Hari-hari berlalu, bulan-bulan berganti, mereka sudah menginjak kelas 3 SMA. masa SMA Seokjin sungguh indah. Ia terus melihat Yeorin tiap pergi atau pulang sekolah, walaupun dari jauh. Setiap hari selalu melihat Yeorin, dimulai dari toko bunga nenek Park. Seokjin tersenyum bisa melihat Yeorin bahagia.
Ingat saat Yeorin ingin mentraktir Seokjin nasi goreng kimchi, saat itu laki-laki yang berada dikantin saat iri dengan Yeorin yang duduk dengan Seokjin sembari tersenyum kepada Seokjin. Seokjin canggung sekali. Ia masih ingat sekali bagaimana senyum Yeorin bak matahari pagi, menenangkan.
Di kelas juga, Seokjin sering memberikan penjelasan tentang matematika, itu karena Yeorin ditambah Chanyeol yang memaksanya. Namun, Yeorin belum tahu jika Seokjin satu arah dengannya jika pulang atau pergi ke sekolah. Seokjin tidak memberitahukannya, toh kalau dia memberitahukannya juga tidak akan merubah apa-apa.
Setelah menanyakan kepada nenek Park, Seokjin segera tahu Yeorin juga sering pulang malam karena ia mengikuti kursus bahasa inggris. Pulang di jam yang sama dengan Seokjin, ini sepertinya bukan kebetulan. Tuhan merencanakannya dengan benar sekali.
Seperti biasa, Seokjin mengikuti langkah Yeorin dari jauh. Menatap gadis yang dimatanya sangat cantik dan suka tersenyum itu.
Tiba-tiba Yeorin berhenti. Ada 2 pria yang sepertinya menunggu Yeorin lewat di situ, menganggu Yeorin. Yeorin sangat ketakukan.
"Bermainlah dengan kami, siswa cantik." Ucap salah satunya yang memegang botol minuman keras.
"Jangan menyentuhku!" Ucap Yeorin. Daerah ini memanglah sangat sepi.
Orang itu menarik paksa lengan Yeorin. Membuat Yeorin berteriak. Seokjin dari jauh yang melihat itu langsung berlari sekencang mungkin. Yeorin ditarik ke dalam gang gelap. Yeorin berteriak dan menangis sekencang-kencangnya.
"LEPASKAN DIA!" Teriak Seokjin. Seokjin kemudian berlari kencang menuju orang yang menarik keras lengan Yeorin. Bersiap dengan tendangannya.
BRUK!
Suaranya kencang sekali. Seokjin berhasil menendangnya dan membuat orang itu terbentur kotak kayu di belakangnya. Orang itu terhuyung dengan tubuh yang ambruk di bekas kotak kayu itu. Ternyata Yeorin lebih dulu didorong keras oleh orang itu, membuat jidatnya tergores mengeluarkan sedikit darah.
Yeorin menangis sejadinya, Yeorin menyadari bahwa orang yang menolongnya adalah Jung Seokjin, seseorang yang selalu menolongnya dikala kesulitan.
Sisa satu orang lagi. Orang itu geram, mengambil botol dan memecahkannya. Ia menarik Yeorin.
"EOMMA!" Teriak Yeorin.
"Jangan mendekat! Atau aku bunuh gadis cantik ini!" Yeorin menahan napasnya, pecahan botol itu sebentar lagi akan menyayat leher Yeorin. Orang itu benar-benar mengancam Yeorin dengan pecahan botol itu.
"Jadi ini anak manis yang sering bos ku ceritakan?" Orang itu tersenyum miring, menyeramkan sekali.
Seokjin bingung, apalagi Yeorin yang sudah sangat ketakukan.
"Apa maksudmu?" Tanya Seokjin. Peluhnya sudah membasahi rambutnya.
"Ah! Aku baru saja mengenalmu. Kau adalah pria yang selalu bosku pajang. Apakah kau menolaknya dan lebih memilih gadis ini, anak muda?" Orang itu berbicara tentang hal yang tak Seokjin mengerti.
"LEPASKAN DIA!" Seokjin berteriak, muak dengan semua omong kosong itu.
"Kau kenal Lee Hyena? Dia yang menyuruhku membunuh gadis manis ini." Tukas preman itu. Seokjin sangat-sangat terkejut, gadis polos itu ternyata monster. Serigala berbulu domba.
Ternyata cemburu dengan Yeorin yang selalu Seokjin dekati.
Malam itu semakin panas saja. Seokjin menahan napasnya. Berpikir apa yang harus ia lakukan.
Seokjin menatap bola mata Yeorin, seakan berbicara percayalah padaku. Seokjin kembali memasang kuda-kuda, peluhnya membasahi rambut dan baju sekolahnya.
BRUKKK!
Sebelum preman itu menyayat leher Yeorin, Seokjin lebih dulu menendangnya sampai ke tembok. Yeorin sampai terduduk, badannya bergetar, menangis sejadinya. Namun Seokjin merasakan sakit dibagian perutnya.
"Seokjin-ah!" Teriak Yeorin. Seokjin memegang perutnya, baju putihnya berubah merah karena darahnya sendiri. Yeorin menangis habis-habisan.
"Aku tidak apa-apa." Ucap Seokjin sambil meringis kesakitan. Seokjin akhirnya terduduk, merasakan sakit luar biasa di perutnya.
"Bagaimana ini?" Yeorin terisak-isak. Yeorin berteriak minta tolong, sampai akhirnya ada seseorang yang lewat langsung menolong mereka. Dengan cepat menelepon ambulans.
"Seokjin-ah...." Yeorin menggenggam jemari Seokjin yang meringis kesakitan di dalam mobil ambulans, namun ia kelewat bahagia juga karena tangannya digenggam oleh gadis impiannya.
"Hei... tenang saja.. aku tak apa-apa." Tak apa-apa bagaimana jika setiap detik Seokjin selalu meringis kesakitan.
Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung memeriksa Seokjin dan langsung mengobatinya. Untung saja lukanya tak terlalu dalam, tapi butuh waktu beberapa hari untuk jangan banyak bergerak.
Yeorin masih menangis tersedu-sedu di samping Seokjin. Gadis itu sangat-sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi. Bukannya Seokjin senang, tapi malu karena tangisan Yeorin membuat semua orang di rumah sakit khususnya di ruangan itu melihat mereka berdua.
"Yeorin-ah, berhentilah menangis. Aku tidak apa-apa." Ucap Seokjin. Memegang lengan gadis itu agar ia tak menangis lagi, tiba-tiba saja Yeorin memeluk Seokjin erat sekali. Seokjin mematung, nafasnya naik-turun tak beraturan.
"Ah!" Sampai akhirnya Seokjin sadar akan perutnya yang sakit karena Yeorin terlalu erat memeluknya.
"Aku takut, Seokjin-ah...." Yeorin menangis dipelukan Seokjin. Yeorin sangat terisak. Takut sekali. Jika tidak ada Seokjin bagaimana ia nanti selamat dari sini, atau bahkan ia akan mati di tangan orang-orang pemabuk ini.
"Jangan takut. Aku disini untukmu." Tutur Seokjin, menepuk pelan punggung Yeorin. Menenangkannya.
Yeorin sudah tenang. Namun masih merasa sangat bersalah.
"Aku tahu kau tinggal di sini juga, Seokjin-ah." Tutur Yeorin masih menghapus sisa air matanya.
"Kita juga sering berada di bus yang sama, kau selalu di tempat yang sama. Aku tahu saat aku melihatmu bersama nenek Park, di hari pertama aku sekolah." Ia tahu selama ini Seokjin tinggal di sini juga.
"Apa kau baik-baik saja?" Seokjin menatap jidat Yeorin yang berdarah. Yeorin menyentuhnya lalu meringis kesakitan. Seokjin cepat-cepat mengambil plester dari tasnya. Entah kenapa plester itu bergambar kartun anak anjing berwarna kuning, dengan telinga hitam memanjang kebawah, dan mengeluarkan lidah. Lucu sekali.
Seokjin pelan-pelan menempelkannya pada jidat Yeorin. Wajahnya berdekatan dengan Yeorin. Ia bisa merasakan nafas Yeorin di wajahnya.
"Terima kasih karena banyak menolongku." Ucap Yeorin.
"Sama-sama." Seokjin hanya menunduk. Canggung sekali.
"Mulai sekarang aku akan melindungimu!" Ucap Yeorin, membuat pria di depannya itu gugup tak bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]
Fanfiction[SELESAI] it was.... Beautiful. And, still. ___________________ © 2020, littlepeach13