36. [JaeRan] Take A Rest Dear

172 3 5
                                    

Jaehyun menatap ponselnya dengan senyuman lebar, dirinya tengah melihat photo-photo yang hampir semuanya berisi gadisnya. Mungkin ada berapa ratus photo yang ada di ponselnya yang ia simpan.

Deran dengan wajah datar, sinis, senyum, tertawa, merajuk dan menangis pun mengisi seluruh layar ponsel Jaehyun.

Ketika dirinya menemukan ekspresi gadisnya yang tengah merenggut maka Jaehyun akan tertawa sampai dirinya berguling guling diranjangnya.

Lalu dirinya akan kembali pada posisi seperti semula yaitu bersandar santai. Setelah menemukan photo lucu lagi maka kegiatan berguling guling itu akan berlanjut.

"Astaga aku tak bisa berhenti tersenyum. Jaehyun sadarkan dirimu, nanti kalau kau bertemu dengannya bagaimana" Gumamnya pada diri sendiri. Jaehyun kembali mengusap layarnya hingga menampilkan photo yang lain.

Selagi menatap photo Deran dan dirinya kini layar ponselnya menunjukan sebuah panggilan masuk. Senyum Jaehyun semakin lebar melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Nama My Dear💚 dengan wajah Deran kini nampak dengan jelas. Dengan semangat Jaehyun mengusap icon hijau dan menempelkan ponselnya ditelinga.

'Jae'

Kening Jaehyun mengerut mendengar suara Deran yang terdengar serak.

"Dear kau baik baik saja?" Tanya Jaehyun penuh khawatir.

'Eung aku baik uhuk'

Jaehyun semakin yakin kalau gadisnya ini sedang dalam keadaan tak baik. Jaehyun menyingkap selimut yang menutupi kakinya dengan cepat.

"Kau sakit. Aku akan kesana" Ucap Jaehyun sambil membuka lemari bajunya.

'Tidak apa apa. Aku hanya sedikit flu, kau tak perlu kemari dan maaf hari ini kita batal ke galeri'

Jaehyun justru kini tak mempermasalahkan rencana mereka hari ini akan pergi ke galeri. Kini perhatiannya tercurah penuh pada keadaan kekasihnya yang tengah sakit.

"Kenapa bisa sakit? Bukannya kemarin kau tidak kemana mana bukan? Apakah kau keluar?" Jaehyun me-loud speaker ponselnya lalu diletakan dinakasnya. Dengan cepat Jaehyun mengganti pakaiannya dan menggunakan mantel.

'Aku hujan-hujanan kemarin hehe. Ada seekor anak anjing lucu di perempatan komplek, aku mengejarnya dan ternyata hujan. Jangan marah ya'

Jawaban Deran membuat Jaehyun menghela napas berat. Bagaimana pun Jaehyun tak bisa marah kalau keadaan Deran sudah seperti ini. Kalau dirinya marah mungkin bisa membuat Deran menjadi lebih sakit, owh membayangkannya saja sudah membuat Jaehyun panik sendiri

"Aku akan tetap kesana. Bilang pada  Ten hyung kalau aku akan kesana, orang tuamu sedang dinas ke Australia bukan?  Tunggu Dear" Jaehyun pun menutup panggilannya sepihak dan mengambil kunci mobilnya. Sebelum pergi keluar, Jaehyun membuka p3k yang berada di lemari khususnya, dirinya membawa beberapa obat flu untuk kekasihnya.

Dengan langkah lebar Jaehyun keluar kamar, dirinya melihat Cho Ya dan Taeyong tengah berada di ruang keluar oh jangan lupakan Carol dalam gendongan Taeyong.

"Eoh kakak mau kemana?" Tanya Cho Ya yang menyadari kehadiran Jaehyun. Taeyong pun mengalihkan pandangannya dari Carol pada Jaehyun, dia melihat anaknya sudah rapi dengan balutan mantel coklatnya.

"Deran sakit bun. Aku akan menjenguknya, ah sekalian ijin pulang malam ya" Jaehyun meminta ijin pada Taeyong dan Cho Ya. Cho Ya tersenyum kecil melihat betapa lesunya Jaehyun sekarang.

Jaehyun pun menghampiri Taeyong yang tengah menggendong Carol. Jaehyun mencium dan mencubit pipi Carol dengan gemas hingga membuat Taeyong menjauhkan Carol dari Jaehyun.

"Bun, Bah aku pergi ya. Baby kakak pergi ya"  Pamit Jaehyun terburu buru meninggalkan keduanya yang masih belum bersuara.

"Astaga mereka harus segera menikah. Kakak seperti seorang suami yang tau istrinya akan melahirkan" Gerutu Taeyong yang diangguki Cho Ya.

"Kau juga begitu. Berasa sedang bercermin ya? Oh kau bahkan lebih panik Lee" Ledek Cho Ya dan Taeyong pun hanya nyengir dengan tanpa dosa.
























🌱Story Of Lee Family🌱
























Jaehyun turun dari mobil dengan tergesa, dirinya melihat Ten yang sedang duduk diluar rumah. Jaehyun tersenyum kecil melihat Ten sudah menunggunya.

"Hyung" Sapa Jaehyun. Ten pun berdiri dan menepuk pundak Jaehyun.

"Masuklah, bujuk bocah itu untuk minum obat. Aku sudah menyerah" Curhat Ten pada Jaehyun. Jaehyun mengangkat plastik ditangannya yang berisikan obat itu.

"Aku bahkan membawa ini semua hyung" Ucap Jaehyun. Ten mengacungkan jempolnya pada Jaehyun, tak salah ternyata adiknya itu memilih seorang kekasih. Sudah wajahnya yang tak diragukan lagi ditambah dengan kepribadiannya yang luar biasa membuat Ten merasa yakin.

"Ayo" Ten merangkul Jaehyun mengajak calon adik iparnya itu masuk. Jaehyun pun tersenyum dan masuk, dirinya tak sabar melihat keadaan Deran.

Ten pun membuka pintu kamar Deran dengan pelan. Jaehyun pun yang sedari tadi mengekori Ten kini akhirnya melihat kekasihnya tengah membaca sebuah buku.

"Hey kekasihmu datang" Ucapan Ten yang tiba tiba membuat Deran menjatuhkan bukunya karena terkejut. Deran tersenyum lebar melihat Jaehyun yang berada dibelakang Ten.

"Jae~" Ten berdecih melihat Deran memanggil Jaehyun dengan manja seperti itu. Jaehyun pun duduk samping ranjang Deran, tatapan Jaehyun tertuju pada obat yang berada di nakas Deran.

"Kau tidak meminum obatnya?" Mendengar perkataan Jaehyun, Deran langsung merenggut tak suka.

"Tidak. Lagi pula flu ku tidak terlalu parah" Kesal Deran. Jaehyun pun mengambil obat itu lalu membiarkannya berada ditelapak tangannya.

Ten yang melihatnya pun menahan tawa. Raut wajah Deran sudah sangat keruh dan itu kesenangan tersendiri untuk Ten.

"Ayolah" Bujuk Jaehyun. Deran bermuka masam membayangkan pahitnya obat yang kini berada ditangan Jaehyun.

"Minumlah. Aku akan membuatkanmu jus" Ucap Ten sambil keluar dari kamar adiknya. Jaehyun pun kembali menyodorkan obat itu pada Deran.

Deran menatap Jaehyun dengan tatapan pasrah, dengan ragu tangannya mengambil obat itu. Jaehyun langsung mengambil gelas berisi air itu dan menunggu Deran memasukan obat itu ke mulutnya.

"Ayo Dear" Desak Jaehyun. Deran pun memutar matanya dan memalingkan wajahnya dari Jaehyun. Ini yang Deran tak ingin Jaehyun datang, selalu saja seperti ini.

"Minumlah" Deran mengambil gelas itu, menegaknya hingga tandas. Keningnya berkerut merasakan pahitnya itu tak hilang.

"Uhuk" Deran memukul dadanya merasakan tenggorokan tak nyaman. Jaehyun mendekat ke arah Deran dan mengelus punggung Deran lembut.

"Ukh pahitnya tidak hilang" Keluh Deran tak suka. Jaehyun yang melihatnya hanya tersenyum miris, Jaehyun meraih tengkuk Deran dan menciumnya.

Jaehyun tak ingin gadisnya itu merasakan pahitnya obat itu sendirian. Akhirnya Jaehyun mengorbankan diri mengecap rasa pahit itu agar Deran tak begitu menderita.

"Benar pahit" Ucap Jaehyun setelah melepaskan ciumannya. Deran dengan wajahnya yang memerah akhirnya menarik selimut menyembunyikan wajahnya.

"Kau mengambil kesempatan dari kesempitan Jae!" Sentak Deran yang tetap menyembunyikan wajahnya dalam selimut.

Jaehyun tertawa lepas karena kekasihnya itu tak mau menyingkap selimutnya. Jaehyun menarik narik kecil selimutnya dan akhirnya wajah Deran terlihat walaupun hanya matanya.

"Jangan menciumku dulu. Kau bisa tertular" Ucap Deran pelan. Jaehyun tersenyum miring sambil menaik naikan alisnya menggoda gadisnya itu.

"Kenapa? Toh itu hanya mitos. Aku tak pernah mengalaminya, sudah berapa kali aku menciummu ketika sakit? Buktinya aku baik baik saja" Ucap Jaehyun santai tapi sukses membuat Deran malu besar.

"Keluar saja kau Jae!"



















Fin

Story Of Lee Family [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang