chapter 18 LAYU

1K 58 1
                                    

Maaf updatenya terlambat

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.


Setelah shalat Zuhur, Laila dan Yusuf kembali dirias untuk melakukan resepsinya. Resepsi yang diadakan di taman belakang rumah orang tua Yusuf yang luas

"Kalian sudah siap?, sudah banyak tamu yang datang" ucap bunda Suci yang datang bersama ayah Adit

"Iya bunda" sahut keduanya kompak

Yusuf berdiri dari duduknya lalu berjalan kearah istrinya yang duduk di kursi meja rias

"Ayo" Yusuf mengulurkan lengannya dan Laila dengan senang melingkarkan tangan kanannya dilengan Yusuf

Mereka berjalan dibelakang bunda Suci dan ayah Adit yang tidak kalah memukau dari pada mereka berdua

Bunda Suci benar, sudah banyak tamu yang datang diresepsi pernikahannya dan Laila

Mereka berjalan menuju singgasana pengantin yang telah disediakan. Laila sangat cantik dengan gaunnya dan Yusuf sangat tampan dengan jasnya

Senyum tidak pernah luntur dari bibir keduanya, meski banyaknya tamu yang diundang

"Selamat ya ustadz Yusuf, mbak Laila. Semoga sakinah mawadah warahmah" ucap salah seorang santriwati dari pesantren Maryam Fatimah yang datang ke resepsi itu

"Terima kasih, Siren" ucap Laila yang mengenal santriwati itu karena sempat tinggal di pesantren Maryam Fatimah

Siren adalah salah satu santriwati yang pernah mengirim surat lamaran untuk Yusuf tapi Yusuf menolaknya. Siren melihat kearah Yusuf dengan tersenyum. Ia sadar kalau ustadz mudanya itu telah memiliki calon saat tanpa sengaja melihat Laila yang memeluk ustadz mudanya itu dari belakang saat berada dipekarangan masjid dan ustadz mudanya itu membiarkannya saja

"Marwah" Laila memeluk teman dekatnya saat berada dipesantren, dengan erat

"Aku tidak menyangka akan kembali bertemu denganmu diacara pernikahanmu dan ustadz muda kesayanganmu ini"

"Marwah" Laila memukul pelan lengan Marwah

"Ustadz Yusuf, tolong jaga teman baikku ini ya. Jangan buat dia sampai menangis lagi" Laila melotot pada Marwah, yang membuat Yusuf melihatnya saat Marwah mengatakan kalimat terakhirnya

"Baiklah selamat untuk kalian berdua semoga sakinah mawadah warahmah. Aku permisi, Laila, ustadz Yusuf" pamit Marwah tanpa ingin repot-repot menjelaskan maksud dari ucapannya

"Maaf sudah buat kamu menangis" ucap Yusuf lembut

"Aku yang salah waktu itu" jujur Laila

"Kenapa salah paham?" Tanya Yusuf menggoda

"Tidak" ucap Laila cepat

"Tidak salah?" Ucap Yusuf lagi. "Masa kamu tidak pernah sadar, aku tidak pernah membiarkan perempuan menyentuhku meski hanya bersalaman sekalipun. Tapi kamu, aku membiarkanmu memelukku bahkan kau telah mencium.." Yusuf menggantung ucapannya dengan menunjuk pipinya. "Beberapa kali" lanjutnya menggoda

"Ih.. tidak usah dibahas" Laila dengan gemas memukul dada suaminya

Beberapa tamu bergantian bersalaman dengan mereka. Ada beberapa tamu yang mencuri bicara dengan kedua mempelai itu

"Capek" tanya Yusuf dengan merangkul bahu istrinya setelah antrian untuk bersalaman kosong sementara

Laila mengangguk "tapi aku sangat bahagia" Laila memeluk pinggang suaminya dan menyandarkan kepalanya di tubuh suaminya

LAYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang