.
.
.
.
.Flashback
Tidak ada yang lebih penting dari drum, Dowoon yang tadinya sayang banget sama Yeri perlahan luntur begitu saja---Padahal Yeri tidak melakukan kesalahan apa pun, hanya saja mulutnya yang agak cerewet.
Awalnya yang godain sih Yeri duluan---Karena Dowoon bukan tipikal orang yang gampang buka diri ke orang lain, terutama wanita.
Lama-kelamaan Dowoon bosan sama semuanya yang ada di dalam diri Yeri.
"Woon, ayok kita selfie. Cheese!" Yeri memegang ponselnya dan menjepretnya, tapi gadis itu heran karena Dowoon mukanya gak mood gitu
"Kenapa sih Woon? Akhir-akhir ini lu gak kayak biasanya," ujar Yeri
"Yer, putusin gua." ucap Dowoon
"Hah? L-lu serius?"
"Iya, biar gak ngerasa sakit. Lu ajah yang putusin gua," ujar Dowoon
"Kasih tau alesannya,"
"Lu tau sendiri kan, cinta itu datang tanpa alasan, akhirin hubungan juga gitu. Jadi, mending udahan ajah."
"O-okay, ayo kita putus dan bahagia dengan kehidupan ke depannya." ucap Yeri yang sebenarnya menahan tajamnya benda seakan menusuk jantungnya
"Oke," Dowoon pun pergi begitu saja meninggalkan Yeri yang termenung, setelah jauh---Gadis itu menangis sejadi-jadinya karena dia masih menyukai Dowoon
Hubungan mereka hanya bertahan tiga semester---Yeri berulang kali memukul dadanya sendiri upaya melegakan pernapasannya, yang dia takutin cuma satu... Dia takut menjadi musuhnya Dowoon.
Setelah satu minggu putus, Dowoon emang baik-baik ajah, dia malah lebih leluasa main game tanpa memberi kabar terus menerus ke Yeri.
Tapi lama-kelamaan ada rasa penyesalan juga, karena Dowoon merasa kesepian---Dan juga tidak ada lagi yang mengkhawatirkan dirinya.
Sejauh apapun, mereka berdua kuat-kuat untuk menerima dan menahan hati masing-masing.
Flashback Off
♦️♦️♦️♦️♦️
Sudah lama Lia tidak menimbang berat badannya, dan kini dia kehilangan 4 kilogram berat badan---Akibat tekanan dan juga kecelakaan kemarin.
Tidak ada yang berubah di antaranya dengan Wonpil---Hubungan mereka juga jadi renggang dan awkward.
Wonpil ngerasa bersalah karena mencintai gadis kaya dari keluarga terpandang---Sedangkan Lia ngerasa bersalah karena mencintai pria sebaik dan semultitalent seperti Wonpil.
Insiden suicide waktu lalu tidak membuat keluarganya berubah, mereka tetap ingin Lia menjadi yang terbaik dari segalanya.
Sebelum ia meninggalkan rumah sakit, Lia sempat menengok Wonpil yang pulangnya lebih lama sehari---Mereka hanya bertukar informasi kontak dan alamat, tidak ada yang dibicarakan khusus.
Semuanya jadi biasa. Tidak bewarna. Karena merasa seperti itu jadi beban bagi Lia, ia berniat ingin mengakhiri hubungannya saja.
Sudah berulang kali dia ingin mengetik pesan itu tetapi dihapus lagi dan lagi. Dan kali ini Lia mengajak Wonpil untuk bertemu di salah satu restoran mewah.
Kak
Ya?
Bisa ketemuan gak sekarang?
Malem-malem begini?
Hem... Yaudah kalau belum bisa
Bisa! Di mana?
Share lock
Tunggu... Itu restoran mewah?!
Gak usah khawatirin harga, mending cepet dateng. Aku udah di sini.
Ya ampun! Kenapa gak bilang dari tadi? Tunggu sekitar dua jam dong? Eh satu jam! Setengah jam! Aa meluncur pake pesawat 🐛
ㅋㅋㅋ
***
Tiga jam kemudian, si oknum Wonpil baru sampai---Katanya setengah jam, nyatanya?
Sampai sana dia gak bisa napas dengan benar, karena pas masuk udah lari-larian---Mana restorannya luas banget kayak lapangan gelora bung karno.
"Huft... M-maaf gua telat banget hh..."
"Santai Kak, aku gak bakal pergi sampe Kakak dateng hehe..." jawab Lia sambil tersenyum, gadis itu melihat sepatu Wonpil yang kelihatan aneh
Wonpil yang ngerasa sepatunya diliatin pun, ngeliat ke arah kakinya---Dengan cerobohnya dia pake yang kanan sepatu tali sedangkan yang kiri sendal gunung.
"Pfttt... Kakak mau catwalk?"
"Shhh... Mohon maaf, akh sial." ucap Wonpil pelan
"Udah duduk, nih pesen." ucap Lia sambil menyodorkan buku menu
"Aish, gua gak bisa kalo milih-milih makanan gini Li. Lu ajah deh," ucap Wonpil
"Yaudah," akhirnya Lia yang memilih menunya
Satu jam kemudian, mereka gak kenyang---Karena rata-rata makanan restoran itu seupil kek upil. Mereka keluar bersama, dan Lia ketawa ternyata Wonpil masih setia sama Dallapilnya.
"Kok ketawa?" tanya Wonpil
"Gak papa, sebenernya ada yang mau aku bilang," ucap Lia yang tiba-tiba buat Wonpil dag dig dug ser
"A-apa?" tanya Wonpil
"Gimana kalo kita---"
"Putus?" Wonpil memotong
"Huh? K-kenapa udah nebak ajah?"
"Kakak tau semuanya yang kamu rasain akhir-akhir ini, sebenernya ini juga sulit buat Kakak... Gak papa kalo kamu maunya udahin ini semua," ucap Wonpil
Rasanya air mata Lia mau jatuh sudah mengambang di pelupuk matanya, "Yang aku takutin, kita gak bakal ketemu lagi atau bahkan bisa musuhan."
"Hahah... Ya enggak lah! Kita bisa kok temenan, lu harus semangat buat jalanin semuanya okay?" Wonpil
Lia menggeleng, "Aku gak mau. Aku tersiksa. Aku takut."
Wonpil mendekat ke arah Lia dan mengusap rambut gadis itu pelan, "Sekarang, lu lebih keliatan kurus dari gua---Pasti lagi tertekan banget kan, sampai-sampai mau nyerah?"
"Enggak, maksud aku bukan putus. T-tapi aku minta sama Kakak, bawa aku ke dunia yang bisa buat aku bahagia."
"Hah? M-maksudnya bunuh diri bareng?" tanya Wonpil dengan bodohnya
"K-kok sekarang yang lebih oon itu lu sih hiks..." ucap Lia geregetan
"Ya terus apa? G-gua beneran gak ngerti nih hiks..."
"Ayo kita ke luar negeri!"
GUISE, MISALNYA INI DIBIKIN AMPE PART UMUR MEREKA 30AN KE ATAS GIMANA?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Upil • Kim Wonpil X Lia
Fanfiction[COMPLETED] ▪︎15▪︎ Kak Upil, orang yang biasa ajah. Bahkan lebih baik dia tidak pernah ada---Itu sih keinginan teman-temannya. "Sebenernya gua udah lama suka sama lu. Sekarang gua harus jujur, lu mau gak jadi penyupport hidup gua?" Wonpil "Maksud Ka...