cerita 31

112 10 1
                                    

Sebelumnya

Deska kembali ke kamar tersebut ia melihat mayat jeliv disana.
Deska meraih ponselnya melpon seseorang

" kalian bereskan mayat wanita di kamar biasanya "

"........."

" mayatnya kalian kirim ke alamat ***** "

"........"

" pastikan jody yang menerima nya "

"......"

" jangan sampai semuanya terbongkar"

"......"

Deska kembali kerumahnya ia segera membersihkan dirinya dan membuang baju mahal yang terkena noda darah.

31

Keesokan harinya deska sudah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk kedua adiknya.

Arlo datang dengan gendra menuju ke meja makan yang tersambung dengan dapur.
" lo kak deska kok kakak yang masak kenapa gak tante itu aja " ucap gendra pada deska yang sibuk memasak

Deska membalikkan tubuhnya mentap ke dua sang adik yang sudah duduk di kursi makan, deska tersenyum pada gendra.

"dia sudah berhenti " ucap deska
" hah kapan kok aku gak tau sih " ucap gendra bingun.
" tadi malam " ucap deska sedangkan mulut gendra terbuka menalpilkan huruf 'O'

Sementara arlo menatap deska tersenyum, deska pun juga begitu ia membalas tatapan arlo dan tersenyum pada nya.
" terima kasih datanya " ucap deska pada arlo
Sementara arlo hanya mengangguk

Gendra mengerjapkan matanya bingun melihat kedua kakaknya ber interaksi
"apa yang mereka bicarakan" pikir nya
Tapi gendra tak perduli yang penting sekarang dia harus memberi makan cancing peliharaan yang ada di dalam perutnya.

" kak masih lama gak masakannya jadi " tanya gendra pada deska
" gen lapar, bentar kagi matang kamu sih ngajakin ngobrol tadi " ucap deska pada gendra

"gen gak lapar, tapi gen mau memberi makan untuk peliharaan gen " ucap gendra sendu sambil mengelus perut nya

" emang gen punya peliharaan " tanya arlo

" punya dong gen rawat dari gen kecil lagi " ucap gendra
" peliharaan apa " tanya deska yang baru kembali dari dapur dan membawa makanan yang sudah selesai

" cacing di perut gen " ucap gen santai dan langsung mengambil piring nasi goreng di tangan deska
" ish itu mah bukan peliharaan " ucap arlo kesal di kerjai oleh gendra.

Mereka sarapan dengan bahagia melupakan apa yang terjadi kemarin soal pertengkaran mereka.
" nanti kakak temenin kalian belajar nanti teman kakak sendiri yang menjadi guru kalian semasa home schooling" ucap deska pada arlo dan gendra

" kakak gak kerja " tanya arlo
" kakak nanti aja berangkatnya setelah kalian belajar " ucap deska

" emang gak terlambat nanti dimarahin lo gen aja yang sekolah terlambat dimarahin " tanya gendra polos
" gak ada yang berani marahin kakak gen orang kantornya kakak yang punya " ucap deska
"ya juga sih kalau begitu kak arlo gak boleh ngehukum gen kalau telat lagi, kan kak arlo jadi ketua osis nya " ucap gendra pada arlo

" ya gak gitu juga, yang ada aku di phk jadi ketua osis gen " ucap arlo
Mereka tertawa bercanda bersama walaupun yang di obrolan mereka gak jelas

Sekarang mereka sedang berada di ruang tamu belajar bersama teman deska yang memang seorang guru hebat, deska memperhatikan mereka takutnya ke dua adiknya itu usil dan mengerjai temannya.

Setelah mereka selesai belajar deska berangkat bekerja sementara arlo dan gendra menuju belakang rumah untuk mencari udara segar.

Gendra duduk di ayunan dan arlo mendorong di belakangnya
" kak ar menurut kakak apa gladis itu meninggal karena di bunuh " tanya gendra tiba tiba

Deg

" apa maksud kamu gen kakak gak yau jelas nya karena kakak saat itu lagi bolos tapi yang kakak dengar dia itu bunuh diri bahkan di tangannya bekas sayatan. " ucap arlo
" tapi dia bilang pada ku ada yang membunuhnya " ucap gendra
" kalo itu sih kakak gak tau " ucap arlo.

Ditempat lain

" Tuan ada Paket untuk anda " ucap seseorang laki laki kepada laki laki yang lain

Laki laki tersebut menerima paket itu cukup besar pikirnya, karena berat ia meletakkan nya di lantai ia membuka paket tersebut.

Deg

" jeliv"

MAD  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang