"Dai-chan, apa kamu keberatan kalo aku panggil kamu dengan sebutan 'sayang'?"
Daiki mengerjap-ngerjapkan matanya. Apakah ia tidak salah dengar?
Yuya mengubah panggilannya menjadi 'aku-kamu', dan tiba-tiba saja, Yuya juga ingin memanggilnya dengan sebutan 'sayang'?!
Yang benar saja?
"Yuyan, i-ini aku gak salah denger?" tanya Daiki.
Yuya tersenyum, kemudian ia menggeleng. "Enggak, kamu gak salah denger." jawabnya.
"Jadi.. gimana?" tanya Yuya.
"Tapi, kan.. Panggilan 'sayang' gitu cuma buat orang pacaran, Yuyan. Sedangkan kita kan.. gak pacaran." jawab Daiki.
"Hm.. Buat orang pacaran aja, ya?" tanya Yuya.
Daiki mengangguk.
Dan tiba-tiba saja, Yuya berlutut didepan Daiki.
"Sebelumnya, aku minta maaf karena ini sama sekali gak ada persiapan, dan dadakan banget." kata Yuya.
"Tapi, meskipun gak ada persiapan dekor ruangan, atau sebagainya. Aku pengen bukti cinta aku cukup buat ini,"
"Dai-chan, sekarang ini mungkin aku cuma cowok berandalan yang suka bikin ulah dimana-mana, jika dua bulan yang lalu kamu gak dateng ke kehidupan aku. Tapi sekarang, aku bisa berubah lebih baik, dan itu semua berkat kamu. Kami-sama udah kasih aku perempuan yang baik, yang gak cuma cantik parasnya aja, tapi juga cantik hatinya,"
"Dan, kamu juga udah buktiin sama aku kalau cinta itu emang bener-bener ada. Buktinya, sekarang aku udah bener-bener jatuh terlalu dalam sama kamu,"
"Hari-hari aku emang udah dibuat berwarna sama kamu. Tapi, sekarang boleh kan kalau aku yang coba gantian bikin hari-hari kamu lebih berwarna?"
Yuya menggenggam kedua tangan Daiki erat. "Dai-chan, will you be mine?"
Jantung Daiki masih berdegup tak karuan, dan entah mengapa kini kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Bukannya kamu sendiri yang mutusin.. kalo kita cuma bakal komitmen aja?" Entah mengapa, Daiki malah terpikir untuk menjawab seperti itu.
Yuya terkejut, ia tak menyangka jawaban Daiki akan seperti itu. Jujur, ia agak kecewa.
Namun, Yuya tetap berusaha bersikap lembut. "Bukannya kamu bilang tadi panggilan 'sayang' cuma buat orang pacaran aja? Yaudah, kita pacaran aja," gurau Yuya.
"Semudah itu?" tanya Daiki.
Yuya membulatkan kedua matanya terkejut. "Maksud kamu?"
"Kamu langsung nembak aku, karena aku bilang panggilan 'sayang' buat orang pacaran doang? Semudah itu?" tanya Daiki kecewa.
"Jelas enggak, Dai-chan. Aku selalu nunggu momen yang tepat buat―"
"G-gomen, Yuyan. Tapi, aku belum siap." jawab Daiki pelan.
***
"Eyyoo, gaes! Shori in your area!"
"Eh gila, gue ganteng juga ya," Shori merapikan rambutnya didepan kamera.
"Jadi, sekarang gue lagi ngebajak HP-nya NakaKen ya, gaes. Dia lagi berenang di kolam renang ini. Nah, itu tuh orangnya," Shori mengarahkan kamera ponsel NakaKen ke arah kolam renang didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
「 My Bad BoyーArioka Daiki 」
Fanfic「 SLOW-UPDATE 」 Nakajima Daiki adalah seorang anak tunggal. Karena ayah kandungnya sudah tiada, ia dititipkan ke adik kandung ayahnya satu-satunya. Ibunya langsung pergi begitu saja setelah menitipkan Daiki. Dan, adik kandung ayahnya ini adalah Naka...