23:25 - 2

11 1 0
                                    

Acara wisuda sudah selesai dua hari yang lalu. Seokjin menjadi orang yang mewakili seluruh wisudawan kampusnya untuk membacakan pidato kelulusan. Yeorin terharu, mendengarkan salah satu kalimat yang dibacakan Seokjin dalam pidatonya: Aku berterima kasih sekali atas seseorang yang pertama kali memelukku di gang itu, memberikanku semangat untuk hidup lebih lama.

Seokjin juga berfoto dengan Yeorin, Seokjin memegang bunga lavender yang belum jadi itu. Seokjin tak menyuruh Yeorin untuk merangkainya lagi, biarkan setengah jadi saja. Foto itu tengah bertengger cantik dengan balutan bingkai berwarna putih, mengindahkan sisi kamar Seokjin dan Yeorin.

Sekarang Yeorin dan Seokjin sedang berada di Pyeongchang, salah satu daerah dengan salju terbaik di Gangwon. Mereka memutuskan untuk liburan ke sana, menyegarkan pikiran, menghitung bahwa sekarang sudah akhir tahun. Liburan ini dispesialkan oleh Ibu Yeorin yang memiliki tiket berdua untuk ke sana.

Mereka berdua akhirnya berjalan-jalan di sekitar salju tebal sudah dengan pakaian lengkap di musim dingin. Seokjin menekan tombol mulai di kameranya, mulai merekam Yeorin yang sedang bermain Salju.

Camera on.

Seokjin menyorot Yeorin yang terjatuh karena licin dan tertawa lebar. Mata sipitnya sampai kelihatan. Seokjin mulai mendekati Yeorin yang tengah tidur di atas salju, kamera itu merekam Yeorin yang menarik Seokjin agar tidur juga di sebelahnya.

Merekam segala bentuk senyum Yeorin yang bahagia, di atas salju.

"Yeorin-ah, terima kasih sudah datang dihidupku." Ucap Seokjin. Yeorin hanya mengangguk. Yeorin mencintai pria itu amat sangat.

"Aku mencintaimu, Jung Seokjin. Sangat mencintaimu." Tutur Yeorin dan kembali tersenyum. Dan, Seokjin mematikan kamera lalu menarik Yeorin mendekat.

Lima hari berlalu, dan mereka akhirnya pulang. Karena Seokjin dihubungi ibunya untuk berangkat ke Busan besok pagi. Jinhee, ibu Seokjin juga merasa bersalah harus menghubungi anaknya yang tengah menikmati masa liburannya bersama kekasihnya. Namun ini mendadak sekali. Nenek Seokjin mendadak masuk rumah sakit.

Malam itu hangat sekali. Seokjin menggenggam jemari Yeorin erat, saling menatap dan ingatan mereka kembali saat mereka melewati gang sempit buntu itu. Mereka ingat bagaimana Yeorin pertama kali memeluk Seokjin dan Seokjin menjawab: jangan khawatir, aku ada di sini.

Dan, mereka sedikit terkejut mengetahui bahwa takdir saat itu benar-benar baik dengan mereka sampai akhirnya mereka bisa menjadi pasangan kekasih yang tak pernah egois akan cinta yang mereka terima.

Mereka akhirnya sampai di depan toko bunga nenek Park. Di sini biasanya mereka berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing dan bertemu lagi esoknya di sini. Seokjin tak bisa pulang ke rumah Yeorin hari ini karena harus mengikuti ibunya untuk ke Busan, menemui neneknya. Berat sekali melepas genggaman tangan itu.

Yeorin tak mau melepasnya.

"Aku akan kembali lagi." Jawab Seokjin. Akhirnya, Yeorin melepas genggaman itu. Seokjin melangkah berbelok ke kiri, dan Yeorin melangkah berbelok ke kanan dengan langkah berat. Ini pertama kalinya Seokjin akan meninggalkannya untuk waktu yang cukup lama. Sudah jauh mereka berdua, hanya lampu jalan yang menerangi jalan mereka.

Yeorin terhenti, dan berbalik berlari menuju Seokjin. Seokjin yang mendengar langkah kaki itu, berbalik.

Yeorin memeluknya.

"Hei, ada apa?" Tanya Seokjin, mendengarkan isakkan Yeorin. Menepuk punggung gadis itu pelan, berusaha menenangkan.

"Berjanjilah padaku untuk datang lagi." Ucap Yeorin dalam isakannya.

"Aku tak akan pernah meninggalkanmu. Kau tahu, sejak dulu aku ingin selalu bersamamu. Takdir akan selalu setuju denganku." Balas Seokjin.

Yeorin memeluk pria itu lebih erat. Ia tak pernah mencintai pria sebesar ia mencintai Jung Seokjin. Sebesar itu rasa cinta Yeorin kepada Seokjin.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang