"Salahkah jika aku berharap lebih?
Karena sikapmu membuatku yakin bahwa perasaan itu benar adanya"******
" Bapak ada urusan diluar, mungkin pulangnya nanti malam. Fahmi, ajak Laras jalan-jalan, barangkali Laras mau beli oleh-oleh nanti," kata Pak Herman setelah acara selesai.
" Iya, Pak. Nanti Laras saya ajak keliling," jawab Fahmi dengan santainya, tanpa memperdulikan jantungku yang hampir lepas.
" Laras. Nanti kalau Fahmi mulai godain kamu, kamu langsung telfon bapak yah," goda Pak Herman sambil menaik turunkan alisnya.
Aku hanya terkekeh, mencoba menutupi pipiku yang mulai menanas.
" Digodain sedikit kan gak apa-apa, Pak," balas Fahmi yang hanya dijawab tertawa oleh Pak Herman.
Entah angin dari mana, Fahmi bisa mengatakan hal itu. Apa dia tega lihat aku mati saat ini juga karena serangan jantung mendadak." Tapi jangan sampai digandeng loh. Belum sah," lanjut Pak Herman, sedangkan aku sudah melempar tatapan tak berarti pada Pak Herman.
" Apasih, Pak. Yasudah Laras mau ke asrama lagi. Mau istirahat." pamitku untuk menyembunyikan rona merah dipipiku.
"Hihhh.. Laras malu...." ejek Pak Herman lagi, membuatku langsung mempercepat langkah.
Aku hanya merutuki kebodohanku karena pergi begitu saja dari hadapan Fahmi dan Pak Herman. Sudah pasti sekarang mereka menertawakan tingkahku yang terlanjut bodoh.
Dan Fahmi, jangan-jangan dia ilfeel. Tidak-tidak, Fahmi kan lelaki baik, mana mungkin dia ilfeel hanya karena ini. Semoga sih ini bukan hayalan semata.***
Kling
Calon Suami ❤
Habis asar aku tunggu kamu dibawah. Kita jalan-jalan sekalian cari oleh-oleh
" Aku akan pergi berdua dengan Fahmi? Huhhfffftt .. Apa yang akan aku katakan nanti jika kita jalan berdua" lirihku. Membayangkan Fahmi saja sudah membuat wajahku memerah, apalagi kalau jalan berdua nanti.
Laras
Iya 😁
Kurebahkan badanku sejenak sambil menunggu shalat dzuhur. Kutatap pelapon warna toska. Warna yang lembut dan dapat menenangkan.
Jarak yang ditempuh kurang lebih 5 jam. Yang memaksaku harus tinggal diasrama ini selama 4 tahun.
Jauh dari orangtua membuatku sulit untuk melakukan hal yang kumau.
Pasti rindu akan selalu menggerogotiku.Kumandang azan terdengar jelas. Aku segera menyudahi renunganku akan masa depan dan bergegas melaksanakan shalat dzuhur.
Setelah shalat dzuhur, kurebahkan lagi badanku dan kupejamkan mataku untuk sejenak mengistirahatkan otakku.
Kriuk... kriuk...
" Kan tadi sudah makan. Kok lapar lagi" kataku pelan. " haduhh.. Gak ada makanan lagi. Kalau lapar begini aku mana bisa tidur" lanjutku sambil memegang perutku.
Tok! Tok! Tok!
" Ampun... panas-panas begini ada aja yang datang," keluhku. Beginilah aku, kalau sudah lapar tapi gak ada makanan pasti bawaannya ingin ngomel.
"Assalamu'alaikum," kata seorang wanita yang memakai tanda pengenal didada sebelah kanannya. Tentu saja dia adalah panitia disini.
"Wa'alaikumsalam," jawabku sambil tersenyum.
" Ada titipan buat kamu," kata wanita itu sambil memperhatikanku dari atas ke bawah. Mungkin dia mengira mengapa bisa ada bidadari di sini. Terlalu pede.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Hijrah Menjemput Halal[COMPLETE]
RomanceKehidupan Laras yang mengikuti perkembangan zaman. Selalu ingin dikelilingi kemewahan tanpa memikirkan kehidupan ekonomi keluarga yang selalu merosot. Selalu mengumbarkan auratnya tanpa memikirkan dosa yang ia limpahkan kepada ayahnya setiap hari. Y...