14. [JaeRan] Putus

226 2 0
                                    

Deran menatap layar ponselnya sedari tadi, tidak ada kabar dari kekasihnya satupun. Deran tahu kalau kekasihnya itu kini tengah sibuk mengerjakan projek besarnya.

"Hahhh" Deran menghela napasnya berat.

Dia rindu kekasihnya.

Ten menatap adiknya yang lesu seperti yang tengah kurang darah.

"Ade sakit?" Suara Ten membuyarkan lamunan Deran.

"Engga bang" Jawab Deran singkat.

"Ngelamun ya? Sini cerita sama abang" Deran menghampiri pelan kakaknya lalu duduk disamping Ten.

"Abang"

"Kenapa?" Deran memainkan tangan Ten ga jelas.

"Abang kayaknya senggang banget ya, sering dirumah sering nemenin ade... Jae kan  udah selesai kuliah, kenapa dia sibuk banget ya?" Ten sekarang tau kenapa adiknya begitu murung beberapa hari ini.

"Ade, Jae kan masuk panitia this natalis kampus sebagai alumni. Dia pasti banyak ngurus acara itu, abang juga denger kalo dia bakal tampil sebagai bintang tamu jadi pasti dia sibuk" Deran sedikit menyunggingkan senyum kecilnya. Dirinya bangga mendengar kekasihnya akan tampil.

"Ade harus ngerti keadaan Jaehyun, sebagai pacar yang baik ade harus percaya Jaehyun malahan harus dukung dia sepenuhnya" Nasehat Ten. Deran menundukan kepalanya.

"Tapi kenapa ya ade ga enak hati, soalnya Jae ga ngasih kabar sama sekali, ade juga ga tau kalo Jae bakal tampil" Ten mengusap pelan pucuk rambut adiknya.

"Tenang ya de. Minggu depan acaranya mulai, nanti abang ajak ade kesana deh kita liat pacar kamu tampil" Deran tersenyum lebar mendengar ajakan kakaknya.

"Ade harus beli baju buat nanti hehe" Deran melesat menuju kamarnya.

"Dasar khkh" Ten hanya terkekeh melihat adiknya yang tengah kasmaran itu.



Seminggu kemudian



"Abang ayo dong ah lama banget" Deran udah siap dengan setelan barunya, kemarin dia mengajak kakaknya keliling mall karena ingin mengejutkan kekasihnya. Bahkan dia rela didandani oleh ibunya demi menghadiri acara ini.

"Kalem elah" Ten mengambil kunci mobilnya-

"Sini ade aja yang nyetir, abang diem aja ya menikmati perjalanan" Deran mengambil kunci mobil yang berada di tangan Ten dan melesat langsung memasuki mobil.

"Tumbenan, biasanya juga kalo disuruh malah ngajak gelut" Gumam Ten pelan. Akhirnya Ten dengan senang hati duduk di kursi penumpang. Kapan lagi dirinya bagai pangeran yang disupiri adiknya haha.

"Abang jangan kasih tau Jae ya, soalnya semalem aku bilang sama dia mau pergi sekarang"

"Iya bacot ah"

"Ih abang kasar!"

"Biarin"

Deran mengerucutkan bibirnya kesal pada kakaknya.

...

"Abang bangun ih kok malah tidur. Udah sampe nih" Ten langsung bangun dan merapihkan penampilannya.

"Giliran gitu baru rapi rapi" Sindir Deran.

"Udah ayo" Deran menggandeng Ten dengan senyumnya yang sedari tadi belum luntur.

"Abang kita pisah disini, awas ya kalo bilang sama Jae" Ten memutar matanya malas melihat adiknya yang begitu antusias.

"Ya udah sana"

Story Of Lee Family [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang