23:38 - 3

12 1 0
                                    

Seokjin masih tetap merasa begitu.

Seokjin merasa bahwa ia sangat kecil di depan gadis yang ia cintai itu. Tetap saja, Yeorin tak mempermasalahkannya. Dan Seokjin selalu mempermasalahkannya. Bahkan saat Inha dan Chanyeol mengunjunginya ia tak mempedulikan dua rekannya itu, Chanyeol bahkan pertama kali sejak mereka sahabatan dari dalam kandungan.

"Seokjin-ah, apa kau akan begini terus setiap hari?" Yeorin sudah tak tahan ingin membicarakannya. Mereka berdua sedang makan malam.

Seokjin tak menjawabnya, Seokjin menyimpan sumpitnya, ingin ke kamar. Namun, ia lebih dulu mendapat teriakan Yeorin.

"JUNG SEOKJIN!" Teriak Yeorin, wajahnya merah padam. Sebentar lagi air matanya akan turun.

"Aku tak mau membicarakan ini sekarang." Ujar Seokjin. Tidak menatap Yeorin. Jika ia melihat gadis itu, hatinya pasti akan teriris.

"Kapan kau akan membicarakannya?" Yeorin menahan emosinya.

Seokjin lagi-lagi tak menjawab. Pria itu hanya menatap kosong meja makan.

"Bicaralah kepadaku Seokjin-ah. Agar aku mengerti." Yeorin menjaga nafasnya agar tak kehilangan kendali lagi.

"Tak ada yang ingin kubicarakan denganmu, Kang Yeorin. Dan kau tak akan pernah mengerti." Ucap Seokjin lagi, masih tak melihat Yeorin.

"Semua perlakuanmu adalah hal yang ingin kau bicarakan padaku, Seokjin-ah. Aku akan mengerti semua perihalmu karena kau lebih lama bersamaku." Yeorin masih memaksa agar pria itu berbicara. Air mata Yeorin jatuh ke meja makan.

"Aku muak dengan semuanya. Perlakuanmu membuatku sakit. Aku sudah sangat berusaha membuat kembali, namun kau berubah. Kau selalu pulang dengan mabuk, dan itu hanya membuat hatiku sakit. Apa sebenarnya yang kau kecewakan, Jung Seokjin? APA?!!"

"PERCUMA AKU MENGATAKANNYA, KANG YEORIN!" Teriak Seokjin, membuat gadis itu sedikit tersentak. Merasakan hatinya mengernyit. Wajah Seokjin sudah merah padam, amarahnya menyerbu diri Seokjin.

"Aku merasa sangat kecil jika berada di sekitarmu, kau adalah beban terberat dihidupku yang harus aku selesaikan." Ujar Seokjin dengan emosinya, wajah pria itu merah sekali.

"Jika aku beban untukmu, sejak awal kita tak akan seperti ini. Tanpamu, dan tidak pernah denganmu. Jika aku beban, aku akan berpisah denganmu." Itu adalah kalimat terbodoh yang pernah Yeorin keluarkan. Gadis itu sudah sangat menangis sekarang.

Wajah Seokjin mengeras, menatap wajah Yeorin setelah mendengarkan ucapan 'bodoh' Yeorin.

"Aku tak mau." Tukas Seokjin. Bagaimanapun ia mencintai gadis itu, mencintai seorang Kang Yeorin. Yeorin mulai mendekati Seokjin, berhasil memeluk Seokjin yang masih duduk di kursi meja makan. Memeluk pria kecil yang menangis. Mereka berdua menangis. Yeorin mengelus pelan kepala Seokjin.

"Kalau kau tak mau, kau seharusnya bercerita kepadaku. Membuang rasa sedihmu, membuang rasa kecewamu. Aku tak mempermasalahkannya, Seokjin-ah. Kau tak perlu merasa kecil hanya karena kau tak mendapat pekerjaan itu. Kau bisa coba dan coba lagi.

"Aku selalu ada di dekatmu, dan kaupun begitu. Bagaimanapun, aku mencintaimu bahkan saat badai menerjang hubungan kita, aku akan tetap mencintaimu." Seokjin langsung melingkarkan lengannya di pinggang Yeorin. Memeluk gadis itu erat sekali.

"Nenek Park tak akan pernah bahagia di sana jika melihat cucu kesayangannya bersikap seolah bukan dirinya. Kau jadi berbeda, aku jadi takut kalau sikapmu itu berubah membuat cintamu kepadaku juga berubah." Gadis itu benar-benar menumpahkan seluruh isi hatinya.

"Aku minta maaf, Yeorin-ah. Aku minta maaf." Seokjin menangis dalam pelukan Yeorin yang ia sayangi. Menyadari betapa bodohnya ia melakukan hal itu. Melakukan hal-hal yang membuat hubungan mereka sedikit lagi jatuh di jurang tak berujung.

"Maaf, aku sudah mengatakan hal bodoh. Aku tak ingin berpisah denganmu, hanya saja aku tak tahu bagaimana lagi cara mengungkapkannya." Tutur Yeorin lagi.

"Maafkan aku..." Tutur Seokjin, air matanya membasahi baju putih Yeorin.

"Disini saja, aku tetap memberikanmu pelukan terhangat yang bisa aku lakukan."

Menjadikan semuanya beban hanyalah membuatmu merasa kecil, tak bisa menghilangkan beban itu hanya karena kalian tak mau. Semua punya jalan, semua punya sudut untuk kembali mencoba.

Tak pernah ada kata beban, sebelum kalian coba melupakannya.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang