LAYU

chapter 10 LAYU

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

"Hal yang sama lagi?" Tanya Yusuf merangkul pundak kecil wanita itu

"Kak Yusuf" tangan itu memeluk tubuh Yusuf dengan erat dan Yusuf mengusap kepala wanita itu dengan lembut

"Apa lagi yang dia lakukan dan katakan kepadamu, Ima?" Tanya Yusuf lembut

"Di..dia marahin Fatimah, dia bilang kalau Fatimah tidak pantas untuk dia, dia bilang Fatimah hanya anak kecil yang tidak tau apapun. Padahal umurnya hanya lima tahun diatas Ima" Yusuf mengusap punggung adiknya dengan sayang. "Kak, apa tidak boleh orang menikah kalau berbeda umur lima tahun atau lebih?"

"Itu tidak benar Ima. Kamu lupa cerita tentang nabi Muhammad yang usia dua puluh lima tahun menikah dengan Khadijah yang usianya empat puluh tahun?, Coba, umur mereka beda berapa tahun?"
(Kereksi kalau aku salah)

Fatimah terdiam sejenak sebelum mulai membuka suaranya. "Lima belas tahun" Fatimah kembali terdiam

"Tapi.." "Utsman bin Affan, sahabat nabi Muhammad yang usianya tujuh puluh lima tahun menikah dengan Nailah binti al-Furafishah al-kalbiyyah yang usianya baru delapan belas tahun" potong Yusuf membuat Fatimah akhirnya terdiam dengan semakin mengeratkan pelukannya ditubuh kakaknya
(Sekali lagi, koreksi kalau aku salah)

"Kak Yusuf"

"Tidak ada yang salah dengan perbedaan umur. Tapi kesalahannya ada pada kakak kelas kamu itu. Dia tidak bisa menyadari kalau sebuah berlian telah ia sia-siakan hanya untuk sebuah batu kerikil" ucap Yusuf berusaha menghibur

"Mungkin orang yang dia suka memang lebih baik daripada Ima" ucap Ima merendah

"Kamu hanya harus memperbaiki diri dan ibadahmu. Dekatkan dirimu pada sang pemilik cinta. Jika dia memang jodohmu akan mudah bagi Allah untuk menyatukan kalian, dan jika bukan, ada cinta yang lebih baik yang akan Allah berikan untukmu" Fatimah mengangguk pelan menyetujui ucapan kakaknya

"Seandainya jodoh Ima sebaik kak Yusuf.." "dia akan lebih baik dari pada kakak. Mintalah pada sang pemilik cinta" Yusuf memotong

Kedua saudara itu terdiam membiarkan keheningan menguasai kamar milik Fatimah, tempat mereka berada saat ini

Kedua orang tua Yusuf memang meminta Yusuf untuk tinggal di rumah keluarganya setidaknya hingga kondisinya benar-benar pulih total

"Air mata ini" Yusuf menghapus air mata yang membasahi pipi adiknya. "Tidak pantas mengalir hanya karena laki-laki sepertinya" Fatimah mengangguk lalu berganti mengusap pipi serta matanya yang basah oleh air mata

Kembali hanya kesunyian yang mengambil alih hingga beberapa menit berlalu

"Kak Yusuf" panggil Fatimah dalam pelukan kakaknya

"Hmm" dehem Yusuf mengusap kepala adiknya yang tertutup jilbab

"Kak Yusuf tau kak Laila dimana?" Tanya Fatimah menatap wajah kakaknya

Yusuf mengangguk pelan. Bagaimana mungkin ia tidak tau sedangkan dirinya telah menyuruh seseorang untuk menjaga wanita itu

"Kenapa kakak tidak menyusul kesana?"

"Kerena kakak sedang melakukan sesuatu" ucap Yusuf tenang

"Melakukan apa?, Dan untuk apa?" Tanya Fatimah penasaran tapi Yusuf hanya tersenyum tanpa berniat menjawab

"Kak Yusuf nyebelin" Fatimah meninju pelan dada kakaknya

"Ada waktunya kamu juga akan tau" ucap Yusuf lembut sebelum mengalihkan pandangannya keluar jendela Fatimah