• part 43 : waiting for answer •

74 10 23
                                    

6.00 P.M.

"Aku bosen!" pekik Daiki sambil melempar bantalnya ke sembarang arah.

Daiki berpikir sejenak, kemana ia harus pergi sekarang?

Ke perusahaan Yuto, sekaligus menemui Ryosuke? Atau, ke butik Keito?

Hikaru akan pulang satu jam lagi, jadi haruskah ia menemui Hikaru?

Dan, lima belas menit yang lalu, Ryutaro juga pamit untuk pergi ke rumah temannya sebentar. Tapi, Daiki tidak tahu berapa lama 'sebentar'-nya itu.

"Atau chat Yuyan aja?" gumam Daiki.

Kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengapa tiba-tiba ia memikirkan Yuya?

Drrttt, drrttt!

Suara getaran ponsel menyadarkan Daiki dari lamunannya. Ia segera mengambil ponselnya, dan melihat siapa yang menghubunginya.

Incoming call from Yuyan💜
Answer | Decline

"Eh?" Daiki langsung menekan tombol 'answer'.

"Moshi-moshi, Dai-chan?"

"Moshi-moshi, Yuyan?" jawab Daiki.

"Lo lagi di rumah?" tanya Yuya.

"Iya," jawab Daiki.

"Lagi ngapain?" tanya Yuya lagi.

"Rebahan di kamar, kenapa?" jawab Daiki.

"Eum, gapapa sih. Nanya aja."

"Ooo,"

"Ada bang Hika sama bang Ryu, kan?" tanya Yuya.

"Enggak. Bang Hika lagi ninjau proses renovasi kantornya, terus bang Ryu pamit ke rumah temennya lima belas menit yang lalu," jawab Daiki.

"Ooo.."

"Kenapa kamu nanya-nanya kayak gitu?"

"Gapapa, nanya aja."

Daiki berdecak kesal. Cuma bertanya saja, katanya?

"Lo lagi sibuk, ya?"

"Enggak. Emang aku sibuk ngapain?"

"Eum.. Sibuk belajar, mungkin?"

Daiki menepuk dahinya keras. Bagaimana ia bisa lupa kalau besok masih ujian?!

"Yuyan, aku matiin ya panggilan―"

"E-eh, jangan dulu!"

"Hah, kenapa?"

"E-eum.. Gue boleh belajar bareng lo? A-ada yang gak gue ngerti materinya,"

"Hah? Eum, b-boleh kok."

"Gue otw ke rumah lo, ya?"

"Eum, yaudah. Aku tungguin, kok. Hati-hati, ya."

"Sip," Dan, Yuya pun memutuskan panggilan sepihak.

「 My Bad BoyーArioka Daiki 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang