Pagi ini, Seokjin dan Yeorin sudah rapi dengan kemeja khas staff baru. Hari ini juga mereka akan memulai melamar pekerjaan di perusahaan yang mereka impikan. Tentunya kedua perusahaan itu yang terbaik di Korea Selatan. Dengan berbekal nilai akhir mereka saat kuliah membuat mereka semangat sekali.
Tak lupa mengecup pipi Seokjin, Yeorin lebih dulu berangkat melamar karena ia mendapat giliran lebih awal dibanding Seokjin.
Seokjin sangat tanggap akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan panitia. Jawabannya mulus sekali, ia sudah yakin akan mendapatkan pekerjaan itu. Ia keluar dari ruangan itu dengan perasaan bahagia, ia yakin dengan usaha yang sudah ia lakukan.
Oh iya, Seokjin sudah membeli mobil sebulan yang lalu. Mobil itu ia beli dari hasil kerja ibunya selama empat tahun, Jinhee dari dulu sangat ingin menghadiahkan mobil kepada anaknya, dan itu tercapai.
Seokjin keluar dari mobilnya dan segera menaiki lift. Ia membuka pintu apartemennya dan terkejutnya dia makanan sudah tersaji di meja makan, ada Yeorin juga di sana. Tersenyum menatapnya.
"Selamat datang ke rumah calon ketua tim." Ucap Yeorin dan mendapat kecupan Seokjin di pucuk kepalanya.
Seokjin mencuci tangan di wastafel. "Bagaimana hari ini?" Tanya Seokjin.
"Semuanya lancar sekali. Kau?"
"Semuanya berlalu dengan baik." Balas Seokjin. Seokjin kemudian beranjak mengambil kamera dan menekan tombol mulai, merekam segala pembicaraan yang mendatangkan tawa. Menyuapi satu sama-lain, kamera itu benar-benar menjadi saksi bahagia Seokjin dan Yeorin.
"Yeorin-ah, apa pun yang terjadi jangan meninggalkanku." Tutur Seokjin. Gadis itu mengangguk. Dan Tersenyum.
Dan, kamera itu merekam senyum terbaik yang Yeorin punya.
***
Hari-hari berjalan dengan semestinya, namun kali ini ada yang berbeda. Yeorin baru saja mendapatkan informasi bahwa ia lulus menjadi salah satu staff HR di perusahaan yang ia lamar beberapa hari lalu. Seokjin juga pastinya akan membawa berita baik hari ini.
Yeorin bahkan menunggu Seokjin di depan pintu apartemennya, membayangkan saat Seokjin membuka pintu, gadis itu bisa langsung memeluk Seokjin yang juga punya berita bahagia untuknya. Itu yang Yeorin bayangkan.
Seperti ada seseorang yang menekan kode pintu, saat pintu itu terbuka Yeorin langsung memeluk Seokjin. Sepertinya ada yang aneh, Seokjin tak bersemangat.
"Hei, ada apa?" Tanya Yeorin setelah melepas pelukannya. Seokjin tak menjawab, hanya mengelus rambut Yeorin pelan lalu menuju dapur meneguk segelas air.
Seokjin baru saja mendapatkan informasi bahwa ia tak lulus di perusahaan yang ia lamar. Bingung, karena Seokjin sangat yakin menjawab pertanyaan itu dengan sangat baik.
Yeorin yang mengerti keadaan, memeluk pria yang dicintainya itu dari belakang. Melingkarkan lengannya sempurna di pinggang Seokjin.
"Kau bisa mencobanya besok lagi. Jika gagal, coba lagi. Bukankah kau yang selalu bilang padaku kalau di dunia ini tak ada namanya gagal jika selanjutnya ada yang namanya coba lagi." Benar yang dikatakan Yeorin, tidak ada yang namanya gagal. Gagal hanya sebagai jalan pintas untuk kita coba lagi.
Namun tetap saja Seokjin tak akan pernah bisa menghilangkan rasa kecewanya yang mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]
Fanfic[SELESAI] it was.... Beautiful. And, still. ___________________ © 2020, littlepeach13