.
.
.
.
."Kata siapa? Kata siapa kamu bisa jadi calon suami anak saya hahahah..." ucap Ayahnya Lia meledek
"Yah!" Lia membentak
"Kata saya tadi," jawab Wonpil santai
"Sebaiknya cepet putusin anak saya dan bangun dari mimpi. Kamu itu ganteng dan berbakat kan? Masih banyak cewek yang mau sama kamu dengan level yang sama. Jauhin Lia, saya mohon sama kamu. Jauhin anak saya."
"AYAH!" bentak Lia lagi
Semua tamu sudah pulang, dan mereka berbicara setalah acara selesai. Suasana yang bahagia seketika menyeramkan sekarang.
"Kim Wonpil, apa yang harus saya lakuin supaya kamu menjauh dari anak saya? Apa saya harus berlutut sama kamu?"
Bukannya Ayahnya Lia yang berlutut, malah Wonpil yang berlutut. Jelas saja Lia kaget, dan menarik Wonpil agar segera berdiri untuk tidak melakukan hal seperti itu
Air mata Wonpil tidak tertahan lagi, dia menangis sebelum berbicara. "Sekali lagi saya tanya sama Om, apa saya benar-benar tidak pantas sama Lia?"
"Kak, bangun. Jangan kayak gini," Lia gak rela
"Benar. Kamu tidak pantas."
"Baiklah, saya akan lepasin anak Om. Maaf selama ini membuat kehidupan keluarga kalian tidak tenang. Maaf membuat kotor keluarga kelas atas karena orang kelas bawah seperti saya." setelah mengatakan itu, Wonpil pergi begitu saja
"KAK!" panggil Lia sambil mengejar Wonpil
"Lia berhenti! Atau kamu tidak bisa diterima dia maupun keluarga ini." Ayahnya menekankan
Gadis itu pun berhenti, kakinya lemah dan terhuyung ke bawah. Lia menangis sejadi-jadinya, hatinya terasa sangat sesak---Bahkan Wonpil tidak mengatakan sepatah kata pun kepadanya.
Seberapa kuat pun ia menangis, tak akan ada yang peduli. Tak akan ada yang mengerti perasaannya. Sudah lelah, Lia semenjak kecil sangat sulit mendapatkan teman ataupun pacar.
Padahal dulu niatnya, Lia ingin menerima Wonpil sejak SMA. Tetapi pemikirannya belum matang, dan memilih menghindari Wonpil.
Takdir datang lagi, dan akhirnya mereka pacaran---Percuma saja, sekarang telah berakhir. Entahlah akan dengan siapa masa depan gadis itu maupun Wonpil.
Bahkan saat Lia bertemu Wonpil, cowok itu sangat dingin melebihi es kutub. Cowok yang konyol seketika berubah drastis. Detik itu juga, Lia menganggap hubungannya benar-benar berakhir.
"Aku gak papa pisah sama Kakak, tapi sakit banget rasanya dicuekin hiks... Kenapa Kakak bisa berubah begini?" akhirnya Lia mengeluarkan suara
"Li, fokus sama kuliah. Dan anggap kita gak pernah ketemu, semoga berhasil." sahut Wonpil, lalu naik ellevator
Saat pintu ellevator itu tertutup, Wonpil berjongkok dan menangis sejadi-jadinya sambil menundukan kepalanya. Nyuekin orang yang dicintai, sama saja menyakiti dirinya sendiri.
"Gak. Lo harus kuat Pil, ini semua bakal berlalu. Nanti juga lama kelamaan rasa cinta sialan ini bisa hilang." ucapnya menenangkan diri sendiri
♦️♦️♦️♦️♦️
"Tujuan utama dari usaha kita adalah, memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan menaikan presentase kerja nyata di perusahaaan. Banyaknya pegawai bisa dijadikan pembagian partnya masing-masing. Sekian dari saya, terima kasih."
Semua bertepuk tangan atas presentasinya Lia, gadis itu langsung keluar dari ruangan dan mencari udara segar dengan mobil mewahnya. Tanpa sengaja dia bertemu Wonpil di pinggir jalan, gadis itu sekilas tersenyum.
"Pertanyaannya, bagaimana agar negara kita maju? Dan bagaimana agar negara kita bisa diandalkan? Peran masyarakat sangat penting bagi negara ini, satu-satunya cara adalah tekankan pada diri anda sendiri. Berpikirlah positive, lakukan hal positive, dan ajaklah kerabat kalian untuk melakukan hal positive. Sekian dari saya, Kim Wonpil. Terima kasih, semoga hari kalian menyenangkan."
Wonpil menarik tasnya dan memakainya, sekilas dia melihat Lia. Namun, gadis itu langsung menjalankan mobilnya tanpa sapaan.
"Wah. Mata gua udah gak beres," ucap Wonpil sendirian
"Saya tunggu jabatan kamu ya," ucap salah satu pria paruh baya sambil mengasih minuman ke Wonpil
"Ah... Terima kasih banyak,"
"Calon Menteri ganteng, pasti bakal sukses. Semangat belajar terus!" ucap salah satu wanita paruh baya
"Terima kasih banyak, saya bakal berusaha lebih baik hehe..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Upil • Kim Wonpil X Lia
Fanfiction[COMPLETED] ▪︎15▪︎ Kak Upil, orang yang biasa ajah. Bahkan lebih baik dia tidak pernah ada---Itu sih keinginan teman-temannya. "Sebenernya gua udah lama suka sama lu. Sekarang gua harus jujur, lu mau gak jadi penyupport hidup gua?" Wonpil "Maksud Ka...