17 ▶️ Kenyamukan Aw

31 4 6
                                    

.
.
.
.
.

Baru saja pulang dari kampus, gadis mungil kayak upil itu langsung bablas ke tempat pameran---Dia pergi sendirian, awalnya mau ngajak pacarnya tapi lagi males karena mau sendirian.

Pameran seni art yang hanya ditujukan untuk orang-orang vip membuat acara itu hanya didatangi beberapa orang saja---Berbeda dengan event gratis, pasti orangnya sudah bejibun minta ampun.

Sudah lama Lia itu menyukai seni, terutama lukisan abstrak yang menurutnya memiliki arti tersendiri.

Langkah kakinya yang mengenakan higheels hitam yang seperti kaca berdentum seakan dia rich crazy gurl---Di situ juga, Lia merasa sangat kecewa dengan dirinya. Karena dia merasa hanya memoroti harta orang tua untuk kesenangannya, bahkan Lia tidak mempunyai mimpi yang sesungguhnya.

Tanpa sadar, dia melihat lukisan gambar absurd---Entah kenapa, yang Lia lihat hanyalah sayap yang patah. Air mata gadis itu turun tanpa seizinnya.

"Kenapa gua nangis?" tanyanya sendiri

Setelah puas melihat seisi ruangan itu, Lia membeli salah satu yang memikat hatinya, yaitu yang sayap patah tadi---Padahal rata-rata yang orang lain lihat itu adalah gambar awan yang mengambang.

Harganya sangat fantastis, dan Lia tidak keberatan sama sekali untuk membawanya pulang.

Saat pulang, dia memberhentikan mobilnya sejenak di depan rumah Wonpil---Dan Lia tersenyum, dia memarkirkan mobilnya di bagasi rumahnya dulu sebelum kembali lagi ke rumah Wonpil.

"Kak Upil!" teriak Lia di depan gerbang, tapi tuan rumah gak kunjung muncul

"Kak Upil! Eodiyakkk!" Lia malah kesel sendiri, karena gerbangnya bisa nyelos jadi gadis itu masuk ke dalam rumah Wonpil dengan santai

Lia menemukan cowok itu sedang cekakak cekikik di depan televisi sambil makan kripik dugong---Eh singkong.

"Hm dasar budek ya," ucap Lia pelan, dia menghampiri Wonpil dan narik bantal yang sedang ditiduri cowoknya itu

"Eh Li? Kok gak manggil?" ucap Wonpil

"Manggil sih, malah teriak tadi. Kakaknya ajah conge. Males gua sama Kakak," ujar Lia, lalu dia menaruh lukisan yang dibelinya tadi di dinding rumah Wonpil---Pas banget ada paku jomblo yang nganggur

"Apaan itu? Kok dipasang di situ?" tanya Wonpil

"Selain conge, Kakak juga gak bisa liat ya, ah jadi kasian." ucap Lia sambil mengusap pipinya Wonpil pelan

"Heh, gak gitu ya. Maksudnya, apa maksud ini semua Li?" ucap Wonpil gregetan

"Tadi ke pameran, terus beli lukisan ini---Karena lukisan udah banyak di rumah gua, jadi gua bawa ke sini hehe. Bagus dan cocok." ujar Lia lalu main pergi keluar begitu saja

"E-eh tunggu, gua yakin pasti harganya selangit kan? Lu bawa pulang ajah deh," ucap Wonpil sambil mencopotnya, tetapi Lia malah ngancam

"Eits, kalo dibalikin ke gua, kita putus." ancam Lia

"Eiy, gak lucu ah. Please Li, gua ngehargain kok banget malah, tapi gua ngerasa direndahin juga jatuhnya." ujar Wonpil

Lia memegang kedua bahu Wonpil, "Kak, gua gak ngerendahin lu sama sekali. Gua cuma seneng ajah ngelakuin ini, bahkan gua gak peduli kalau gua harus jatuh cinta sama pemulung---Ya, mungkin Kakak gak bakal percaya---Tapi Kak, jujur. Gua itu gak mau dipandang orang tinggi hanya karena harta orang tua gua, justru sebaliknya, gua malah ngerasa direndahin kalau orang di sekitar gua nolak semua kebaikan gua." ujar Lia panjang lebar, lalu pergi sungguhan

"Li!" panggil Wonpil, tapi gadis itu tetap pergi

"Haduh, apa gua salah ya? Wonpil pabo." ucap Wonpil menyalahkan diri sendiri

"Dah lah, mending lanjut nonton tv sambil ngemil." lanjutnya

Akhlak eobseo 🙂

♦️♦️♦️♦️♦️

Ngerasa bosan, cowok yang sedang memainkan ponselnya itu membuat pertanyaan di media sosialnya. Saking gabutnya, jadi dia manfaatin followersnya buat bertanya apapun yang mau diketahuin dari seorang Brian.

'Tanyakan yang kalian ingin tau tentang saya'

Karena followersnya yang lumayan banyak, Brian langsung mendapat pertanyaan berturut-turut di dmnya. Namanya juga cowok famous---Maksudnya famous di kalangan kasur.

'Nama Bapak lu siapa?'

Pertanyaan pertama dari Ryujin yang sangat laknat, namun Brian tetap menjawabnya dengan jujur.

'Brijordie.'

'Bang, kalo Goldie dijadiin give away gimana?'

'Sebagai gantinya, pala kau saya betot.'

'Kak Brian, sebenernya saya suka sama Kakak udah lama :'( tapi insecure banget hiks hiks. Dah lah aku mah remahan kulit ayam doang'

'Apa itu pertanyaan? Tapi gak papa, ntar malem kita kencan.'

'Mau tanya, buah apa yang kulitnya kuning dalemnya jeruk?' oknum Jae

'Beruk.'

'Tips cepet gendutnya dong Bang.'

'Makan nasi lima kali sehari, terus tidur lima kali juga sehari.'

'Bisa ngendorse penghilang kutil gak?'

'Muka saya terlalu mulus.'

'Lagu yang akhir-akhir ini didengerin?'

'Knalpot bajay anjay.'

'Cita-cita?'

'Punya istri lima.'

'Sayang Wonpil gak?' nah pertanyaan dari Wonpil sendiri

'Wonpil siapa? Saya cuma sayang sama Goldie.'

'Seandainya lu jadi peran dalem drama Korea, mau jadi siapa? Dan alasannya kenapa?'

'Kapten Ri Jeong Hyuk, biar bisa morotin harta Yoon Seri.'

Karena sekitar ratusan yang bertanya, akhirnya Brian kelarin---Walaupun sebenernya belum kelar, dia pikir asik juga bikin kayak gitu. Niatnya kapan-kapan mau bikin pertanyaan lagi, soalnya nagih---Meskipun tangannya pegel buat balesin satu-satu dengan pertanyaan yang kebanyakan unfaedah.

"Aduh jari gua kenyamukan aw, eh kesemutan aw..." keluh Brian

Kak Upil • Kim Wonpil X LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang