cerita 34

102 9 2
                                    

Sebelumnya

Gendra ketakutan melihat darah sudah mengalir, deska mendekat ke arah gendra di lihatnya gendra sangat ketakutan.
Dan saat dia berada di hadapan gendra, gendra pingsan apalagi melihat baju deska yang penuh dengan darah.

Flash back end




34

3 minggu kemudian

gendra sudah membaik walau dirinya masih tidak berani ke luar dari rumah tetapi ia sudah berani keluar kamar nya dengan di temani arlo.

Walaupun dia masih suka melamun tetapi sedikit demi sedikit gendra sudah mau tersenyum dan sudah mau berbicara pada arlo, meskipun hanya kalimat singkat.

Untuk terapi dan cek up terpaksa di lakuakan dirumahnya, karena mengingat kondisi mental gendra yang belum pulih sepenuhnya .

Dokter yang menanganinya bukan dokter biasa tetapi paman wido sendiri yang menangani gendra, untuk kaki gendra sudah pulih dia tak perlu memakai kursi roda lagi, ia bisa berjalan normal sekarang.

Sementara deska sudah jarang untuk pulang ke rumah nya pulang pun sesekali itupun biasanya dalam keadaan mabuk. Kebersamaan, canda tawa, keakraban dan kebahagian mereka hancur dalam sekejap.

“ gen kenapa “ tanya arlo yang saat ini menemani adiknya di ruang tengah melihat adiknya hanya melamun.
“ gen gak papa “ ucap gednra tetapi tak mentap arlo
“ gen jujur sama kakak, jangan takut ayo jujur kenapa “ tanya  arlo sekali lagi.

Gendra menatap arlo ia tak yakin ingin menjawab atau tidak arlo yang di tatap pun mengangguk mengisyaratkan ‘ayo gak papa blang aja’.
“ kak deska mana ? “ tanya gendra pelan dan menunduk tetapi tetap di dengar oleh arlo

Deg

“ kenapa kok nanya kak deska  “ tanya arlo dengan lembut. sebenarnya arlo igin keluarganya kembali utuh tetapi ia takut trauma gendra kembali
“ kangen “ gumam gendra kecil

Arlo menghela nafas bagaimana pun deska juga kakak dari gendra ia tak boleh egois, memisahkan deska dengan gendra.

Selama ini deska bukan tak mau berusaha menyembuhkan trauma sang adik tetapi arlo menghalangi deska arlo tak mengijinkan deska bertemu dengan gendra bahkan alasan arlo tetap sama “ belum waktunya “ hanya itu ya hanya itu yang arlo selalu ucapkan saat deska ingin menemui gendra.

“ mau ketemu kak deska “ tanya arlo pada gendra
Gendra mengangkat kepalanya menatap mata arlo

“ gen tau kak deska hanya ingin melindungi gen, wlaupun caranya salah tapi apakah tidak ada kesempatan untuk kak deska, semua orang juga pernah melakukan kesalahan bukan ! “ ucap gendra

Arlo tersenyum senang mendengarkan penuturan gendra sebnayak itu karena semenjak gendra drop ia tak pernah berkata sebanyak itu.

“ gen yakin” tanya arlo sekali lagi
“ gen juga ingin sembuh gen gak mau kayak gini terus “ ucap gendra lesu
“ gen pasti sembuh “ ucap arlo ambil memeluk sang adik

“ bagaimana kalau nanti malam kita bertemu sama kak deska, mungkin di awali di restoran yang selalu kita kunjungi bagaimana ? tanya arlo

Dengan semangat gendra mengangguk entah kenapa ia jadi tak sabar bertemu deska rasanya ia sudah lama tak bertemu dengan deska.

Gendra sekarang tidur siang, arlo pun berniat menelpon deska mengabarkan berita bahagia ini

“ halo kak “

“ ada apa”

“ kakak sibuk gak malam ini “

“ enggak kenapa “

“ kita ketemuan ya di restoran biasa “

“ lalu yang jaga gendra siapa”

“ gendra ikut “

“ apa kau gila !!! “

“ gendra ingin bertemu kakak !  kangen katanya, dia juga mau sembuh “

“ serius kamu ? “

“ayo kita mulai dari awal kak ! ”

“ iya kakak dateng “

MAD  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang