Part 28

330 27 0
                                    

"Sesempunanya dirimu tetap takkan menggantikan posisinya dihatiku"

******

Pergantian siang dan malam dengan cepat hingga tidak dirasa hari telah berganti minggu, minggu telah berganti bulan, dan bulan telah berganti tahun.

Tidak terasa hampir 4 tahun sudah aku  hidup diperantauan. Jauh dari orangtua, lebih tepatnya jauh dari mama.
Aku hanya bisa pulang kekampung halaman setahun sekali, setiap idul fitri.

Sudah hampir 4 tahun aku belajar dibangku kuliah. Memegang beberapa organisasi di kampus.
Selama 1 tahun, aku menjabat sebagai ketua perhimpunan mahasiswa.
Aku juga pernah menjabat sebagai sekretaris dalam organisasi Rohis di kampus.

Aku mencoba untuk bertanggungjawab dan amanah dalam menjalankan tugasku.
Membagi waktu antara organisasi dan jadwal kuliah. Sebisa mungkin aku memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

Selama 4 tahun, aku mencoba untul melupakan segala tentang Fahmi.
Menyibukkan diri hanya sekedar untuk melupakannya.

Sebisa mungkin aku mencoba untuk menjaga komunikasi dengan Tasya dan Sinta.
Sesibuk apapun, aku selalu memberi kabar pada mereka.

Aku tidaklah munafik, biar bagaimanapun aku masih berharap lebih pada Fahmi.
Menanti setiap notif dengan nama "Calon Suami ❤" sekedar untuk menyapa salam. Tapi nihil, itu semua tidak ada dan tidak akan pernah ada.

Semenjak kepergian Fahmi, Aku baru menyadari satu hal. Bahwa kini aku begitu menikmati makna dari hijrah yang sebenarnya.
Semenjak ia pergi aku sama sekali tidak merespon setiap lelaki yang menyapaku secara langsung ataupun melewati benda pipih milikku.
Aku tidak lagi bertukar kabar dengan yang bukan mahromku.
Dan fikirankupun kini semakin jernih. Walaupun terkadang fikiranku masih melayang memikirkan Fahmi, tapi secepat mungkin aku menghilangkan fikiran itu dengan beristighfar dan mencari kesibukan lain untuk sekedar melupakannya.

Walaupun begitu aku tetap tak pernah  lelah untuk menyelipkan namanya dalam do'aku.
Berharap ia adalah yang terbaik untukku.

" Assalamu'alaikum." suara dosen yang selalu menemani setiap praktik. Ibu Nensi.
Dosen killer ketika dikampus tetapi menjadi berhati hello kitty ketika diluar kampus.
Kepribadian yang sangat mengagumkan.

"Wa'alaikumsalam!" jawab semua mahasiswa diruangan.

"Sekarang kalian akan disibukkan dengan beberapa praktik untuk membuat skripsi. Bahkan kalian juga nantinya akan turun langsung ke beberapa rumah sakit." katanya.
" Disini akan saya bagi menjadi 7 kelompok, dengan setiap kelompok berjumlah 3 orang. Nanti kalian akan dibimbing langsung oleh dokter umum disana." lanjut bu Nensi.

Ibu Nensi mulai membagi kami menjadi 7 kelompok.
Rara dan Vina yang dipilih Bu Nensi untuk sekelompok denganku.
Bu Nensi pun langsung membagi kami kebeberapa rumah sakit untuk terjun langsung selama 2 minggu.

Aku ditugaskan untuk turun langsung di Rumah Sakit besar yang dekat dengan perbatasan kota dan desa. Tidak terlalu jauh dari rumah, hanya membutuhkan waktu 1 jam.
Ini adalah kesempatan yang Allah berikan, agar aku bisa berkumpul bersama mama walaupun hanya 2 minggu.

" Owhhh iya.. Kita kedatangan seorang dokter muda. Dokter umum di rumah sakit yang nantinya Laras dan kawan-kawannya akan ditugaskan!" tegas Bu Nensi lagi.

Suara sepatu fantovel terdengar dengan jelas mendekati pintu ruangan.

" Assalamu'alaikum!" suara seorang pria terdengar jelas ditelingaku. Suara tegas sedikit serak.

Semua mata tertuju padanya. Membuat semua wanita diruanganku terhipnotis dengan wajah tampannya.
Membuatku teringat pada kejadian 5 tahun lalu saat Fahmi baru saja masuk kedalam kelas.
Semua terhipnotis dengan wajahnya yang teramat tampan. Yang selalu terngiang dalam ingatan. Hingga saat ini.

Mahkota Hijrah Menjemput Halal[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang