23:15 - 2

35 4 0
                                    

Kim ssaem sudah keluar dari kelas setelah memberikan beberapa tugas untuk dibawa pulang, dijadikan sebagai 'hadiah' untuk dibuka di rumah.

Tentu saja semuanya mengeluh, karena terlalu banyak tugas akhir-akhir ini. Mereka hanya mengharapkan Jung Seokjin, siswa paling pintar di kelas itu.

Chanyeol membuka rekaman tadi pagi. Ia melihat betapa berubahnya seorang Jung Seokjin di video itu. Ini semua pasti karena Kang Yeorin. Pikir Chanyeol. Seokjin sedang membaca bukunya di samping Chanyeol.

Chanyeol sampai menutup mulutnya dengan tangannya karena melihat mata Seokjin yang berbinar-binar. Matanya menunjukkan segalanya.

Namun pikiran Seokjin melayang hanya pada satu nama. Perasaan itu pertama kali ia rasakan. Mengganggu banyak hal, namun lega dirasakan.

"Seokjin-ah." Panggil Chanyeol, tatapannya masih ke rekaman video tadi pagi.

"Kenapa?" Jawab Seokjin.

"Apa kau menyukai Kang Yeorin?" Yang ditanyakan dan yang punya nama sama-sama menoleh ke arah Chanyeol yang polos sekali bertanya.

"Ap-apa maksudmu?" Seokjin semakin kikuk melihat Yeorin juga menoleh ke arah mereka berdua.

"Ti-tidak, Kang Yeorin. Itu tidak benar. Chanyeol memang suka bermain-main." Ucap Seokjin gelagapan, Chanyeol yang melihatnya juga mengangguk mengikuti ucapan Seokjin. Yeorin hanya tersenyum lalu bangun dari kursinya setelah diajak Inha ke kantin.

Seokjin menghela nafas lega. Bersyukur. Lalu tatapannya kembali ke Chanyeol yang menatap curiga kepada Seokjin.

"Apa maksudmu, Choi Chanyeol?" Seokjin kesal sekali pada Chanyeol.

"Kau benar-benar menyukainya, kan?" Chanyeol gemas sekali sampai mencubit pelan perut Seokjin.

"Ti-tidak!" Tukas Seokjin, membuktikan kalau Chanyeol salah. Padahal sebenarnya itu memang benar.

"Jangan berbohong, Seokjin-ah. Aku punya buktinya. Mau lihat?" Chanyeol akhirnya memperlihatkan rekaman video (yang tidak sengaja diambil) tadi pagi.

Seokjin mengalah, ia mengakui bahwa ia menyukai Yeorin sejak tadi pagi.

"Aku tak akan memberitahu siapa pun, bro. Hanya aku, kau, kamera ini, dan Tuhan yang tahu. Percayai aku." Ucap Chanyeol saat mereka sedang berjalan menuju kantin sekolah.

Seokjin hanya menghela napas. Sahabatnya sudah tahu apa yang ia pikirkan dan juga bagaimana ia bisa mendekati Yeorin jika ia saja melihat Yeorin saja sudah kikuk, apalagi berbicara dengannya.

"Eh? Kenapa kantin ramai sekali?" Tanya Chanyeol. Di satu bangku, terlihat kerumunan siswa yang lebih dominan laki-laki.

Chanyeol sampai memanggil adik kelasnya.

"Namjoon-ah, kau tahu ada apa di sana?" Tanya Chanyeol pada adik kelas yang lebih tinggi dari Chanyeol dan Seokjin.

"Ada murid baru dari Ansan. Namanya Kang Yeorin. Bukankah dia dari kelas kalian hyung?" Tanya Namjoon.

Seokjin merasa kecil. Bagaimana ia bisa mendekati Yeorin jika gadis itu sangat populer karena kecantikannya.

Seokjin dan Chanyeol akhirnya duduk di kursi yang sudah disediakan kantin.

"Aku juga tidak mampu mendekatkanmu dengan Yeorin, Seokjin­-ah. Yeorin super populer." Chanyeol menyeruput es jeruknya.

"Tidak apa-apa. Aku juga tidak sesuka itu dengan dia. Terima kasih, Chanyeol-ah." Tutur Seokjin.

Nasi goreng kimchi akhirnya tersaji di depan mereka berdua. Seokjin semangat-tidak semangat memakannya. Atau hanya memainkan nasi gorengnya. Sifat 'lemas' Seokjin ternyata datang lagi.

"Jikwa kaw tiwdak maw mwemwakannywa, bwiarkwan akwu sajwa." Ucap Chanyeol dengan nasi goreng yang masih memenuhi mulutnya.

"Apa kau tidak bisa menelan itu dulu baru berbicara?" Chanyeol hanya nyegir. Segera menelan nasi gorengnya.

"Apa kau bisa membantuku mengerjakan soal matematika?" Seorang gadis datang menghampiri mereka berdua. Seokjin mematung, Chanyeol tersedak nasi goreng. Keajaiban macam apa ini?!

Seokjin belum menjawab, membuat Yeorin berubah canggung. Chanyeol segera mencubit perut Seokjin.

"Ba-baiklah, yang mana yang tidak kau mengerti?" Seokjin berusaha setenang mungkin.

Setelah Seokjin menjelaskan semuanya, barulah Yeorin mengerti. Ternyata penjelasan Seokjin lebih mudah dari penjelasan Kim ssaem.

"Terimakasih, Seokjin-ah. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku akan sangat kesulitan. Terima kasih banyak! Besok aku akan mentraktirmu nasi goreng kimchi!" Yeorin beranjak dari sana.

"Kau ditraktir ratu sekolah, Seokjin­-ah!" Chanyeol berbahagia atas sahabatnya itu. Seokjin tersenyum lebar, merasa bahagia. Tak perlu mendekati Yeorin.

Jika takdir berkehendak lain, apapun bisa terjadi.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang