Seokjin mulai berdiri saat bus sudah muncul di ujung sana, bersiap untuk pulang. Sudah malam, karena ia harus ke tempat kursus untuk belajar mendalam tentang editing, ia suka hal berbau IT.
Bus sudah ada di depannya, ia menoleh ke kiri sepertinya ia kenal gadis dengan rambut diikat itu. Kang Yeorin. Ia juga menaiki bus yang sama dengan Seokjin. Tujuan yang sama.
Jantungnya bukan main berdetak. Ia menyembunyikan wajahnya dengan tas, takut dilihat Yeorin yang duduk dibangku paling belakang bus.
20 menit perjalanan, akhirnya sampai di halte bus dekat rumah Seokjin. Yeorin sepertinya turun juga. Yeorin tak memperhatikan jalan, hanya fokus dengan catatan yang diberikan Seokjin tadi siang saat di kantin.
Seokjin bukan mengikuti Yeorin, hanya saja langkah mereka sama menuju arah yang sama. Yeorin menyapa penjual toko bunga dan berbelok ke kanan. Ternyata sampai disini saja. Rumah Seokjin berbelok ke kiri. Seokjin bisa melihat Yeorin hanya sampai di sini saja, di toko bunga Nenek Park.
"Selamat malam nenek Park." Sapa Seokjin kepada seorang wanita paruh baya yang sedang merangkai bunga. Seokjin singgah dulu di situ sebentar.
"Selamat malam, Seokjin-ah. Kau selalu pulang malam, dan selalu menyapa orang tua ini." Ucap Nenek Park. Nenek Park adalah orang paling lama yang tinggal di daerah tempat tinggal Seokjin, semuanya sudah pindah ke tempat yang lebih ramai. Memang, di sini agak sepi. Namun, nenek Park tetap setia di sini, karena di sinilah nenek Park dan suaminya bertemu pertama kali. Namun, suaminya telah meninggal delapan tahun lalu.
"Bagaimana kabarmu, nek?" Tanya Seokjin, setiap malam setiap pulang sekolah ia selalu menanyakan itu.
"Sama seperti kemarin, Seokjin-ah. Hanya saja aku semakin merindukan kakek." Ujarnya dengan suara yang pelan sekali.
"Bunga apa itu, nek?" Tanya Seokjin, antusias dengan bunga berwarna ungu. Cantik sekali nenek Park merangkai bunga itu.
"Bunga ini bernama Lavender. Orang-orang menyebutnya sebagai bunga pengusir nyamuk, tapi dulu kakek sering memberikan nenek bunga ini. Bagi kakek, bukan bunga mawar yang melambangkan kecantikan, tapi bunga lavender-lah yang menunjukkan kecantikan nenek. Kakek bisa selalu membuat nenek tersipu." Wajah dengan kerutan itu, tersenyum lebar, mengenang kembali kenangannya bersama suaminya dulu, lalu hidup bahagia sampai akhir hayatnya.
Seokjin juga tersenyum, menatap bunga lavender itu. Bunganya terlihat kuat, namun indah. Satu wajah terbayangkan. Wajah baru yang memberinya perasaan yang lama.
"Apakah nenek tahu ada keluarga baru yang pindah di dekat sini?" Tanya Seokjin sembari membantu nenek merangkai bunga lavender walaupun tidak serapi nenek Park.
"Aku tahu. Mereka keluarga dari Ansan. Sebelum kau, seorang gadis menyapaku. Namanya Kang Yeorin. Nama yang bagus. Sekarang aku punya dua anak yang selalu menyapaku tiap pagi dan malam." Ucap nenek Park.
"Gadis itu satu kelas denganku." Tutur Seokjin. Ia tersenyum lebar, sembari merangkai bunga lavender.
"Apakah menurutmu ia cantik?" Tanya nenek Park.
Seokjin menatap bunga lavender itu.
"Cantik." Ujar Seokjin, menatap bunga lavender itu penuh arti.
"Sekarang aku jadi tahu. Kau menyukai gadis itu, Jung Seokjin." Ucap nenek Park.
***
"Bagaimana traktirannya, Jung Seokjin?" Goda Chanyeol. Seokjin kemarin baru saja mendapatkan traktiran nasi goreng kimchi yang sudah dijanjikan oleh Yeorin sehari sebelumnya.
"Biasanya saja. Tak ada yang istimewa." Balas Seokjin. Bohong sekali anak itu, padahal itulah hal yang paling ia istimewakan sampai sekarang. Duduk berdua dengan Yeorin sambil makan makanan kesukaannya. Semua terasa istimewa.
"Tak ada yang istimewa katamu? Aku masih mengingat bagaimana wajah polosmu itu tersenyum menatap Kang Yeorin. Seakan kau mau nikah saja dengannya." Tukas Chanyeol.
Chanyeol dan Seokjin santai-santai saja saat berjalan melewati banyak pintu kelas untuk menuju ke kelasnya.
"Seokjin hyung!" Panggil seorang gadis.
Seorang gadis berdiam tepat di depan Seokjin. Chanyeol agak terkejut.
"Hei, Hyena. Ada apa?"
Hyung?
Tentu saja ia memanggilnya begitu, Hyena juga adalah anggota dari ekskul yang Seokjin ikuti, sering sekali anak itu memanggil Seokjin dan juga dekat dengan Seokjin. Gadis itu sangat dekat dengan Seokjin karena ia sering berkonsultasi perihal IT dengan Seokjin.
"Ayo pacaran denganku!" Teriak Hyena membuat semua siswa di sana menoleh ke arahnya, bertanya-tanya apakah dia gila? Atau sudah kehilangan akal sehat.
Chanyeol di samping Seokjin sudah hampir pingsan. Ini bukan kali pertama Seokjin mendapatkan ungkapan perasaan. Setiap ada kejadian seperti itu, Chanyeol pasti akan selalu melihatnya.
Seokjin hanya tersenyum.
"Aku tahu kau menyayangiku, Hyena-ah. Kau hanya menyayangiku sebagai kakak, sebagai seorang sahabat. Aku juga senang saat mengajarkanmu banyak hal, membuatku tahu bagaimana caranya menjadi seorang sahabat, seorang kakak yang mengajarkan hal baik pada adiknya. Maafkan aku." Ujar Seokjin, mengelus pucuk kepala Hyena.
Yang menonton ada yang merasa kasihan, peduli, bahkan ada yang marah karena menolak Hyena yang cantik dan populer di sekolah mereka.
"Lalu, siapa yang kau sukai?" Tanya Hyena yang sudah menunduk sejak awal.
Mata Seokjin melihat tepat di arah Yeorin berdiri. Melihat itu Hyena akhirnya mengerti kenapa sejak awal ia ditolak oleh kakak kesayangannya itu.
Mulai saat itu Hyena benar-benar berjanji akan membuat gadis itu menangis.
Kang Yeorin.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]
Fanfic[SELESAI] it was.... Beautiful. And, still. ___________________ © 2020, littlepeach13