23:25 - 3

9 1 0
                                    

Seokjin telah kembali setelah empat berada di Busan, yang seharusnya Seokjin berada 6 bulan di sana. Ia khawatir sekali tak bisa memberikan kabar pada Yeorin, karena daerah tempat tinggal nenek Seokjin adalah daerah pedalaman, sangat sulit untuk menjangkau jaringan telepon.

Namun, saat ini Seokjin kembali sendirian. Ibunya memaksa, Ibunya tahu bahwa Yeorin di Seoul saat ini sangat merindukan Seokjin. Ibunya harus tetap tinggal di sana, menjaga nenek Seokjin sampai benar-benar sembuh.

Setelah Seokjin kembali, Yeorin benar-benar memeluk pria itu erat seakan tak mau melepas. Jika kalian bilang Yeorin adalah seseorang manja, seseorang yang 'gila' akan cinta, mungkin kalian harus jadi Yeorin dulu sebelum mengatakan itu.

Sekarang, Yeorin merengek minta tidur di rumah Seokjin. Jelas-jelas Seokjin saat ini akan berpikiran pasti Yeorin akan tidur bersamanya, dan memang benar mereka berdua sudah berada di kasur yang sama. Seokjin saat ini sangat tak nyaman, sudah lama merangkai hubungan tapi ini pertama kali ia dan Yeorin tidur di tempat yang sama.

Kamar itu gelap. Seokjin tahu Yeorin tak bisa tidur jika lampunya dinyalakan. Seokjin mengelus rambut Yeorin yang tidur dipelukannya, gadis itu memeluk Seokjin dalam tidurnya.

"Yeorin-ah, apa kau sudah tidur?" Tanya Seokjin dengan suara kecil, layaknya berbisik.

Yeorin hanya menggumam. Ia belum tidur ternyata. Hanya menutup matanya. Seokjin masih memainkan rambut Yeorin.

"Ini pertama kalinya kita berada di satu ruangan, tidur bersama. Apakah kau pernah begini juga dengan Kim Taehyung?" Tanya Seokjin, sekedar ingin mengetahui sedikit masa lalu Yeorin dengan Taehyung.

"Tidak pernah. Aku juga pertama kalinya." Ucap Yeorin. Entah kenapa Seokjin jadi tersenyum, bangga dengan apa yang ia dengar. Senang mendengarnya.

"Lalu, kenapa kau ingin tidur denganku?" Tanya Seokjin lagi, kali ini ia menatap Yeorin. Wajah mereka sangat dekat sekali sampai bisa merasakan deru nafas mereka berdua.

Yeorin membalas menatap wajah itu. "Aku ingin menjadikan kau yang pertama, tapi kau tak berbuat apa-apa kepadaku." Seokjin sampai menelan ludah mendengar ucapan Yeorin. Yeorin menyentuh pipi Seokjin dengan tangannya.

"Aku tak akan melakukannya sampai kita menikah." Bisiknya, bisa saja menghipnotis siapapun yang mendengarnya. Seokjin mendekatkan wajahnya, membunuh semua jarak. Membiarkannya cukup lama, Yeorin membalas pelukan Seokjin.

Seokjin melepaskannya setelah beberapa lama, mereka berdua masih bisa melihat senyuman satu-sama lain dibalik gelapnya ruangan itu. Seokjin memeluk Yeorin erat sekali, sesekali mencium pucuk kepala Yeorin. Begitu cintanya ia pada gadis itu.

"Apa yang kau lakukan saat aku tidak ada di sini?" Tanya Seokjin.

"Selalu menunggumu kembali." Ucap Yeorin.

"Empat bulan lalu rasanya aku kembali pada masa aku remaja, merasa sepi karena tak pernah melihat ayahku, merasa kecil karena tak pernah punya keluarga lengkap, selalu kasihan melihat ibuku bekerja dengan keras, memainkan dua peran dalam hidupnya, sebagai ayah dan ibuku. Namun, saat kau ada semuanya kembali seperti semula, ibuku jadi menghilangkan salah satu perannya menjadi sesosok ayah untukku, aku merasa bahwa kau diberi Tuhan untukku karena Tuhan merasa kasihan aku tak pernah memiliki kasih sayang seorang ayah." Lanjut gadis itu, mempererat pelukannya.

"Walaupun kau sama sekali tak ada kabar di sana, aku tahu di sana tak memadai untuk menggunakan telepon. Jadi, aku setiap hari ke sini, ke rumahmu. Aku tahu kode rumahmu, ibumu memberitahuku. Aku ke sini, ke kamarmu setiap malam. Tidur di sini, membayangkan bagaimana kau memelukku saat aku tertidur dan kau membangunkanku di pagi hari. Dan, hari ini saat kau datang, aku bisa merasakan semuanya." Yeorin terus berbicara, Seokjin hanya mendengarkan.

"Sekarang aku memelukmu." Seokjin mempererat pelukannya.

"Aku tak akan pernah meninggalkanmu lagi." Ucap Seokjin lagi, kembali mencium pucuk kepala Yeorin.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang