23:45 - video 6 "you be a stranger to me."

17 1 0
                                    

Melakukan hal buruk itu membuat Seokjin merasa bersalah. Membuat Yeorin saat itu menangis, dan masih saja memeluk Seokjin. Kamera itu benar-benar merekam bagaimana Yeorin terluka akan berubahnya perilaku Seokjin.

Mungkin Tuhan baik kepada Seokjin, karena hanya harapannyalah yang dikabulkan Tuhan agar menjaga senyum Yeorin, tak membuat senyum Yeorin memudar. Tuhan tak mengabulkan harapan Yeorin untuk hidup bersamanya 1000 tahun lamanya.

Putaran-putaran video itu kembali membuat hati Yeorin mengernyit. Semuanya hilang tak berbekas, hanya kenangan-kenangan ini jadi satu-satunya jalan untuk melihat kembali bagaimana semuanya bermain.

Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka. Seokjin menoleh dengan cepat.

"Jung gyejangnim? Kau masih di sini? Kau menangis?" Jimin bingung melihat Seokjin masih" di sini sampai jam segini.

"Aku hanya ngantuk. Air mataku keluar terus saat aku ngantuk. Aku masih mengerjakan projek Hoseok hyung. Kau ada apa ke sini?" Dengan cepat Seokjin menepis sisa air matanya.

"Aku lupa membawa pulang dokumen klienku besok. Pagi-pagi besok aku harus bertemu dia sebelum ke kantor." Ucap Jimin lalu dengan cepat mengambil dokumennya.

"Aku pergi dulu, hyung. Jangan terlalu memaksakan diri. Hatimu sudah sakit, jangan fisikmu lagi yang sakit." Jimin langsung berlari, menghilang dari balik pintu.

Memang benar, selama ini hatinya selalu sakit. Bukannya mudah untuk menguraikan segala kisah cintanya agar ia bisa hidup tanpa memikirkan seluruh kisah cintanya saat itu.

Seokjin masih menatap detik terakhir video itu. Berakhir saat ia melihat bagaimana wajah Yeorin saat itu, melihat bagaimana Yeorin tersenyum saat Seokjin berharap kepada Tuhan untuk tak menghapus senyum indah di wajahnya.

Handphone Yeorin berbunyi, nama calon suaminya tertera jelas di layar handphonenya. Terlihat jelas sekali bahwa kekasihnya itu mengkhawatirkan calon istrinya, di jam segini belum pulang juga.

"Apakah kau benar-benar akan pulang di pagi hari?" Suara berat pria itu di telepon.

"Iya. Aku masih punya banyak kerjaan." Lagi-lagi Yeorin berbohong

"Jangan memaksakannya, Yeorin-ah."

"Apa kau takut aku akan jatuh sakit dan pernikahan kita dibatalkan?" Kata pernikahan itu sedikit membuatnya sakit.

"Bukan begitu. Huh... baiklah. Kau memang gadis yang gila kerja. Sudah, ya. Aku mencintaimu." Tutur pria itu.

"Aku mencintaimu." Yeorin menutup telepon itu, dan menatap ke layar komputernya. Wajahnya yang tengah tersenyum menatap wajah Seokjin di depannya. Mari menyelesaikan semua video ini. Agar semuanya selesai dengan baik.

Yeorin dan Seokjin menarik nafas, bersiap untuk kenangan yang lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Awal dari sebuah proses perpisahan.

"Bagian paling menyakitkan adalah saat kamu berubah menjadi seseorang yang sangat asing bagiku." Ujar Seokjin.

"Maafkan aku, Seokjin-ah. Maafkan aku." Tutur Yeorin. Dan ini semakin malam, masih ada tiga video tersisa.

Kursor komputer selalu akan melanjutkan sampai video-video ini berakhir. Menekan dan membawa keduanya selalu menuju ke masa lalu.

Video keenam itu telah diputar.

Kembali mengembara menuju sudut yang menyakitkan.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang