Pukul 23:00
"Manajer Kang, kau belum pulang? Apa kau akan lembur lagi?" Tanya Pak Wonduk, pak penjaga yang biasa membersihkan kantor setelah semua staff pulang.
Gadis yang kerap disapa Manajer Kang itu kini mengangguk, matanya lemas tapi ia tetap semangat sampai pekerjaannya selesai.
"Apakah Manajer Kang ingin segelas kopi?" Tanya Pak Wonduk, Yeorin mengangguk.
"Baiklah. Akanku ambil setelah aku menyapu ruangan kotormu ini." Pak Wonduk segera menyapunya.
"Tak usah terlalu berusaha, ahjussi. Kau sudah tua, seharusnya kau menghabiskan waktumu dengan ahjumma. Liburan. Aku yang akan mengurusnya." Tutur Yeorin.
"Ah, tidak perlu Manajer Kang. Akhir-akhir ini kau senang sekali tersenyum. Ada apa? Kau belum menceritakannya padaku."
"Tidak apa-apa. Hanya saja aku sudah menyelesaikannya."
"Apapun itu, syukurlah. Oh ya, bagaimana kabarmu dengan kekasihmu, Manajer Kang? Bagaimana perkembangannya?" Pak penjaga itu bertanya, Yeorin jadi tersenyum. Hanya kepada bapak penjaga itu ia selalu menceritakan kisah hidupnya selama di Jeju, termasuk kisah cintanya. Yeorin menjadikan Pak Wonduk sebagai sosok ayahnya, karena sejak kecil Yeorin tak pernah melihat ayahnya sama sekali. Sampai akhirnya Pak Wonduk juga pindah ke Seoul bersama istrinya.
"Aku sudah mengirimkannya padamu, ahjussi. Dua hari yang lalu." Ujar Yeorin, tersenyum lagi. Entah kenapa akhir-akhir ini dia sering tersenyum. Pak Wonduk jadi bingung, apa yang dikirimkan Yeorin padanya.
"Apa kau sudah pulang selama dua hari itu? Aku mengirimkannya kepada Sunhee ahjumma. Kau pasti akan terkejut melihatnya." Ujar Yeorin lagi.
"Benar sekali, aku tidak pulang dua hari ini. Banyak sekali kerjaan yang harus kuselesaikan, rapat lebih sering dibulan ini, jadi ruangannya harus terlihat selalu rapi. Tapi ada apa?" Ucap Pak Wonduk sembari menyapu ruangan Yeorin.
"Aku akan menikah."
***
Pukul 23:00
Pria itu meregangkan lehernya, kaku sekali. Sejak tadi siang ia selalu dikantor, menyelesaikan pekerjaan yang bukan pekerjaannya yang deadline-nya besok pagi. Dasinya sudah berada di arah yang salah, bajunya sudah tidak rapi lagi. Rambutnya agak acak-acakan.
"Apa kau akan memaksakan dirimu untuk mengerjakan itu semalaman, Jung gyejang?" Tanya Choi Chanyeol, sahabatnya sedari dalam kandungan dan salah satu staf yang berada di timnya. Tim Editing and Design.
"Kalau bukan aku yang mengerjakannya, pasti projek ini tidak akan selesai." Projek ini seharusnya dikerjakan Im Hoseok–salah satu anggota timnya, tapi tiba-tiba saja Hoseok jatuh sakit. Mau tidak mau dialah yang harus membuatnya.
"Kau bisa menyuruh Jeon Jimin untuk membuatnya, Seokjin-ah." Ujar Choi Chanyeol, merasa kasihan dengan sahabatnya itu.
"Aku tidak akan menyuruh bocah intern itu untuk membuatnya atau semuanya akan kacau." Seokjin melanjutkan membuat proyek itu. Jimin juga sudah menjadi bocah intern hampir enam bulan dan sangat akrab dengan Chanyeol dan Seokjin, memang awalnya sok kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]
Fanfic[SELESAI] it was.... Beautiful. And, still. ___________________ © 2020, littlepeach13