"Bukan kebetulan namanya jika aku dan kamu kerap kali bertemu tanpa kesengajaan. Namun, itulah takdir. Takdir yang kelak akan menyatukan aku dan kamu menjadi kita. "
****
Kupersiapkan diriku dengan matang untuk menghadapi ujian nasional yang sudah didepan mata.
Aku dan Fahmi sengaja membuat forum khusus belajar untuk menghadapi ujian nasional yang tinggal 3 hari.
Aku sebagai tutor untuk materi khusus perhitungan dan ilmu alam sedangkan Fahmi sebagai tutor untuk bahasa indonesia, bahasa inggris dan sesekali membantuku dalam soal perhitungan ketika aku mengalami kesulitan.
Inilah yang membuat aku dan Fahmi semakin dekat bahkan ada yang mengira kalau kami berpacaran. Namun, gosip itu hanya aku anggap sebagai angin lewat, karena kenyatannya itu hanyalah sebuah hayalan belaka.
Aku bahagia ketika aku bisa berguna bagi teman-temanku. Membagi ilmu yang aku bisa.
Sinta dan Tasya adalah orang yang paling berpengaruh bagiku. Karena selain mereka selalu mendukungku, mereka jugalah yang selalu menemaniku disaat aku terpuruk."Laras! Ini gimana sih! Kok bisa begini caranya!" Tasya mulai mengeluarkan suara cemprengnya. Merasa kesal dengan soal matematika yang rumusnya saja sudah membuat kepala Pak Bambang botak. Ups, keceplosan.
Pak Bambang adalah guru matematika, materi yang sangat sulit dimengerti. Seperti dia."Ya ampun Tasya! Suara kamu itu loh bikin kita jadi gak konsentrasi!" bentak Sinta.
Tasya hanya menampilkan deretan giginya yang rapi. "Iya maaf. "
"Jelasin dong,Ras... Aku masih belum faham nih...." pinta Tasya kemudian.
"Oke," jawabku, lalu mendekati Tasya.
Aku menjelaskan dengan perlahan dan penuh kesabaran agar Tasya dan yang lainnya dapat memahami dengan mudah.
Dengan penuh telaten, kutuliskan setiap angka dipapan tulis untuk memudahkan mereka memahami."Owhhh gitu..." jawab mereka serampak sambil manggut-manggut.
Aku hanya membalas dengan senyuman.
Tanpa aku sadari, sepasang netra menatapku dengan lekat. Aku tak tau maksud dari tatapan itu. Namun, aku senang karena dia telah menatapku.
Dia yang mulai sadar kalau aku mengetahui dia menatapku, akhirnya menunduk dan menyembunyikan rona merah diwajahnya.
Lucu sekali."Sepertinya aku akan mimpi indah malam ini" batinku.
****
Hari Senin, tepatnya tanggal 4 april 2016 Ujian Nasional dilaksanakan.
Hari ini adalah hari sebenar-benarnya perjuangan bagi seorang siswa.
Tidak lupa aku meminta restu dan do'a dari mama dan bapak agar aku bisa dilancarkan dalam menjawab soal.
Dan kini, tiba saatnya semua do'a kurapalkan agar aku diberi kemudahan.
Hari pertama ujian nasional disambut dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
Aku harus bisa lebih fokus untuk menentukan jawaban yang sesuai dengan teks yang panjangnya seperti jalan tol.
Kulirik perlahan wajah kedua sahabatku. Begitu layu. Sepertinya mereka butuh bantuan,tapi apalah dayaku, guru killer dari sekolah lain yang bertugas sebagai pengawas membuatku tak bisa berkutik apalagi tempatku tepat berada didepan tempat duduknya.
120 menit sudah kami semua seperti didalam penjara yang membuatku, sahabatku dan teman-teman yang lain begitu lelah.
Namun, tidak dengan Fahmi. Ia tetap terlihat santai. Dengan wajah yang tetap berseri-seri. Membuatku semakin jatuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Hijrah Menjemput Halal[COMPLETE]
RomanceKehidupan Laras yang mengikuti perkembangan zaman. Selalu ingin dikelilingi kemewahan tanpa memikirkan kehidupan ekonomi keluarga yang selalu merosot. Selalu mengumbarkan auratnya tanpa memikirkan dosa yang ia limpahkan kepada ayahnya setiap hari. Y...