cerita 16

167 16 2
                                    


Sebelumnya

Saat gendra ingin pergi pergelangan tangannya ada yang memegang sebuah tangan penuh darah.

Keringat sudah membasahi keningnya tubuhnya gemetar. Aska dan roni yang sudah khawatir langsung menghampiri gendra.

Bruk

Gendra pingsan untung saja roni dan aska sigap menangkapnya. Mereka pun membawa gendra keruang kesehatan

16

" loh kok aku disini " ucap gendra

Gendra sekarang ada di sebuah ruangan, seperti gudang, ya gendra ingat ini adalah salah satu gudang tempat alat alat olaraga.

Gendra bingun kenapa dirinya disini bukannya tadi ia pongsan di kantin.
Gendra mengelilingi gudang besar itu.

Ia berhenti di salah satu sudut ruangan.
" d..di..a" ucap gendra gagap
Gendra meliha seseoarang wanita yang duduk di sudut ruangan dengan memeluk lututnya.

Wanita itu memiliki Rambut panjang, wanita itu menangis, gendra  sangat kenal wanita itu ya dia adalah gladis yang selalu mengganggunya belakangan ini.

Gendra sebenarnya takut tapi jika dia terus begini ia tidak akan terbebas gangguan dari wanita ita , jadi gendra memberanikan diri untuk bertanya.

" k...kau gladis kan " tanya gendra menahan takut.
Gladis menatap gendra sayu, tapi tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan gendra .

"kenapa kau selalu menggangguku, apa aku ada salah ? " tanya gendra sekali lagi.
"bukan kau tapi kakakmu "jawab gladis menatap gendra dengan mata tajam, dan nada marah.

" kak arlo " tanya gendra
Gladis tidak menjawab dia hanya mengeleng

" lalu siapa bukannya gara gara diputusin kaka arlo kau bunuh diri " tanya gendra bingun
" aku tidak serendah itu, aku tidak peduli saat arlo memutuskan ku, walau aku masih mencintainya, tapi setidaknya aku bukan orang bodoh yang akan bunuh diri hanya masalah seperti itu " jawab gladis.

" jadi kau tidak bunuh diri tapikan..." ucap gendra tapi dipotong oleh gladis.
" dia membunuh ku " ucap gladis memotong

Deg

" tidak mungkin " ucap gendra lemas
" dia membunuh ku " ucap wanita itu lagi
" KAK ARLO BUKAN ORANG SEPERTI ITU " ucap gendra marah.
" bukan arlo " ucap wanita itu
" jika bukan arlo lalu siapa " tanya gendra

Tapi tiba tiba pandangannya memburam dan gelap seketika.

"Eungh" lenguh gendra matanya sangat berat ia terus memaksakan membuka mata.
Saat ia membuka mata ia mengenali dimana dia saat ini uks.

Ya gendra berada di uks

" gen lo idah bangun " tanya roni
" hem " jawab gendra
"syukurlah gue tadi panik banget lo tiba tiba pingsan di kantin " ucap farhan

" gen lo kenal sama wanita itu " tanya aska
Gendra hanya mengganggukkan kepala.
Sementara roni dan farhan memilih untuk diam karena mereka juga tidak mengerti.

" siapa " tanya aska lagi
" namanya gladis, mantan pacar kak arlo " jawab gendra
" hah mantan sejak kapan kakak lo ada pacar " tanya farhan.

" itu dulu saat kak masih kelas 2 , kabarnya sih dia bunuh diri gara gara diputusin soalnya manyatnya ditemukan di lantai 3 dengan nadi di tangannya tergores, tapi tadi di alam bawah sadar gue di bilang di bunuh " jelas gendra.

" hah maksud lo yang ngebunuh dia itu kak arlo tapikan kak arlo itu orang baik walau ngeselin " ucap farhan.

"bukan kak arlo katanya, tapi dia bilang gara gara kakak gue, tapi kak arlo bukan " uvap gendra bingun

" masak kak deska " tanya roni
" gak mungkinglah, kak deska mana kenal sama gladis lagian masalahnya apa coba " ucap gendra.

" yaudah lo mau disini apa kekelas soalnya jam pelajaran sudah mau dimulai " tanya aska .
" gue ke kelas aja deh, kalo disini gak ada yang gue jailin " ucap gendra

" dasar" ucap farhan
Mereka berempat pun pergi dari ruangan kesehatan tersebut.
Menuju kekelas.

Tapi tanpa mereka sadari dibalik gorden uks ada yang mengintip mereka.

Seorang wanita dengan senyum mengembang menatap mereka.

" aku memebencimu deska" ucap wanita itu

MAD  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang