33 ▶️ Hidup, Alive, Sara.

16 5 5
                                    

.
.
.
.
.

"Gosh! Kayaknya berat badan aku turun drastis," ucap Lia

"Same girl, but I'm happy---Finally! Ada jalan keluar selain diet." Jamie

"Gila ya tuh beruang kemarin, untung kita gak dimakan." ucap Lia

"Bener banget, beruntung dia pergi---Sumpah gua kaget, kok masih ada beruang yang hidup ya di hutan-hutan begini?"

"Kita harus extra waspada," Lia

Jadi suara yang membuat mereka berhenti bergaduh itu beruang hutan, dan warnanya hitam kecoklatan---Tapi, lebih dominan ke hitam.

Beruang itu sedang keliling mencari wifi gratis, kebetulan denger suara gaduh jadi dia mampir---Siapa tau penghuni rumah itu punya kuota. Sayangnya berisik, jadi beruangnya marah dan ngeluarin suara menggemanya.

Penghuni kompak diam, dan beruang berhasil pergi. Intinya kalau ada binatang buas jangan berisik---Tapi kalau sejenis harimau, singa, dan sejenis hewan liar yang penciumannya tajam, tamatlah mereka. Karena diam saja tidak cukup, karena hewan-hewan buas itu bakal bisa mencium kehadiran manusia dari jarak ratusan meter lewat aroma darah.

Seperti pagi biasanya, cewek-cewek tim masak dan yang cowok-cowok tim nyari apapun yang bisa dimakan.

"Huft... Berat banget, mending kalo gini gua mau ngerjain skripsi ajah huhuhu..." Wonpil ngeluh, "Oh iya, jangan-jangan gua udah diberhentiin jadi mahasiswa, gagal dong gelar sarjana gua? Huhuhu..."

"Hey bro! Shut up! Dan cepet kampakin itu kayu!" Eric

"Tega ya lu, gua udah ngangkut kayunya masa kampakin juga. Gak mau!" Wonpil malah rebahan

"Dasar tukang ngeluh," Eric memutar bola matanya malas

"Apa sampe tua kita bakal di sini? Please lah gua kangen wasabi huhuhu..." Jamie

Di samping keluhan yang mereka lontarkan, Lia malah bersemangat buat masak---Walaupun hanya dapat daunan gak jelas, entah mabok apa enggak kalo dimakan. Tetapi dia memasaknya dengan semangat.

"Ini daunnya gak beracun kan?" tanya Lia

"Belum pernah liat daun singkong ya Neng?" tanya Eric

"Belum hyung, aku makannya cuma keripik singkong ajah ehehe..." jawab Lia

Selama ini, mereka memakan seadanya tanpa rasa dari bumbu-bumbuan yang lengkap---Untuk menambah rasa asin, mereka pakai pasir dari laut tanpa diolah lagi. Bahkan airnya juga buat merebus.

Memasak di kayu 2 kali lipat lebih lama daripada memasak di gas---Terlebih yang memasak orang amatir kayak Lia, jadi 3 kali lipat.

Setelah berjam-jam nunggu dan cuma ada sayur daun singkong, akhirnya mereka berkumpul buat makan. Tapi oknum Kim Wonpil masih ketiduran, dan dia sempat mimpi main game sama Jae di rumahnya.

"Kak," panggil Lia

"Hm..."

"Ayok makan,"

"Ahm... Males!"

Karena gregetan, Lia menampar pipi Wonpil lumayan keras. "Bangun woy kalo gak mau mati! Bagaimana pun juga kita harus hidup! Alive! Sara!"

"Akh, kenapa? Sakit tau," Wonpil malah ngambek dan duduk di pojokan

"Bodo amat ya Kak, mati ajah sonoh!" ucap Lia, lalu masuk ke dalam dan makan sama yang lain

Wonpil pura-pura cuek, padahal laper juga---Dan perutnya kerucukan pada the demo. "Aish, laper." ucapnya sambil memegang perutnya

Kalau orang ngambek itu ada untungnya, lauk utuh. Sampai matahari tenggelam pun Wonpil masih ngambek---Moodnya bener-bener gak bagus, dan buat dia jadi kayak anak kecil.

"Kak, gak laper?" tanya Lia sambil duduk di samping Wonpil, cowok itu malah membelakanginya

"Kayaknya baru kali ini liat Kakak ngambek hahaha..."

"Ck,"

"Ayok makan, udah mau malem nih. Besok kita harus punya energi banyak---Kan kita mau keluar dari hutan ini dan cari jalan pulang. Hm? Ayok makan! Oh iya, aku masih nyimpen satu ubi bakar. Bakal kenyang deh, itung-itung gantiin nasi. Ayok Kak makan, seenggaknya minum. Hm? Aku suapin ya? Aaa... Buka mulutnya, Aaa... Ap... Ah pinter!" Lia mengusap rambut Wonpil dan sama-sama tersenyum

"Makasih," Wonpil gantian mengusap rambutnya Lia

"Sial, gua melihat keuwuan lagi!" Jamie langsung balik badan, sedangkan Eric sedang nyiapin buat perang besok

Matahari terik naik, awal bagus untuk mereka mulai cari jalan keluar dari hutan asing yang entah ada di negara mana.

Masing-masing punya senjata sendiri, dari batu, kayu, pedang, sapu lidi, dan lainnya---Juga persiapan air dan makanan yang wajib mereka bawa untuk bertahan hidup.

Mereka gak bisa diam begitu saja di gubuk asing itu, walaupun mereka pergi dari sana, tidak menjamin akankah mereka berhasil menemukan jalan keluar atau semakin tersesat di dalam hutan---Belum lagi jika bertemu hewan-hewan buas yang mengerikan.

"Akh," baru juga jalan, kaki Jamie udah kesandung akar pohon

"Ish kirain apaan," Eric kesal

"WAAA!" kali ini Jamie teriak gak biasa

"Apa lagi huh?!"

"Eh anjir gede bener!"

"CABUT WOY!"

PAANSI GAJE 😭🤣

Kak Upil • Kim Wonpil X LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang