-ʟᴀsᴛ (ᴇɴᴅ)

139 9 7
                                    

Mingyu POV

" Semua udah berlalu, Vernon pergi begitu cepat. Kapan terakhir kalinya aku ketemu dia pun aku gak tau "

" Tetiba aja, dia pergi tanpa pamit. Aku ngerasa bersalah sekarang. Dan pada besok adalah hari wisuda. Sayangnya kita kekukarangan satu orang yang selalu senyum tiap saat "

Drtt~

" Halo? "

" Gyu! Kamu tau kakak aku ada dimana?! "

" Engga, emang kenapa? "

" Aku takut kakak nyerahin diri ke polisi! "

" Serius?! Yaudah aku bentar lagi kesana ya! "

" Iya! "

Kakak dahyun itu emang nekad banget orang nya sama hal apapun. Dan sekarang dia nyerahin diri dia ke polisi. Jangan sampai dia nyerahin diri.

Ini juga bukan salah nya. Karna dia pun gak tau apa yang terjadi. Jangan. Jangan sampai.

Wendy POV

" Wendy, makan yu. Papah beliin steak buat kamu. Kamu paling suka steak kan "

" Nanti aja, aku gak nafsu "

" Kamu lesu Wendy, ayo jangan ngumpet di balik selimut terus. Kamu makan paling dikit itu sehari sekali "

" Yang penting aku gapapa kan pah. Lagian aku masih pengen stay di kamar dulu. Aku lagi pengen sendiri pah "

Papah aku pun duduk di pinggir ranjang ku. Dan ngusap kepalaku.

" Kamu pasti kuat Wendy, kamu perempuan yang kuat. Jodoh ada di tangan Tuhan. Ayolah, kamu jangan gini Wendy, kamu kayak gini pun buat Vernon gak tenang "

" Aku masih mau disini pah "

Ting tong~

" Papah buka pintu dulu ya " gak lama pun papah pergi keluar. Sedari kemarin sore, semenjak aku baca surat itu. Aku jadi pengen ngurung di kamar selamanya.

" Hi Wendy " tanpa menoleh pun aku tau siapa suara itu. " Aku izin duduk di sini ya " dia pun duduk di pinggir ranjang ku sambil natap aku.

" Apa? " Tanyaku.

" Aku dapet kabar dari temen kamu. Semenjak Vernon pergi kamu jadi gini. Kenapa kamu gini? Kamu gak boleh rapuh. Kamu harus bangkit "

" Bangkit pun susah "

" Hmm... Jangan buat Vernon khawatir ya Wendy. Mending kamu makan dulu, papah kamu katanya udah nyiapin makanannya kan? Tinggal kamu makan "

" Iya, nanti aja "

" Hmm "

" Dokter ngapain kesini? "

" Gak usah panggil dokter. Kan ini rumah kamu, bukan berarti sekarang aku masih jadi peran dokter. Aku bawa beberapa cemilan kesini. Aku taro di meja ya. Aku gak bisa lama disini. Harus ada pasien yang aku tangani. Aku kesini kebetulan cuman lewat. Yaudah aku pergi dulu ya. Jangan lupa di makan cemilan nya. Inget besok wisuda, jangan begadang " ucap dia ngusap kepala aku sekilas.

ɪ ʜᴀᴠᴇ ɴᴇᴠᴇʀ ʟᴏᴠᴇᴅ ʏᴏᴜ {ᴇɴᴅ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang