41. [TaeYa] Masa Depan

155 2 11
                                    

"Lee tanyakan pada Jaehyun kapan mereka akan pulang? Aku belum memasak" Teriak Cho Ya dari dalam kamar.

Taeyong yang sedang menggendong Carol pun akhirnya mendudukan diri di sofa dan meraih ponsel dimeja.

Jaehyun dan Donghyuk memang sedang tidak ada dirumah, mereka bilang ingin bermain ke wisata baru yang ada di apgujeong. Ya namanya juga anak muda, melihat sesuatu yang viral pasti langsung menjadi buruan.

Taeyong pun mengetikan pesan yang menanyakan kapan anak anak bujangnya itu pulang. Sementara Carol yang kini sudah berusia sembilan bulan sedang dalam masa menempel pada Taeyong.

Setiap tidak ada Taeyong pasti bayi cantik itu menangis tak henti. Bahkan saat Taeyong melakukan tes kesehatan, Cho Ya dibuat kewalahan dengan rewelnya Carol.

Dan itu sudah terjadi semenjak Carol menginjak usia tujuh bulan. Mungkin karena dirumah lebih banyak kaum adam, Carol menjadi lebih suka menempel pada laki laki.

Ponsel Taeyong pun bergetar, dengan segera Taeyong membuka pesan yang diterimanya dari Jaehyun.

"Cho! Mereka akan pulang larut dan makan dijalan. Katanya Donghyuk ingin ke bioskop dulu" Ucap Taeyong setengah berteriak.

Tak lama setelah Taeyong mengatakan itu, Cho Ya pun keluar dari kamar dengan baju tidur.

"Cho Ini masih sore, kenapa sudah memakai baju tidur?" Tanya Taeyong heran dengan Cho Ya yang sudah siap seperti ingin tidur.

"Aku malas berganti nanti. Sekalian saja sekarang" Ucap Cho Ya sambil membaringkan diri disofa panjang yang kosong itu.

Taeyong pun akhirnya mengangguk mengerti lalu dirinya kembali mengoceh bersama anak bungsunya.

"Princess Carol semakin menggemaskan saja. Abah jadi semakin ingin menggigit pipimu ini" Ucap Taeyong gemas sambil menepuk kecil pipi Carol yang berisi.

Bayi itu tersenyum lebar memperlihatkan mata sipitnya yang ikut tersenyum. Taeyong yang gemas pun langsung menciumi wajah putrinya.

"Aigoo princess semakin lucu, abah jadi tak ingin kau bertumbuh besar" Ucapan Taeyong membuat Cho Ya mendelik.

"Kalau Carol tidak bertumbuh besar kau akan selalu kerepotan" Ucap Cho Ya sambil mengunyah kripik kentang.

"Aku takkan kerepotan selamanya" Ucap Taeyong yang masih senantiasa menatap putri mungilnya.

"Sekarang kau bisa berkata seperti itu Lee. Tunggu sampai umurmu 70 tahun, baru kau tau rasanya kerepotan" Taeyong tergelak mendengar ucapan Cho Ya.

"Tenang saja. Aku masih punya kau untuk menua bersama, setidaknya bukan hanya aku yang merepotkan anak anak" Ucapan Taeyong membuat Cho Ya tersenyum kecil.

Ayolah membayangkan dirinya bersama Taeyong menua bersama. Mereka akan seperti pasangan lansia yang sempat mereka temui di pasar tadi pagi.

Cho Ya ingat betul ketika si kakek  meniup debu di kursi untuk tempat duduk si nenek. Lalu si nenek itu menyuapkan sepotong odeng pada si kakek dengan senyuman yang terpatri indah di wajahnya. Melihat itu saja membuat Cho Ya membayangkan masa tuanya dengan Taeyong nanti.

Akankah suaminya itu tetap romantis dan kekanak kanakan seperti sekarang?

Akankah suaminya tetap memujinya cantik disaat keriput memenuhi wajahnya?

Akankah suaminya tetap menemaninya walaupun dirinya sudah tak menarik lagi?

Akankah suaminya itu tetap setia padanya?

"Cho, kau sedang memikirkan apa? Serius sekali" Ucap Taeyong menyadarkan Cho Ya dari lamunannya.

"Hanya berpikir saja. Betapa bungkuknya kau saat tua nanti" Celetukan asal Cho Ya membuat Taeyong mengerucutkan bibirnya.

"Walaupun nanti aku bungkuk, aku akan selalu kuat untuk menggendongmu" Ucap Taeyong percaya diri.

"Benarkah? Baiklah nanti kalau aku sudah tak bisa jalan kaki lagi, kau adalah kakiku yang kedua ya?" Taeyong tertegun mendengarnya hingga dia tersenyum pada Cho Ya.

"Aku akan menjadi segalanya bagimu" Ucap Taeyong lembut. Cho Ya terenyuh mendengarnya, rasa haru menyeruak dalam dirinya.

"Aku sudah membayangkan Jaehyun menikah dengan Deran lalu kita mempunyai cucu yang menggemaskan. Mereka akan menitipkan cucu kita disaat mereka ingin bermesraan dan kita dengan senang hati menjaganya setiap pekan.

Lalu aku terbayang Donghyuk benar benar menjadi ilmuan yang sukses hingga dia bertemu gadis kutu buku yang memikat hatinya. Aku selalu membayangkan Donghyuk yang berusaha romantis tapi kenyataannya dia hanya bisa bercanda.

Untuk uri princess, aku dan kakak kakaknya akan menjaga dia dari laki laki yang tidak baik. Kita akan sangat berhati hati agar uri princess tidak terjerumus pada hal hal yang salah. Kita akan menjaganya sampai dia mendapatkan seseorang yang bisa menjaganya seperti kita"

Ucapan panjang lebar Taeyong membuat Cho Ya membayangkan apa yang dikatakan suaminya itu. Benar, nanti ada saatnya mereka harus melepas anak anak mereka demi kebahagiaannya.

Cho Ya tersenyum hangat mengingat dirinya sudah membesarkan anak anaknya hingga saat ini. Saat saat dirinya masih bingung ketika Jaehyun lahir, saat saat dirinya mengajarkan Donghyuk berjalan, saat saat dirinya menatap bola mata Carol yang berbinar binar.

Astaga dirinya benar benar bersyukur memiliki keluarga yang sempurna ini. Ah tapi ada yang lebih dia syukuri dari semua itu.

Dirinya bersyukur karena telah dipertemukan dengan seorang Lee Taeyong.

Lelaki yang begitu menyebalkan dan suka membututinya itu ternyata mampu meluluhkan hati seorang Cho Ya yang dikenal tak punya perasaan.

"Kau sedang membayangkan apa lagi?" Suara Taeyong lagi lagi membuat Cho Ya tersadar dari lamunannya.

Cho Ya pun menatap Carol yang ternyata sudah tertidur dipangkuan Taeyong. Cho Ya bangkit dari tidurnya dan duduk disamping Taeyong.

"Sudah tidur?" Tanya Cho Ya sambil mengusap pelipis Carol yang berkeringat.

"Aku rasa uri princess lelah tertawa. Aku tak berhenti menggelitikinya tadi" Ucap Taeyong yang membuat Cho Ya tersenyum semakin.

"Aku rasa Carol akan sangat cantik saat sudah besar" Ucap Cho Ya.

"Tentu saja. Hasil peraduan kita memang tak pernah gagal" Ujar Taeyong frontal. Cho Ya langsung mencubit kecil paha Taeyong.

"Akh sakit" Ringis Taeyong.

"Makanya kalau berbicara itu disaring dulu" Nasihat Cho Ya. Cho Ya mengambil Carol dari gendongan Taeyong.

"Mandi sana. Aku akan menidurkan Carol dulu" Ucap Cho Ya. Taeyong pun meregangkan tangannya lebar lebar karena merasa pegal menggendong Carol.

Cho Ya pun melangkahkan kakinya menuju kamar mereka, jangan lupakan Taeyong juga berjalan mengikuti mereka.

Cho Ya meletakan Carol di box bayi dengan hati hati. Taeyong bersandar di pintu memperhatikan Cho Ya yang menyelimuti putri mereka.

"Kenapa kau berdiri disitu? Bukannya ke kamar mandi?" Tanya Cho Ya bingung. Taeyong tersenyum miring.

"Mau ikut mandi Nyonya Lee?"

"Mati saja kau!"
















Fin

Story Of Lee Family [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang