23:38 - 4

11 1 0
                                    

Seokjin sudah kembali seperti Seokjin yang Yeorin kenal. Seseorang yang penuh tawa dan kebahagiaan. Untuk kesedihan atas kehilangan nenek Park, Seokjin masih sering murung dan lebih banyak berdiam diri, namun atas semua itu Yeorin selalu memberikannya semangat.

Yeorin sudah bersiap-siap dengan kemeja cokelatnya, menuju kantor baru dan pekerjaan baru dihari pertama.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Yeorin pada Seokjin yang sedang memakan rotinya.

"Cantik." Ucap Seokjin.

"Bailah, aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu." Yeorin meraih kunci mobil dan tak lupa mengecup pipi Seokjin.

"Aku juga mencintaimu. Hati-hati."

Setiap hari berlalu begitu saja, Seokjin yang semangat belajar untuk mengulanginya lagi tahun depan agar masuk di perusahaan yang ia impikan sejak ia kecil. Tak terasa 6 tahun berjalan hubungan mereka dengan banyaknya rintangan yang menghadang. Seokjin menyiapkan kejutan di toko bunga nenek Park yang sudah tak buka.

Yeorin baru saja kembali dari kantornya dan membuka pintu apartemen. Namun, lampu tak menyala. Seokjin tak ada di rumah.

Yeorin menyalakan lampu dan tak ada siapa-siapa. Cepat-cepat ia meraih handphonenya dari dalam tas. Menghubungi Seokjin, namun tak dijawab.

Khawatir sekali gadis itu, akhirnya ia kembali ke bawah dan melaju ke daerah perumahan mereka dulu. Yeorin berlari sekencang mungkin di bawah malam yang gelap itu, hanya lampu jalan yang menerangi.

Yeorin tetap menghubungi Seokjin lewat teleponnya, namun tetap tak dijawab.

Sampai akhirnya ia melihat Seokjin berdiri di depan toko bunga nenek Park dengan memegang kue dan lilin yang tengah menyala.

Nafas Yeorin naik-turun, merasa bersyukur bisa menemukan pria itu. Ia sadar akhirnya, beginilah lelahnya Seokjin untuk mendapatkan Yeorin dulu. Yeorin melangkah mendekat.

Seokjin tersenyum melihat bagaimana Yeorin mencarinya, takut kehilangan dia.

"Ku kira kau melakukan hal-hal gila lagi." Ucap Seokjin, menghapus peluhnya yang turun.

Kue itu cantik sekali, berwarna ungu dengan tulisan I LOVE YOU di atasnya, angka 6 menandakan hubungan mereka sudah berjalan 6 tahun, ditambah Lilin yang menerangi.

"Yeorin-ah, terima kasih sudah bersamaku selama ini. Terimakasih sudah menerima kekuranganku dan kau menjadi pelengkap seluruh hidup seorang Jung Seokjin. Maafkan aku pernah membuatmu menangis, kedepannya aku tak akan pernah membuatmu menangis lagi. Dan, aku takkan meninggalkanmu, kaupun begitu. Aku sangat-sangat mencintaimu, Kang Yeorin." Tutur Jung Seokjin.

Yeorin tersenyum, menangkup pipi pria itu. "Hei, aku yang sangat berterima kasih kepadamu karena kau datang ke hidupku. Membawa segenap rasa cinta yang pernah ada, aku tak pernah menerima rasa cinta sebesar kau memberikannya padaku. Aku juga minta maaf sudah menjadi beban buatmu, kau tak perlu menjadikanku beban, Seokjin-ah. Sungguh tak perlu. Aku mencintaimu." Balas Kang Yeorin.

Mereka berdua meniup lilin itu bersamaan dan tersenyum menatap sesama. Yeorin tak menyangka kamera tengah merekam mereka dibawah lampu redup milik toko nenek Park. Seokjin sudah menyiapkan kejutan ini.

"Apa yang kau harapkan, Kang Yeorin?" Tanya Seokjin.

"Aku hanya ingin hidup 1000 tahun lagi denganmu." Balas Yeorin.

"Apa yang kau harapkan, Jung Seokjin?"

"Aku berharap Tuhan tak akan pernah membiarkanmu kehilangan senyum indahmu. Aku ingin kau terus bahagia."

Camera off.

Akhirnya mereka berdua duduk di depan toko bunga nenek Park yang sudah lama tutup.

"Maafkan aku sudah membuatmu berlari ke sini." Ucap Seokjin yang menggenggam jemari Yeorin.

"Tak apa. Anggap saja aku berolahraga." Yeorin jadi tersenyum lebar, mengingat bagaimana ia berlari mencari seseorang yang ia cintai.

"Seokjin­-ah.." Panggil Yeorin. Seokjin menoleh kepadanya.

"Aku akan tetap di sini, menjadi satu-satunya orang yang akan memberikanmu pelukan terhangat yang bisa aku berikan."

Di bawah malam gelap itu menjadi saksi cinta terbaik yang pernah ada. Bahkan gelap pun turut berbahagia dengan cinta itu walaupun gelap hanya satu hal yang banyak orang hilangkan. Berterimakasihlah kalian kepada takdir yang sudah berperan baik untuk seluruh susunan kehidupan cintamu. Semoga cinta itu benar-benar menjadi hal yang tetap membuat mereka tak pernah merasa bosan.

Bila kau mencintai seseorang dengan tulus, kau pasti akan selalu melihatnya cantik dan merasakan pelukan terhangatnya.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang