42. [Lee Fams] Obrolan Malam

164 3 3
                                    

Jaehyun mengetuk ngetuk jarinya di meja, dia terlihat berpikir keras kali ini. Sudah setengah jam Jaehyun berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun.

Pikirannya kini tengah berkelut tanpa ujung, kadang dia tersenyum lebar namun kadang juga senyumnya luntur.

"Apakah aku harus berbicara dengan abah dan bunda dulu?" Gumamnya pada diri sendiri.

"Apakah tidak apa apa?"

"Haruskah? Mungkin aku bisa dapat pencerahan hehe"

"Benar juga. Siapa tahu mereka ada solusi, aku juga tak bisa memutuskan hal ini secara sepihak"

Hmm sepertinya Jaehyun hari ini kurang tidur hingga meracau sendirian seperti itu. Jaehyun melihat jam digital dinakas menunjukan pukul sepuluh malam.

"Hahhh mungkin mereka sudah tertidur. Akan kucoba, kalau mereka belum tidur maka aku akan berbicara. Tapi jika mereka sudah terlelap maka besok aku harus berbicara. Benar Lee Jaehyun! Kau harus segera menemukan pencerahan"

Jaehyun mengepalkan kedua tangannya berusaha berpikiran positif dan menyemangati dirinya. Jaehyun pun keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang keluarga.

Mata Jaehyun berbinar melihat TV masih menyala dan kedua orang tuanya juga sedang bersantai disana.

"Abah... Bunda..." Panggil Jaehyun pelan. Mereka menoleh dan tersenyum, oke sepertinya itu sedikit menenangkan Jaehyun yang kini gugup seketika.

"Kenapa sayang? Belum tidur?" Tanya Cho Ya yang sekarang menegakkan tubuhnya. Taeyong pun ikut duduk dengan benar setelah bersandar pada Cho Ya tadi.

"Belum bun. Baby Carol sudah tidur?" Tanya Jaehyun basa basi. Taeyong pun mengangguk keras.

"Iya uri princess sudah tidur dengan lelap. Tadi abah bermain bersamanya sampai uri princess kelelahan" Ujar Taeyong dengan berbinar binar. Jaehyun yang melihatnya pun tertawa kecil melihat antusias Taeyong.

Jaehyun pun mendudukan diri disofa lain yang kosong, Cho Ya dan Taeyong pun saling menatap bingung. Tidak biasanya Jaehyun ikut bergabung dengan mereka ketika berdua saja.

"Abah.. Bunda.." Jaehyun memulai pembicaraan. Taeyong menyipitkan matanya ke arah tangan Jaehyun yang saling meremas. Oh anak sulungnya ini pasti ada yang ingin disampaikan.

"Kenapa? Ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Taeyong yang kini disambut senyuman aneh oleh Jaehyun.

"Eum sebenarnya iya tapi aku bingung mulai dari mana" Jaehyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bicara saja sayang" Ucap Cho Ya yang membuat Jaehyun menghembuskan napasnya berat.

"Abah.. Bunda.. Umurku sudah dewasa ya?" Tanya Jaehyun lirih. Cho Ya dan Taeyong pun tersenyum lembut mendengarnya.

"Ternyata kami sudah cukup tua ya. Tidak terasa umurmu sudah dewasa Jae" Ucap Taeyong.

"Apakah kalau aku sudah dewasa, aku bisa memilih?" Tanya Jaehyun hati hati.

"Tentu saja sayang. Tapi jangan lupa untuk selalu memberitahu kami, kami tidak ingin anak sulung kami mengambil jalan yang salah" Jelas Cho Ya. Taeyong pun mengangguk mengiyakan pernyataan istrinya.

"Bukannya kami tidak percaya dengan pilihanmu, setidaknya kami tahu apa yang kamu pilih. Jika itu baik untukmu, maka kami akan mendukungnya. Dan jika itu buruk untukmu, maka kami akan membuatmu untuk mempertimbangkannya lagi" Tambah Taeyong.

Jaehyun tersenyum haru mendengar kedua orang tuanya yang menasihatinya seperti ini. Jarang sekali memang mereka mengobrol serius seperti ini.

"Menurut abah dan bunda apakah aku sudah bisa membina keluarga diumurku sekarang?" Mendengar pertanyaan itu dari Jaehyun membuat Taeyong dan Cho Ya mengerti sekarang arah pembicaraan anak sulungnya itu.

Diam diam Cho Ya dan Taeyong menahan senyum gelinya, ini yang mereka tunggu tunggu. Sudah lama mereka menunggu Jaehyun untuk membicarakan hal ini dengan mereka.

"Kau sendiri sudah siap?" Tanya Taeyong mulai tegas. Tanpa sadar Jaehyun juga menegakan tubuhnya.

"Eung aku rasa.. Aku tidak yakin" Lirih Jaehyun.

"Bunda pernah melihat buku tabungan kakak" Pancing Cho Ya. Jaehyun terlihat terkejut mendengarnya.

"Kakak punya uang sebanyak itu dari mana? Bunda yakin kakak memiliki penghasilan lain" Ucapan Cho Ya membuat Jaehyun terdiam beberapa detik.

"Sebenarnya.. Eum sebenarnya aku menjadi salah satu pemegang saham terbesar disalah satu perusahaan" Cicit Jaehyun.

Taeyong dan Cho Ya jelas saja terperangah mendengar fakta yang baru saja dikatakan anaknya. Se-apik itu Jaehyun menyimpannya sendirian hingga kedua orang tuanya saja tidak tahu.

"Benarkah? Perusahaan apa?" Tanya Taeyong yang sudah penasaran.

"Y L.td bah" Ucap Jaehyun. Taeyong membulatkan matanya terkejut.

"Bagaimana bisa kau masuk ke sana Jae? Setahu abah perusahaan itu tidak merekrut investor non member" Ucap Taeyong. Cho Ya yang tidak mengerti pun akhirnya semakin ingin tahu.

"Aku ada kenalan eksekutif disana dan dia mengajakku untuk investasi dusana" Ucapan Jaehyun membuat Taeyong merasa bermimpi.

"Memangnya itu perusahaan apa?" Tanya Cho Ya bingung.

"Asalnya itu perusahaan di bidang makanan tapi mereka juga mengembangkan beberapa bidang sekarang. Mereka bergerak dipasar internasional dan bahkan tak pernah merugi" Jelas Taeyong yang membuat Cho Ya terkejut luar biasa.

"Kakak penghasilan disana berapa?" Tanya Cho Ya. Jaehyun terlihat berpikir sejenak.

"Aku rasa rata rata mendapatkan $40.000 per bulan dan bahkan bisa lebih" Ucap Jaehyun sedikit ragu.

"Berarti kakak bisa mendapatkan setengah miliar won dalam satu tahun? Astaga membayangkannya saja sudah membuatku pusing" Ucap Taeyong. Jaehyun hanya tersenyum kecil.

"Aku sudah menabung empat tahun. Aku rasa itu cukup untuk biaya pernikahan" Ucap Jaehyun malu malu.

"Bukan sekedar cukup. Kakak bahkan sudah bisa membeli rumah" Ucap Cho Ya.

"Ah iya aku juga sudah membeli rumah di gangnam" Celetukan Jaehyun membuat Cho Ya dan Taeyong merasa pusing seketika.

"Kakak sudah penuh persiapan ternyata. Jadi kapan rencananya kakak akan menikahi Deran?" Tanya Cho Ya akhirnya langsung pada inti.

"Aku ingin meminta saran pada abah dan bunda untuk waktunya. Dan mungkin nanti aku akan berbicara dulu dengan Deran dan orang tuanya" Jelas Jaehyun.

"Sebaiknya kakak bicara dulu dengan Deran. Setelah kalian yakin, baru kita bicarakan lagi waktunya. Lagi pula orang tua Deran jarang berada di Korea bukan?" Jaehyun terlihat berpikir sambil mengangguk anggukan kepalanya mendengar ucapan Taeyong.

"Baiklah aku sudah ada sedikit pencerahan. Hahh akhirnya lega juga sudah menceritakan ini semua. Aku tak perlu membuat alasan lain untuk pergi rapat ke perusahaan" Ucapan Jaehyun kini terdengar santai daripada sebelumnya.

Bebannya selama ini kini sudah terangkat, dirinya tak perlu diam diam pergi latihan untuk ke perusahaan.

"Oh jadi kakak selama ini berbohong hm?" Jaehyun terdiam mendengar nada seram dari Cho Ya.

"Bukannya begitu bun aku.. Aku.. Aku" Jaehyun berpikir keras untuk membuat alasan lagi. Dirinya tak menyangka Cho Ya akan bertanya seperti itu, benar benar diluar dugaannya.

Jaehyun melihat Cho Ya berdiri dari duduknya. Seketika Jaehyun merasa terancam dengan bundanya itu.

"Berdiri Lee Jaehyun" Ucap Cho Ya. Jaehyun dengan takut akhirnya berdiri tanpa menatap Cho Ya.

Hingga kini tubuhnya terasa hangat menyadarkan Jaehyun. Bundanya itu tengah memeluknya hangat.

"Bunda bangga pada kakak" Ucap Cho Ya dan itu membuat Jaehyun senang tak karuan. Taeyong pun menatap anak dan istrinya penuh haru.

"Kami bangga padamu Jae" Ucap Taeyong.



















Fin

Story Of Lee Family [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang