"Kalau begitu kita pamit ya, uncle." kata Yuya.
Baru saja Yuya ingin berdiri, tiba-tiba saja ia merasakan sepasang―ralat, empat pasang mata yang menatap tajam ke arahnya.
Yuya menoleh, dan menemukan enam wajah yang sangat-sangat familiar baginya.
Tatapan tajam Fuma menyiratkan 'Hm-udahan-ngobrolnya?'. Sedangkan, tatapan tajam NakaKen menyiratkan 'Terus-gunanya-kita-disuruh-kesini-buat-apa-ya?'
"Yuya, kamu kenapa―eh, itu temen-temen kamu, ya?" tanya Kota.
"E-eh.. iya, uncle."
"Oh, yaudah. Kalo gitu, uncle pamit balik ke kamar uncle, ya."
"Oke, uncle!"
Setelah kepergian Kota, Yuya dan Daiki melangkahkan kaki mereka menuju meja yang ditempati teman-teman seperbobrokan mereka.
"Lo butuh bantuan apa, hm?" tanya NakaKen sarkas.
Yuya hanya cengengesan, ia pun segera mengambil tempat duduknya disebelah Fuma.
"Jadi kan, pas gue sama Dai-chan masih di mobil, ada nomor yang gak gue kenal ngehubungin gue. Serius, pas gue tanya siapa, cuma dijawab gue disuruh dateng ke alamat yang dia suruh. Kan gue udah negthink aja, ya. Makanya, gue langsung minta Dai-chan buat ngehubungin kalian berdua," jelas Yuya.
NakaKen, YamaKen, Fuma, Shori, Sou, dan Marius pun mengangguk-angguk paham.
"Heh, tadi kita nungguin didepan gedung apartemennya sekitar sepuluh menitan tau, ga? Terus, untungnya Fuma nyuruh masuk ke dalem aja. Eh, kita pun baru sadar kalo ini apartemen. Terus, terus, hampir semua pegawai apartemen ini langsung ngenalin kita, dan kita pun disuruh ke restorannya aja," Shori menghela napas sejenak.
"Lanjutkan, Fum." suruh Shori.
"Lima menit kemudian, kita tadi liat lo, Dai-chan, sama oji-san yang tadi dateng ke restoran ini, terus mulai ngobrolin sesuatu yang kayaknya serius banget. Gue denger sekilas, sih. Muka lo juga kayaknya langsung muram banget," lanjut Fuma.
"Iyalah, njir." Yuya mengambil salah satu gelas yang berisi milkshake coklat entah milik siapa―yang sepertinya baru diminum seperempat gelas, lalu menyeruputnya hingga tandas.
"Setelah hampir delapan belas tahun hidup, tapi ternyata orangtua yang merawat lo saat ini bukan orangtua kandung lo, dan statusnya masih dipertanyakan, gimana gak kaget?"
Kedua mata Shori melebar. "Berarti oji-san yang tadi.."
"... ayah kandung lo, Yuy?" lanjut Fuma.
"Gak tau, malih. Nanti malem gue dateng ke rumah sakit tempat Mommy gue dirawat, gue disuruh tes DNA," jawab Yuya.
"Gitu, ya.."
"Jadi, sekarang kita langsung balik, apa gimana?" tanya Shori.
"Gak. Enak aja! Kita harus jalan dulu, pokoknya!" jawab NakaKen.
"Jalan kemana?" tanya Fuma.
"Nge-mall, kuy!" ajak Shori.
NakaKen, Fuma, dan YamaKen langsung bergidik ngeri.
"Astaga, Shor. Sejak kapan lo demen nge-mall?" tanya Fuma.
"Ya, maksudnya jalan-jalan di mall ya, bambank. Bukan shopping." jawab Shori malas.
"Oh~ Gue sih kuy aja!" seru NakaKen.
"TerMall, yuk?" ajak Daiki.
"Wah! Niatnya aku juga mau usulin disitu! Yaudah yuk, Dai-chan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/172128461-288-k971987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
「 My Bad BoyーArioka Daiki 」
Fanfiction「 SLOW-UPDATE 」 Nakajima Daiki adalah seorang anak tunggal. Karena ayah kandungnya sudah tiada, ia dititipkan ke adik kandung ayahnya satu-satunya. Ibunya langsung pergi begitu saja setelah menitipkan Daiki. Dan, adik kandung ayahnya ini adalah Naka...