.
.
.
.
.Yeri membuka pintu toko bunga, ia memilih bunga edelweeis untuk diberikan ke makamnya Lia. Tidak sendiri, ia ditemani Rowoon.
Tanpa sengaja, ternyata ada Dowoon di sana yang juga membeli bunga untuk Lia dan juga Wonpil---Jadi Dowoon membawa dua bunga di tangan kanan dan kirinya.
"Kalian mau ke makam Lia juga?" tanya Dowoon santai
"I-iya," sahut Yeri yang merasa canggung sendirian
"Okay, gua duluan." Dowoon berlalu pergi
"Gimana kalau bareng ajah?" ajak Rowoon yang membuat Dowoon berhenti
Ia pun setuju, dan jalan bersama ke pemakamannya Lia. Seperti biasa, Yeri selalu nangis saat datang ke sana, dan paling betah gak mau pulang.
"Yer, sampe kapan sih lu kekanak-kanakan gitu?" ucap Dowoon
"Huh? Emang lu siapa gua? Kepribadian gua emang begini, gak usah tanya-tanya deh." sahut Yeri
"Hm, kalian gak bisa akur apa? Kita tuh lagi di kuburan. Walaupun enggak ada jasadnya di dalam, please lah hormatin Lia." ujar Rowoon
"Bro, kok bisa masih nemenin si Yeri bocah sd itu?" tanya Dowoon
"Apa lo bilang?" Yeri semakin emosi, alhasil Rowoon menyuruh Dowoon untuk pulang duluan
Saat mantannya itu benar-benar pulang, masih ada penyesalan di hati Yeri. 'Kenapa sih Woon, lu berubah banget? Sikap lu dan wajah lu yang semakin glow up? Tega ya emang huhu...' batin Yeri
"Udah gak usah nyesel, dia cuma ganteng doang. Nanti juga bakal ada yang lebih baik dari dia, ayok pulang." ujar Rowoon seakan bisa baca pikirannya Yeri
***
"Saya nikahkan Joy Syahila binti Gerald Joy dengan emas seberat dosanya dengan seperangkat sayur dan buah-buahan dibayar cod,"
"Alhamdulilah,"
"Woy bilang kalau ini mimpi!" Jae selaku divisi kamera man gak percaya kalau temannya sudah menikah, sedangkan dia masih setia jomblo
"Akhirnya teman kita yang paling tua nikah juga," ucap Brian, lalu langsung nyendok nasi
"Dowoon ke mana dah?" tanya Ryujin
"Ke makam Wonpil kayaknya," sahut Sihyeon
"Kita gak ke sana lagi nih?" tanya Ryujin
"Kita kan udah hampir tiap hari ke sana, doain dari jauh juga cukup. Ya tuhan, saya masih gak percaya sama semua ini. Apa saya mimpi?" ucap Jae
Sihyeon langsung memukul kepala Jae, "Mimpi terus lo mah!"
"Haduh, pokoknya tunggu dua bulan lagi gua bakal nyusul Sungjin." ucap Jae
"Heh, makam Wonpil masih basah. Jangan deket-deket dulu!" omel Brian
"Siap Pak!"
Setelah mereka selesai makan dan foto-foto, akhirnya mantan band Bri6 nyumbang dua lagu. Yang pertama sih aman, judulnya I'm Serious. Nah yang kedua gak aman, Sungjin sampe kaget mereka nyumbang lagu Hunt. Ide dari Brian Kang.
"Si bangke, ngapain lagu itu?" ucap Sungjin pelan
"Wuhuuu!" Joy malah teriak sambil nepuk tangan keras
"Jangan lupa, entar malem." bisik Brian
"Sharing ke kita," Jae
"Ngomong apa sih kalian? Udah lama nih gua gak megang golok." ucap Sungjin dengan matanya yang hampir keluar
Setelah puas di acara pernikahan yang gak terduga dan mendadak kayak tahu bulet bulet bulet itu, akhirnya Brian dan Jae pulang ke rumahnya masing-masing. Sedangkan Dowoon gak bisa dateng dengan alasan jauh, jadi dia cuma nitip salam dan transfer uang pernikahan ke Sungjin. Padahal Sungjin cuma mau kehadiran bocah itu ajah, tapi Dowoon maksa buat minta nomor rekening Sungjin.
Maaf banget hyung gak bisa dateng ㅠ
Yok gak papa, lagian jarak dari rumah lu ke sini emang jauh banget Woon.
Tetep ajah gak enak, sedangkan Bang Jae sama Bang Brian bisa dateng.
Mereka kan rumahnya gak terlalu jauh kayak lu, udah lah santai ajah elah.
😭🥰
***
Menempuh buat balik ke negara asal, perjuangan yang luar biasa. Dari melewati hutan, sungai, lautan, hingga sekarang berhasil ke bandara.
Baru sampai sana saja mereka sudah senang, itu semua memakan waktu seminggu. Gimana enggak lama? Tanpa transportasi dan internet. Jadi selama ini mereka hanya menggunakan perahu, dan mobil jadul yang kalau jalan sangat lamban.
Orang kaya seperti Lia pun tidak bisa melakukan apa-apa jika terjadi insiden seperti itu, karena semua barang dan uangnya sudah hilang entah ke mana.
Mereka semua benar-benar gak punya apa-apa lagi, dan akhirnya meminta bantuan dari pihak bandara dengan menyatakan kalau mereka berempat adalah korban pesawat ZU yang jatuh waktu lalu.
Petugas di sana sangat terkejut, dan akhirnya membuat pernyataan ke Indonesia kalau ada korban yang selamat di pedalaman Thailand, tepatnya di Krabi.
Mereka dipulangkan ke Indonesia secara gratis, dan pelayanan medis juga. Ditambah, mereka dikasih makan dan minum agar bisa memulihkan kondisi.
Wartawan di Indonesia sudah bejubel menanti keadaan mereka di bandara, berita memang cepat tersebar.
Insiden itu menyisakan trauma bagi mereka berempat, dan yang paling parah itu Wonpil---Dia benar-benar masih terngiang tentang nyawanya yang hampir melayang akibat kecelakaan waktu itu.
Dalam perjalanan, tidak henti-hentinya Wonpil berdoa dan berpegangan erat pada seatbelt---Bahkan jantungnya berdegup cepat, juga keringatnya yang mengucur. Eric yang duduk di sampingnya, menenangkan Wonpil dengan berkata positive.
Saat tiba, mereka tidak menyangka banyak sekali wartawan yang menjepret mereka hingga mata mereka sakit. Security mengawasi dan menjaga mereka, pihak yang bertanggung jawab atas insiden pesawat ZU memberikan pelayanan yang terbaik.
Mereka tidak langsung dipulangkan, dan ditempatkan di rumah sakit sementara, untuk mengecek kondisi masing-masing. Beruntungnya tidak terjadi hal yang serius.
"Apa?! Wonpil? M-maksudnya beneran Kim Wonpil yang rada juling itu? Ey, penipuan kan, dah lah saya sibuk."
"Hah?! Kalau mau minta uang, bilang ajah. Gak usah nipu-nipu begini. Lia sudah dimakamkan."
Panggilan dari rumah sakit diabaikan keluarga mereka, sedangkan Jamie dan Eric sudah pulang dengan orang tuanya. Mereka berdua sempat meninggalkan nomor telpon, agar bisa berkomunikasi atau bertemu lagi di lain waktu.
"Apa kita seharusnya mati ajah?" ucap Wonpil dan Lia barengan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Upil • Kim Wonpil X Lia
Fanfiction[COMPLETED] ▪︎15▪︎ Kak Upil, orang yang biasa ajah. Bahkan lebih baik dia tidak pernah ada---Itu sih keinginan teman-temannya. "Sebenernya gua udah lama suka sama lu. Sekarang gua harus jujur, lu mau gak jadi penyupport hidup gua?" Wonpil "Maksud Ka...