48 ▶️ Damagenya Bukan Main

41 5 2
                                    

.
.
.
.
.

Merasa bosan, Lia pergi ke kafe terdekat dari kantornya. Ia sendirian tanpa sekretaris ataupun kerabat kerja lainnya.

"Selamat datang,"

"Latte dua, hotdog dua." ucap Lia, padahal dia cuma sendiri, dan karena trombositnya sedang naik jadi porsi makannya rada meningkat

Pegawai sempat bingung juga, dan dia hanya bisa menuruti tanpa bertanya---Namun, setelah diteliti beberapa menit. Pegawai itu baru sadar, kalau si pelanggan adalah orang yang pernah bersamanya di hutan Krabi.

"Haduh gua lupa lagi namanya," ucap Eric yang mau memanggil Lia

"Ehm, Mbak yang korban pesawat beberapa tahun yang lalu kan?" tanya Eric memastikan

Lia yang lagi melamun menatap ke arah Eric, ia mengingat dan berpikir sebentar. "Ah? Eric?"

Eric mengangguk antusias, "Right!"

"Oh my god, gak disangka kita bisa ketemu lagi huhu. Berubah banget lo sekarang," ujar Lia

"Lo yang lebih berubah, damage lo bener-bener rich person." ucap Eric yang jadi insecure

Lia menggeprak bahu Eric pelan, "Halah bukan apa-apa, lo bartender di sini?" tanya Lia

"S-sorry? Maksud lo barista?" Eric bingung

"Ah iya, hahah lupa gua. Maaf,"

"Right, seneng bisa ketemu lagi hahahah... Oh iya gimana sama pacar lo dulu itu?"

"Huft, bener-bener deh dia Menteri yang underrated." ucap Lia sambil menghela napas

"Menteri underrated?" Eric bingung lagi

"Dia Menteri Sosial, lo pasti gak tau kan hahah..." Lia tertawa

"Seriusan? Gila! Beneran?" Eric terkesima

"Heem," pesanan saat itu juga datang diantar pegawai lain

"Terima kasih," ucap Lia

"Kalian masih berhubungan?" tanya Eric, Lia mengangguk dan mengisyaratkan agar Eric duduk di depannya

"Kenapa?"

"Kebetulan gua pesen dua porsi, nih gua traktir hehe..."

"Haduh, gak perlu. Gua harus balik kerja," tolak Eric

"Yaudah kalau gitu lo makan pas jam istirahat," ucap Lia sambil memakan hotdog itu dengan santai

"By the way, lo kerja apa sekarang? Jangan bilang ceo,"

"Right,"

"Hah? Ya tuhan, apa saya doang yang nasibnya gak bagus?" ucap Eric dengan wajah memelas

"Eits, gak boleh bicara kayak gitu. Kita harus bersyukur, gua sama Kak Upil eh Bapak Menteri juga punya perjuangan masing-masing. Dan peluang lo lebih besar dari kita," ujar Lia

"Clap my hands, beribawa banget sekarang ya hahahah..." Eric menepuk tangannya sambil tertawa

"Sorry banget gua gak bisa lama-lama, dan gua bakal sering dateng ke sini. Ciao Eric!" Lia pergi begitu saja sambil melambaikan tangannya

***

Gegara komenan pedas netizen, akun twitternya Sihyeon sakit sementara. Dan dia susah buat mulihinnya.

Sedangkan real lifenya tidak pernah ia anggap serius, bahkan Rowoon pun selaku pacar gak pernah dianggap ada.

Orang ganteng begitu ajah diabaikan, gimana para kentang busuk? Molla.

Kepribadian Sihyeon bakal berubah sesuai partner cintanya, kalau sama Wonpil dulu, bawaannya happy terus juga berantem terus.

Sedangkan pas sama Rowoon, bawaannya awkward terus. Juga, Sihyeon orangnya gampang bosenan. Sebenarnya Rowoon juga begitu, alhasil hubungan mereka jadi renggang.

Rowoon, gua mau ketemu sama lo. Di kafetaria bawah ya, sekarang.

Tiba-tiba?

Cepet.

Otw

Sesampainya mereka di sana, suasana musim salju melingkari mereka. Dan Sihyeon pun sedikit membuka longgaran udara panas agar tidak membeku.

"Kita udahan," Sihyeon

"Okay," Rowoon

Sumpah, dari sekian banyak pasangan kebanyakan. Mereka pasangan paling cuek, dingin, dan gak ada perhatian sama sekali---Manisnya pas seminggu awal jadian ajah, bayangin betapa luar biasa mood mereka berdua. Buat apa gitu balikan? Biar ngapa?

***

Tugas politik itu aslinya aneh-aneh, dan Wonpil menyesal karena pelajaran di universitasnya gak ada satu pun yang dia praktekin sekarang.

Dari yang belajar mengisi soal keadilan, keamanan, dan sebagiannya---Sekarang, Wonpil malah harus mengatur sembako, ikut kampanye, promosiin buku.

Hal yang tidak terduga di dunia. Walaupun begitu, Wonpil tetap bahagia dan menikmati rahmat dari Tuhan. Setidaknya dia digaji besar dan dikenal sebagai Menteri paling muda dan tampan.

Kayaknya sikap kesosialan Wonpil sedikit luntur, tata caranya juga mulai kembali seperti Kak Upil pada zamannya.

"Pak, apa perlu kita ngatur bendera kampanye?" tanya salah satu rekannya

'Allahu akbar, segala bendera ditanyain ke gua. Gak ada akhlak emang,' batin Wonpil

Gak ada hujan, gak ada petir. Tiba-tiba ruangan sangat berisik dengan teriakan orang-orang. Tentu saja Wonpil kepo, jadi dia langsung melongok ke tkp. Nzay, tkp.

"Siapa dia?" tanya Wonpil pelan

"Bapak gak tau? Dia ahli sponsor rokok yang udah nguasain dunia."

"Hah?" Wonpil makin gak ngerti

"Dia bakal sponsorin acara kita, dan ngangkat keutuhan masyarakat."

"Damagenya bukan main," Wonpil gak berhenti terkagum-kagum melihatnya

"Damagenya bukan main," Wonpil gak berhenti terkagum-kagum melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KEK... KEK KENAL YOROBUN 🥺

Kak Upil • Kim Wonpil X LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang