on your wedding day

53 2 0
                                    

((disarankan memutar lagu Day6 - You Were Beautiful))

Seminggu setelah video-video ia tonton di kantornya malam itu. Video yang membuatnya mengembara terbang menuju sudut paling membahagiakan dan juga menyakitkan.

Pagi ini rasanya cerah sekali. 

Bagai perasaan pria yang belum menggunakan jas hitamnya, masih menatap foto polaroid yang ia genggam sedari tadi. Fotonya dengan seorang gadis saat ia wisuda. Pria itu banyak menghela napas hari ini. Entah karena kecewa atau karena lega sudah menyelesaikan semuanya dengan baik.

Soal melupakan, itu semua butuh waktu.

"Seokjin hyung." Siapa lagi kalau bukan Jimin. Jimin membuka pintu, dan ternyata Chanyeol juga bersamanya.

"Kau belum memakai jasmu?" Tanya Chanyeol. Seokjin langsung menggunakan jas hitamnya, ia tampan sekali, dengan gaya rambut bak pangeran.

"Apa kau siap, hyung?" Tanya Jimin, ia tahu bagaimana Seokjin dulu.

"Aku pernah sesiap ini sebelumnya." Jimin dan Chanyeol sama-sama tersenyum, sahabatnya itu sudah siap melepas semuanya hari ini. Benar-benar menyelesaikan semuanya dengan baik.

Seokjin membuka pintu. Yeorin mengucap terimakasih dengan senyuman kepada Chanyeol dan Jimin yang selalu menemani Seokjin dikala Seokjin dengan perasaan hancurnya. Chanyeol dan Jimin langsung pergi dari sana, tak ingin mengganggu moment sahabatnya.

Seokjin tersenyum, melangkah mendekati gadis dengan gaun putih panjang, riasannya sangat cantik, membalas pria dengan tuxedo hitam dan dasi kupu-kupu membuat pria itu semakin tampan. Hanya seorang Yeorin di sana.

Ini hari bahagianya.

Bahagia atas bahagia sahabatnya.

"Kau datang. Do'aku dikabulkan oleh Tuhan." Yeorin tersenyum bahagia melihat sahabatnya, seseorang yang dulu sangat ia cinta datang di hari bahagianya.

"Aku akan tetap datang di hari bahagia sahabatku." Sahabat, yang dulunya adalah orang yang paling ia cintai di atas bumi ini.

"Selamat, Kang Yeorin. Aku juga berbahagia." Seokjin melanjutkan, senyuman itu lagi, senyuman yang ia tunjukkan dibalik semua kesakitannya.

"Maafkan aku." Ucap Yeorin tiba-tiba.

"Terima kasih sudah pernah datang dihidupku, sudah pernah menjadi bahagia seorang Kang Yeorin. Maafkan aku yang menjadi kesakitan dari seorang Jung Seokjin, terima kasih sudah mencintai Kang Yeorin ini, aku minta maaf tak bisa menjadi selamanya untukmu." Yeorin sangat menahan air matanya untuk tidak keluar, tapi entah kenapa air matanya setuju dengan hatinya yang merintih untuk jangan menangis.

Seokjin memeluk Yeorin, tak mau melihat Yeorin menangis dihari bahagianya.

"Uljima. Ini hari bahagiamu, aku akan dikutuk Kim Taehyung jika aku membuatmu menangis hari ini. Aku sudah memaafkanmu sebelum kau meminta maaf, Kang Yeorin. Terima kasih juga sudah mencintai Jung Seokjin dan pernah menjadi bagian bahagia dihidupku. Tak apa jika kau bukan selamanya untukku. Di dunia ini yang terpenting adalah bahagiamu. Bahagiamu adalah selamanya untukku." Tutur Seokjin.

"Maafkan aku. Terima kasih untuk semuanya, Jung Seokjin." Yeorin membalas pelukannya, memeluk pria itu erat. Ia menahan tangisnya.

"Seokjin-ah. Jung Seokjin. Tetaplah berpikir bahwa selama ini kau tanpaku dan tidak pernah denganku. Biarkan aku saja yang merasakan semua kesakitanmu kala itu, semua kesepian yang merasuki jiwa indahmu. Aku meninggalkanmu dengan semua rasa sakit yang kau rasakan." Tutur Yeorin.

Seokjin menggeleng tak mau. Sebab, semuanya sudah berjalan dengan semestinya walaupun dengan akhir yang tak biasa, yang membuatmu bertekuk lutut tak menerima, yang membiarkanmu masuk disudut paling menyakitkan. Biarkan Yeorin menjadi saksi segala hidup Seokjin walaupun tak jadi selamanya.

"Semuanya sudah berlalu dengan baik." Ucap Seokjin.

"Semuanya berlalu dengan baik." Ucap Yeorin juga.

Yeorin tersenyum menatap pria dengan senyuman yang masih sama. Itu adalah pelukan hangat terakhir yang dia berikan pada Seokjin, pelukan hangat terakhir dari seluruh kisah cinta mereka sebagai tanda bahwa peluk itu menjadi sebuah pelik untuk kisah cinta yang dulu bahagia.

"Dikehidupan selanjutnya, aku yang akan mencarimu. Aku janji." Ucap Yeorin.

Seokjin mengangguk.

"Seokjin-ah, jaga dirimu baik-baik." Yeorin tersenyum, menghapus sisa air matanya dengan tissue yang sejak tadi ia genggam, ia tak akan pernah salah, bertemu Seokjin adalah satu alasan membuat gadis itu menangis. Masih merasakan bagaimana gadis itu menjadi beban dan semua kesakitan yang dialami Seokjin.

"Untuk terakhir kalinya, matamu yang menatapku, suaramu yang mengatakan pada diriku untuk jaga diriku bahkan itu membuatku tetap mengatakan kau adalah bahagiaku satu-satunya. Selalu berbahagialah, Kang Yeorin." Ucap Seokjin.

Yeorin mengangguk yakin. Ia kembali mengeluarkan tangisannya.

"Hari ini aku sangat cantik, bukan?" Yeorin bersolek di depan Seokjin, gadis itu bahagia sekali. Entah menutupi kesedihannya atau memang bahagia akan menikah. Hanya Yeorin yang tahu.

"Yeoppeosso, sangat cantik. Kamu sama cantiknya seperti dulu. Semuanya, sama cantiknya."

***

"Aku, Kim Taehyung menerima Kang Yeorin sebagai istriku untuk selamanya. Menggenggam janji pernikahan, hidup bahagia selamanya walaupun dalam keadaan miskin dan kaya. Aku akan mencintainya selama sisa hidupku." Yeorin dan Taehyung berciuman di depan para hadirin sebagai tanda memulai kisah baru sebagai sepasang suami-istri. Para hadirin bertepuk tangan.

Seokjin tersenyum kecut, rasa sakit yang sejenak bersembunyi kini mulai menampakkan diri, membawa rasa sakit dan kecewa yang mendalam. Namun, ia berusaha menepis semuanya. Sejak dulu ia percaya takdir tak akan pernah mengkhianatinya walaupun keadaannya akan seperti ini. Tuhan merencanakan hidup Seokjin dengan sangat baik.

Dari awal takdir memainkan perannya dengan sangat baik, begitu juga saat ini walaupun membawa rasa menyesal yang tak seharusnya dirasakan.

Yeorin menggenggam erat buket bunga lavender yang dibuat nenek Park dulu, yang ia buat khusus untuk Yeorin dan Seokjin, namun pada kenyataan itu hanya untuk Yeorin‒dan orang lain. Yeorin harap nenek Park akan tenang di sana, karena buket bunganya sudah bisa menjadi saksi bahagianya.

Yeorin tersenyum, dan sampai menitikkan air mata terharu. Yeorin menatap Seokjin yang melihatnya di sana, gadis itu tersenyum padanya.

Seokjin membalas senyuman itu, mengisyaratkan:

Kau akan bahagia. Semuanya sudah selesai dengan baik.

"Hei, bro. Kau kuat." Chanyeol menepuk pundak Seokjin, menyapa rekannya itu.

"Semoga ia terus punya senyum seperti itu, karena aku pernah berharap Tuhan tak akan pernah menghapus sisi paling indah yang pernah aku temui darinya." Ucapan Seokjin menggantung.

Seokjin tersenyum dan berkata,

"Kau tahu, senyum itu sama seperti yang aku lihat sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Ia sangat cantik, seperti dulu."

‒ THE END ‒

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang