cerita 20

160 12 4
                                    

Sebelumnya

Gendra yang melihat itu tersenyum
" gendra tau kakak dari tadi sendirian, dia tidur kamu masih pingsan " ucap deska seperti merengek .

Gendra tertawa melihat ekspresi sang kakak,
Hingga ekspresi lucu yang dibuat deska memudar saat gendra melintarkan satu pertanyaan.

" kak kenapa kaki ku gak bisa digerakkan "




20

" kak kenapa kaki ku gak bisa digerakkan "
Tanya gendra yang sudah mau menangis
" kak kenapa diam aja jawab " tanyanya sekali lagi karena melihat deska yang terdiam.

" kaki kamu cidera, kaki kamu kejepit saat kecelakaan itu, ubtuk sementara kamu gak bisa jalan, tapi kak yakin kaki kamu pasti sembuh jika kamu rajin terapi " ucap deska sendu dengan nada penyemangat

" hiks...kak bohong...gak hiks....mungkin....hiks...nanti...hims aku gak bisa ...jalan .hiks ... Lagi..." gendra menangis histeris mendengar penjelasan sang kakak

Deska langsung memeluk gendra erat mencoba menenagkannya, tapi gendra tetap saja menangis dengan kencang.

Arlo yang saat itu sedang tidur terganggu oleh tangisan gendra, arlo membuka matanya melirik kesamping melihat gendra yang menangis histeris di pelukan deska.

Arlo langsung bangun terduduk, dan melepaskan infus yang ada ditangannya, ia langsung turun dari ranjangnya dan memeluk gendra, membantu deska menenangkan gendra.

Deska yang terkejut karena tiba tiba ada seseorang dibelakangnya yang ikut berpelukan, saat ia lihat itu adalah arlo, bukan itu saja deska juga dibuat kaget oleh tangan arlo yang berdarah akibat arlo melepaskan infusnya secara paksa.

Deska melepaskan pelukannya segera menekan tombol untuk memanggil dokter, arlo masih mencoba menenangkan gendra.

Ceklek

Dokter yang dipanggil deska datang menghampiri mereka.

" ada apa ini " tanya dokter.
" dok adik saya mengamuk saat saya beritahu kondisinya sementara yang satunya memaksa melepaskan infus " ucap deska cemas

Dokter pun langsung mengambil jarum suntik, dokter langsung menyuntikkan jarum itu ke lengan gendra.

setelah itu tubuh gendra tiba tiba melemas, tangis nya juga mereda hanya tinggal isakan kecil yang terdengar.

Deska langsung menidirkan gendra memperbaiki selimut yang tadinya berantakan, sementara arlo kembali keranjang dan di pasang infus kembali.

" saya sudah menyuntikkan obat penenang dosis kecil jadi gendra tidak akan yertidur dia hanya lemas, sementara arlo saya sudah memasang infusnya kembali tapi walau luka luka di tubuh arlo adalah luka kecil jangan biarkan dia melakukan hal seperti tadi "
Ucap sang dokter.

" baik dok terima kasih ucap " ucap deska.
" sama sama kalau begitu saya tinggal dulu " ucap dokter dan segera meninggalkan ruangan.

Entahlah deska bingun pada keluarga nya kenapa bigutu banyak cobaan yang ia dan adik adiknya alami
" andai kalian masih ada " ucap deska merindukan kedua orang tuanya yang telah lama pergi.

"kak " panggil arlo deska segera mendekati arlo
" ada apa " tanya deska
" kakak istirahat saja biar aku yang jagain gendra kakak kayak kecapekan gitu " ucap arlo.

" lo juga sakit bego, udah gue gak papa " ucap deska sembari memukul kepala arlo dengan sangat pelan.

Gendra sudah mendingan dia juga sudah merasa tenang ia melihat kedua kakaknya saling bercanda dia mengerucutkan bibirnya.
" ish aku masih disini lo , gak diajak main" ucap gendra kesal

Arlo dan deska mengalihkan pandangan mereka ke gendra mereka dibuat gemas dengan ekspresi gendra.

Deska dan arlo saling pandang satu sama lain. Dan memandang gendra lagi
"kkkkkkk.... kakak minta maaf " ucap deska dan arlo bersamaan.

" sebagai permintaan maaf kakak harus membelikan aku dan kak arlo makanan, aku lapar" ucap gendra dengan tangan di lipat didada.

" oh jadi adik kakak yang satu ini kelaparan " ucap deska gemas sambil mencubit pipi gembul gendra.

" kak jangan dicubit sakit tau " ucap gendra
"udahlah kak nanti nangis lagi kan repot jadinya " uvap arlo menjaili gendra.

Gendra semakin dibuat kesal oleh kedua kakak nya itu, dengan segera ia menarik selimut sampai menutup seluruh tubuhnya.

" kkkkkkkk" tawa deska dan arlo pecah.
" udah ehmm adik kakak ini mau makan ? "ucap deska pada gendra

Gendra yang mendengar itu langsung membuka selimutnya
" gen mau....nasi goreng..ayam bakar..ehmm apalagi ya roti bakar enak juga...ehmm sama susu rasa strowberry..terus udah deh kayaknya" ucap gendra membuat deska dan arlo melotot.

Arlo langsung menarik lengan baju deska, seska mendekat ke arlo.
" kak, dia itu lagi sakit kok nafsu makannya besar banget, aku jadi curiga ? " bisik arlo teliga deska.

Deska yang mendengar itu langsung ketawa.
" kalian ngapain bisik bisik gosipin gen ya " tanya gendra kesal melihat kedua kakaknya bisik bisik.

" enggak kok yaudah tunggu sini dulu kakak mau nyari bubur ayam dulu " ucap deska tersenyum

" loh kok bubur ayam sih, kan gen maunya nasi goreng, ayam bakar, roti bakar ehmm tadi apalaginya gen lupa ." ucap gendra

" dan gen gak boleh makan makanan seperti iru dulu kan gen lagi sakit " ucap deska penuh kasih sayang.

" nanti kalau gen udah sembuh nanti katanya kak deska beliin restorannya sekalian jadi enak bisa langsung makan disana tanao biaya lagi " ucap arlo menghibur gendra sementara deska dibuat kesal oleh arlo.

" yaudah gak papa beli bubur aja kak" ucap
gendra.
" yaudah kak pergi kalian baik baik aja disini " Deska mengecup kening kedua adiknya setelah itu ia pun segera pergi.

Saat di depan pintu ruang rawat arli dan gendra, Deska menelpon ade

" kau dan handy kemarilah jaga kedua adikku di rumah sakit dan bawa beberapa anak buah untuk menjaga rumah sakit ini " ucap deska pada ade

" baik tuan " ucap ade

MAD  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang