cerita 37

166 13 0
                                    

Sebelumnya

Arlo yang mendengar itu langsung menghela nafas lega. Dan lagi lagi membuat gendra tertawa. Hari itu villa dipenuhi tawa. Bahkan gendra kini sudah tertidur dipelukan deska akibat lelah tertawa.

Sama halnya dengan arlo juga tertidur di pelukan deska.
Deska memeluk kedua adiknya tersebut.

" semoga hal itu tidak akan terjadi " ucap deska lalu menutup matanya.

37

Pagi itu deska mendapat paket dari seseorang misterius, sebenarnya bukan misterius paket yang sudah ia hafal isinya dan pengirimnya.
Semenjak jeliv meninggal deska sering menerima paket paket misterius, paket tersebut dikirm oleh jodi untuk meneror deska.

Namun deska tak pernah takut dengan ancaman jodi terhadap dirinya, selama itu bukan menyakiti kedua adiknya.

Deska kini sedang bersantai di belakang rumah menikmati kopi di pagi hari sambil melihat sebuah paket yang ia dapat tadi terbakar di depannya.

Namun sebuah teriakan yang ia kenal memasuki gendang kedua telinganya.
"KAK DESKA......" teriak arlo
Deska langsung terkejut dan berlari ke arah suara teriakan itu.

Suara itu berasal dari kamar gendra

Brakk

"ada apa " tanya deska ia melihat arlo yang sudah berada di lantai menangis sejadi jadinya.
" hiks..hiks...hiks...g..en...gen..kak " ucap arlo terbata bata
" gen kenapa " teriak deska

Sementara arlo hanya menggeleng ia menyerahkan surat yang ia pengang tadi
Deska menerima surat tersebut dan membacanya

Deg.

adikmu bersama ku, sudah ku bilang jangann macam macam dengan ku, dia akan menjadi makanan terkhir seperti yang dijanjikan. Kau ingin mengakhirinya bukan, boleh tapi adikmu jadi yang terakhir


" BRENGSEKKK " teriak deska melempar kertas tersebut.
Amarah yakini tak terkendali
" ceritakan " ucap deska pada arlo

" jadi......."

Flasback

" arlo terbangun dari tidurnya ia melihat deska mau keluar dari kamar gendra, sepertinya deska sudah bangun terlebih dahulu.
" kak" panggil arlo dengan setengah sadar
"kamu udah bangun " tanya deska dan di jawab anggukan oleh arlo

" yaudah kamu mandi gih sana gue mau santai menikmati kopi " ucap deska dengan santai
" kakak gak kerja " tanya arlo
" enggak malas mau ngajakin adik adik kakak jalan jalan " ucap deska semangat
" seriusan " senang arlo mendengar kata jalan jalan.

" iya udah gih mandi dulu ".ucap deska lalu pergi ke lyar kamar.
Sementara arlo loncat  ke arah kamar mandi meninggalakan gendra yang maaoh tertidur disana.

Setelah selesai mandi arlo keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya, ia melihat kasur milik gendra namun ia tak menemukan gendra disana kasur tersebut kosong.

Pikir arlo masih positif arlo berpikir gendra bangun lalu turun menemui deska.
Namun saat ia mau keluar kamar gendra  ia melihat sebuah kertas di nakas smaping ranjang.

Ia mengambil surat tersebut lalu membacanya

Deg.

adikmu bersama ku, sudah ku bilang jangann macam macam dengan ku, dia akan menjadi makanan terkhir seperti yang dijanjikan. Kau ingin mengakhirinya bukan, boleh tapi adikmu jadi yang terakhir

Kakinya melemas ia terjatuh ke lantai dan
" KAK DESKAAAA...."

Flasback end

" kita kesana " ucap deska keluar sementara arlo mengambil sembarang baju dan celana karena tak mungkin ia keluar tanpa baju dan hanya memakai handuk.

Kini arlo dan deska berada di sebuah mobil dengan kecepatan yang tinggi. Bahkan deska tak perduli dengan teriakan teriakan mengerikan dari pengguna jalan. Deska dan arlo mengajak paman wido guna berjaga jaga
" gila kakak gue lebih sadis kalau berkendara " batin arlo.

Hingga mereka telah sampai di sebuah rumah besar, mereka berlari masuk kedalam rumah tersebut, mereka menuju ke sebuah ruangan

Braakkkk

Tanpa pikir panjang deska mendobrak pintu tersebut.

Deg

Apa ini ? Mereka datang melihat tubuh seseorang yang mereka kenali sudah berlumuran darah dilantai. Dan ada sosok hitam di atas tubuh seseorang itu, sosok itu  mencekik lehernya .

"k..ak.k..ha..kak. hiks...t..ol.lo.ng. enghh.." lirih gendra menatap  sayu ke dua kakaknya.
Paman wido yang melihat itu langsung menyiram air yang ia bawa tadi di dalam botol kaca seketika sosok itu berteriak...

AKHHHHHHHHHH

.
.
.


MAD  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang