cerita 35

114 10 1
                                    

Sebelumnya

“ lalu yang jaga gendra siapa”

“ gendra ikut “

“ apa kau gila “

“ gendra ingin bertemu kakak kangen katanya, dia juga mau sembuh “

“ serius kamu “

“ayo kita mulai dari awal kak”

“ iya kakak dateng “

35

Malam itu malam yang sangat di nanti oleh deska, deska kini berada di sebuah apartement pribadi miliknya, sekarang ia tengah sibuk memilih jas untuk di pakai saat pertemuan antara dirinya dan gendra.

" ishh kalau ini warnanya gak cocok " ucap deska sambil memengang jas berwarna merah, lalu ia lempar jas itu mengambil jas satu nya lagi.
" kalau ini keliatan jelek " ucap deska lagi.

Cukup lama ia memilih jas hingga ia jatuh pada jas pilihan pertamanya yaitu coklat muda.
Ia segera mengganti baju nya dengan jas pilihannya.

Sementara di lain sisi arlo dan gendra nampak semangat mereka sudah siap dengann balutan jas senada berwarna biru muda.

Mereka kini berada dalam perjalanan menuju ke restoran tempat mereka janjian. Cukup lama dalam perjalanan akhirnya mereka sampai pada restoran mewah bernuangsa gold.

Mereka masuk berdampingan para pelayan berbaris rapi menyambut mereka.
" kak kok sepi sih " ucap gendra pada arlo
" ya kak arlo sama kak deska sudah menyewa restoran ini khusus untuk kita bertiga" ucap arlo hanya di balas anggukan oleh gendra.

Mereka kini duduk di sebuah meja mewah berhiaskan lilin lilin, arlo dan gendra menunggu kedatangan deska karena gendra bosan jadi dia dari tadi sengaja meniup niup lilin lilin di meja tersebut.

Arlo bahkan sudah lelah memarahinya bukan karena lilinnya karena pelayan nya yang gendra usilin
" tante lihat lilin nya mati aku gak sengaja meniupnya " ucap gendra manggil pelayan wanita yang sedang bertugas.

Wanita itu menghampiri gendra dan menyalakan lilinnya lagi . Setelah lilinnya nyala gendra dengan sengaja meniupnya lagi dan memanggil pelayan yang berbeda.

Dan gendra terus melakukannya dengan alasan bosan. Hingga datanglah seorang laki laki tampan berjalan ke arah meja  mereka.

" hei udah lama nunggu maaf tadi macet soalnya " ucap deska langsung duduk di kursi yang di sediakan berhadapan langsung pada gendra.
" iya kakak lama tau kasihan pelayan nya dari tadi gen usilin " ucap arlo pada deska

" sama aja gak pernah berubah kamu " ucap deska lembut pada gendra sementara gendra hanya menunduk ia tersenyum malu.

Deska tau gendra memang belum sepenuhnya pulih makanya ia tak memaksakan gendra. Ia cuma berharap gendra memaafkan kesalahannya.

"gimana kondisi kamu sudah baikan " tanya deska lembut pada gendra. Sementara gendra hanya mengangguk dalam tunduknya.

Sebenarnya gendra sudah merasa tidak nyaman, tapi ia melawan rasa takut itu keningnya sudah berkeringat cukup banyak.

Deska sadar kalau gendra berkeringat, deska dengan cepat mengambil sehelai tisu. Saat deska ingin mengusap keringat gendra, gendra berherak menghindari tangan deska yang memengang tisu.

Deska tak tinggal diam ia terus menggapai kening gendra, hingga saat tisu tersebut menempel ke kening gendra deska segera mengelap keringat gendra dengan tisu dengan cukup lembut.

Gendra yang awalnya ketakutan kini merasa nyaman oleh kelembutan deska, gendra mengankat kepalanya melihat deska tersenyum ke arahnya, dengan begitu gendra membalas senyuman itu.

Arlo sedari tadi memperhatikan interaksi deska dan gendra ia tersenyum harapannya semoga keluarganya kembali.

Malam itu adalah malam bahagia buat deska ia bisa kembali kerumah yang sangat ia rindukan, gendra mau memaafkan dirinya walau belum sepenuhnya gendra bisa menerima kasih sayangnya seperti dulu.

Keesokan harinya mereka bertiga sedang sarapan.
" makan yang banyak sudah lama gen tidak makan masakannya kakak kan " ucap deska
" iya " ucap gendra tersenyum pada deska

" masakan ku juga tak kalah enak " sindir arlo
Gendra menatap arlo dengan intens
" ohya tapi kenapa masakan kak ar rasanya aneh " ucap gendra langsung membuat deska tertawa.

" itu bukan aneh gen itu namanya kreatifitas, rasa masakan kak des  sudah biasa tapi punya kakak luar biasa " ucap arlo
" mencoba hal yang baru iyu boleh tetapi jangan berlebihan " ucap deska

MAD  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang