26 ▶️ Thanks For Us

23 7 0
                                    

.
.
.
.
.

"Akh, kaki gua..."

"Dowoon baik-baik ajah kan?"

"Kak? Lu di mana?"

Mobil yang mereka gunakan keluar asap dan tidak lama bisa diprediksikan akan meledak. Mobil itu 97 persen terbalik---Kaca depan ancur parah. Dan sekarang kondisi yang paling baik itu Lia, iya orang yang mau mati malah paling oke.

Dowoon kakinya kebentur mobil sangat keras, kepalanya juga ikut terbentur---Darah mengalir di pelipisnya, Lia berusaha keras buat keluar dan narik Dowoon.

"Dowoon bertahan! Semua bakal baik-baik ajah, tolong bertahan." ucap Lia sambil menyeret Dowoon keluar

Sedangkan Wonpil sudah lose area, dia gak ada di dalam mobil. Mungkin nyangkut di pohon pete.

"Kak Upil di mana? Hiks... Please lah kak, jawab. Kamu gak papa kan?"

DUAR!

Mobil itu terbakar mengerikan dan melontarkan suara yang sangat menggema---Beruntung mereka bertiga sudah tidak di dalam mobil lagi.

"Kak!" Lia akhirnya menemukan Wonpil yang ketutupan dedaunan di pelosok, jadi tol itu belum lama dibuat dan sampingnya masih ada kebun yang meluncur ke bawah

Lia mencari-cari ponselnya dan dia baru ingat, jika dia tidak membawa apa-apa pas pergi dari rumah.

Akhirnya gadis itu merogoh-rogoh ponsel Dowoon di setiap sakunya, beruntung ponselnya masih nyala dan tidak dikunci---Lia menelpon nomor darurat, dan kemungkinan ambulan datang dua puluh menit kemudian.

"Kak, bangun! Hiks... Jangan bercanda ah hiks... Kan gua yang mau mati, kok lu yang celaka?" Lia berulang kali mengecek nadi dan napasnya Wonpil

"Apa gua kasih CPR ajah ya? Ah tapi emang dia gak bisa napas," Lia bingung sendiri

Dowoon terbatuk dan membuka matanya pelan.

"Dowoon, diem. Jangan gerak-gerak, kita bakal selamet kok, ambulan bakal dateng sebentar lagi. Tahan ya sakitnya, please..." Lia menyemangati, sebenarnya gadis itu juga berdarah di area lehernya dan jarinya sempat terjepit di dalam mobil tadi

"Li, lu sama Bang Wonpil gak papa kan? Uhuk... Tapi kok gua nyium bau-bau asep ya?" tanya Dowoon

"M-mobil lu kebakar," jawab Lia

"Hah? Pantesan gua kayak berasa di neraka. Ada cahaya merah-merah gitu, hiks... Mobil gua..."

"Woon, sekarang kondisi kita yang paling utama. Soal mobil, gua bisa gantiin nanti. Maaf, ini semua gara-gara gua," ujar Lia

Tidak lama ambulan pun datang, dan membawa mereka ke rumah sakit---Juga mobil Dowoon yang sudah lenyap dibilas air.

*

"Mereka baik-baik ajah kan, Dok?" tanya Ryujin sangat khawatir

"Yang cewek lehernya sedikit tergores, dan tangannya rada melengkung. Tapi sejauh ini baik-baik saja."

"Kalau yang cowok?" tanya Brian

"Yang cowok yang ganteng itu---"

"Wait, dua cowok itu ganteng Dok, jadi gak tau nih yang mana." ujar Jae tumbenan ngakuin

"Pokoknya yang pake baju item, yang lebih tinggi itu dia kepalanya sedikit terbentur, kakinya juga memar-memar. Lumayan buruk kondisinya." ujar Dokter

"Kalau yang satu lagi Dok?" tanya Sungjin dan Joy barengan

"Atjieee," bisa-bisanya Jae masih godain dalam kondisi begitu

"Heh!" omel Ryujin, Jae auto nunduk sambil monyong-monyong

"Mas yang pake baju biru dongker kondisinya paling parah, dia belum sadar sama sekali, sejauh ini tubuhnya memar-memar mengakibatkan luka dalam yang lebih serius. Doakan saja buat rekan kalian ya," ucap Dokter lalu pergi

"Wonpil..." mereka semua sedih dan terus ngerasa bersalah karena sering nistain

"Dowoon..."

"Lia... Eh kok Lia bisa sama mereka sih?"

5 Jam Kemudian...

Wonpil baru saja membuka matanya, dan melirik kanan kirinya dengan kondisi yang sangat lemah. Ia merasa semua badannya sakit menyeluruh.

"Dowoon? Lia?" panggilnya ke dua orang itu yang lagi tidur

Dan Wonpil baru sadar kalau di depannya, ada teman-temannya yang tidur juga secara jamaah di lantai. Tanpa sadar, cowok itu tersenyum.

Wonpil memiringkan tubuhnya ke kiri dan melihati Lia yang lagi tertidur pulas. "Cantiknya,"

"Terima kasih, buat diri gua sendiri yang bisa buat lu nyenyak tidur kayak gini. Gak habis pikir kalau gua sama Dowoon gak niat jalan-jalan, pasti lu udah gak ada Li. Please, jangan diulang lagi,"

Sebenarnya Lia mendengar semua apa kata Wonpil, dan dia pura-pura tertidur. Dalam hatinya benar-benar senang bisa mempunyai pria yang soft seperti Wonpil. 'Makasih Kak, udah mau dateng.'

"Pil, udah sadar lo?" Jae nyalain lampu

YAELAH BANG RUSAK SUASANA AJE

Kak Upil • Kim Wonpil X LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang