yang kini kutempati untuk bisa melihatnya

"Tunggu-tunggu, kenapa dia masuk kedalam situ?. Bukannya itu tempat manager kafe ini?" Pertanyaanku belum terjawab saat ku melihatnya keluar dari ruangan itu bersama manager kafe ini

Mereka terlihat sangat akrab. Aku terus memperhatikannya dari tempatku duduk

"Apa ia berniat menghusirku dari sini, karena membuatnya tidak nyaman dengan menatapnya terus-menerus?" Tanyaku pelan pada diriku sendiri

"Oh ya tuhan" pekikku saat ia menatapku sekilas dengan senyum kecil yang membuat lesung pipinya terlihat

"Yah-yah pergi deh" keluhku saat ia malah pergi keluar kafe ini, kemudian melangkah kearah sepedanya dan melajukannya menjauhi kafe ini, kafe YL

"Selamat menikmati mbak" ramah seorang pelayan setelah meletakkan seporsi nasi goreng dan dua gelas minuman, air putih dan jus jeruk

"Maaf mbak, saya tidak pesan ini. Saya tidak membawa uang" ucapku menahan langkah pelayan itu

"Semua makanan dan minumannya sudah dibayar, mbak"

"Kau bercanda?" Tanyaku tidak percaya

Pelayan itu tersenyum, "mbak bisa langsung bertanya ke bagian pembayaran, kalau tidak percaya" ucapnya ramah. "Kalau begitu saya permisi" pamitnya, aku mengangguk

Dengan ragu, aku mulai melahap nasi goreng diatas mejaku. Aku berdecak kagum menikmati rasa nasi gorengnya yang sangat enak

"Aku menyesal baru merasakan nasi goreng di kafe ini" gerutuku setelah seporsi nasi gorengku habis

Kuhabiskan minumanku sebelum berdiri dari tempat dudukku. Aku berjalan kebagian pembayaran untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang ada di kepalaku

"Permisi" ucapku ramah

"Ada yang bisa saya bantu, mbak?" Ucap wanita cantik yang bertugas di bagian pembayaran

"Siapa yang telah memesankanku makanan dan membayarkannya?"

Wanita itu tersenyum. "Maaf mbak, tentang hal itu saya kurang tau. Kami hanya mendapatkan perintah dari pak manager untuk melayani mbak dengan sangat baik"

"Melayaniku dengan baik?. Kenapa?"

"Kata pak manager, itu perintah langsung dari pak bos" senyum kembali terbit dibibir wanita cantik di depanku

LAYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang