23:32 - 1

13 1 0
                                    

Tak terasa waktu berjalan selalu lebih cepat dari yang dibayangkan. Satu tahun sudah pasangan itu tinggal di apartemen yang dibeli Seokjin. Namun, ada satu hal lucu. Yeorin membayangkan apartemen itu punya satu kamar yang akan diisi oleh Seokjin dan Yeorin. Tapi sebenarnya malah Seokjin membeli apartemen dengan dua ruangan bersebelahan. Mau tidak mau, Yeorin tidak apa-apa untuk itu.

Mereka punya kebiasaan. Siapapun yang bangun tidur terlebih dahulu, mereka harus membangunkan satu-sama lain, dengan lompat ke kasur atau langsung memeluk satu-sama lain. Satu tahun itu selalu mereka lakukan.

Pasangan ini punya planning untuk ke depannya. Saat ini, mereka menghabiskan waktu untuk berdua saja. Beberapa bulan lagi, mereka harus mencari pekerjaan dan menjadikan impian mereka sejak kecil menjadi kenyataan. Yeorin menjadi seorang staff HR dan Seokjin menjadi ketua Tim untuk tim Editing and Design.

Merekam kegiatan mereka sudah menjadi kebiasaan Seokjin. Seperti sekarang, ia merekam Yeorin yang tengah memasak ramyeon di dapur, entah mengapa mereka berdua saat ini sama-sama memakai kaos putih, terlihat seperti pengantin baru.

Seokjin menyimpan kamera di atas meja, kamera itu masih merekam Yeorin yang membawa semangkok besar ramyeon ke meja makan, di mana Yeorin sudah menunggu.

"Hati-hati." Seokjin membantu Yeorin menurunkan semangkok ramyeon ke atas meja. Yeorin meraih dua pasang sumpit dan langsung memakannya.

"Hm.. enak sekali!" Girang Seokjin, Yeorin memang benar-benar pintar memasak.

Ramyeon di mangkok sudah habis. Kenyang sekali mereka saat ini.

Kamera masih tetap merekam aktivitas mereka, mulai dari memainkan video game, memasak, bermain pistol air di atas rumah, bahkan merekam bagaimana Seokjin mengecup bibir Yeorin dengan tiba-tiba. Kamera merekam semua bahagia mereka.

Camera off.

"Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms." Seokjin memainkan gitarnya di atap gedung apartemen mereka. Malam itu sempurna sekali, angin berhembus hangat seakan setuju dengan suasana mereka. Mereka berdua duduk di atas sofa.

Yeorin menatap pria yang tengah bernyanyi itu sembari tersenyum.

"Barefoot on the grass, we're listenin' to our favorite song. When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath~" Seokjin memainkan gitarnya sembari menatap wajah Yeorin. Kini gadis itu mengganggu petikan gitar Seokjin dengan kakinya.

"Yaa... jangan menggangguku." Kesal Seokjin.

"But you heard it, darling, you look perfect tonight." Seokjin menyelesaikannya dengan suara paling merdu. Yeorin selalu saja bahagia mendengarkan bagaimana Seokjin menunjukkan rasa bahagianya dengan mengatakan bahwa Yeorin selalu sempurna di mata pria itu.

Seokjin menyimpan gitarnya.

"Aku masih tak menyangka masih bisa bersamamu sampai saat ini." Ujar Yeorin. Merebahkan kepalanya di pundak Seokjin.

"Kau dulu hanya pria pemalu, hanya mengiyakan perkataanku, sekarang kau malah jadi orang yang membuatku mengiyakan segalanya. Lihatlah sekarang, aku tinggal bersamamu di sini. Membesarkan cinta kita." Lanjut gadis itu. Seokjin hanya tersenyum menatapnya.

"Asal aku terus bersamamu, kemanapun kau pergi aku akan selalu ikut." Janji Yeorin.

"Baiklah. Kemanapun aku pergi, kau selalu akan bersamaku." Balas Seokjin.

***

Entah kemana Chanyeol dan Inha sampai tak ada kabar selama enam bulan lamanya, dan tiba-tiba pagi ini mereka mengunjungi apartemen Seokjin dan Yeorin, bertamu katanya. Inha bercerita bahwa ia sudah membangun klinik psikologi di rumahnya dan memulai pekerjaannya seminggu yang lalu. Chanyeol membuka usaha nasi goreng kimchi di Itaewon dan tokonya itu laris manis.

"Keren sekali Seokjin bisa membeli apartemen bagus seperti ini." Ujar Inha sembari mencoba kuah sop yang dibuat mereka. Chanyeol dan Seokjin sedang asyik bermain video game di ruang tamu. Anak-anak itu tak pernah kelewatan untuk bermain game, tidak ingat umur.

"Aku juga sangat terkejut mendengarnya, Inha-ya. Dia langsung mengajakku tinggal di apartemen yang sudah ia beli." Yeorin masih memotong bawang bombai.

"Seokjin lucu sekali. Membeli apartemen dengan dua kamar." Inha menahan tertawanya.

"Aku juga tak mengerti jalan pikiran Seokjin." Ucap Yeorin.

"SEOKJIN KAN KELEWAT POLOS!" Teriak Chanyeol dari ruang tamu, membuatnya harus menerima tendangan Seokjin.

Sop itu sudah jadi dengan wangi yang harum sekali. Mereka berempat sudah duduk di depan meja makan di depan tv, Chanyeol dan Seokjin dengan cepat membuang stick mereka dan langsung duduk di depan meja saat sop itu datang.

"Aku lupa mengambil sendok." Ujar Yeorin. Namun, belum sampai dia berdiri Inha memotongnya.

"Biar aku saja." Inha beranjak berdiri.

"Ah!" Dan tiba-tiba Inha kesakitan, memegang perutnya. Chanyeol langsung cepat menyambar Inha agar tak terjatuh, mendudukkannya kembali. Wajah Inha pucat sekali.

"Inha­-ya, ada apa?" Tanya Yeorin, khawatir sekali. Seokjin melirik Chanyeol, seakan bertanya apa yang terjadi. Inha dan Chanyeol malah jadi saling menatap.

"Ak-aku hamil." Ucap Inha, cengengesan.

"APA?!" Seokjin dan Yeorin hampir serentak. Chanyeol malu sekali, tak mau melihat wajah Seokjin yang sedang menatapnya penuh tanya.

"Bagaimana bisa? Kalian belum menikah." Ucap Yeorin, masih shock.

"Eiii... kau sama polosnya dengan Seokjin, Yeorin-ah. Mana ada pasangan yang sudah lama pacaran, tapi tidak melakukan itu. Toh, Chanyeol juga akan menikahiku sebentar lagi. Ia mengatakan itu setelah ia melakukannya tanpa pengaman waktu itu. Chanyeol sangat gila saat itu." Inha menepuk pelan pundak Yeorin.

"Dan, kandunganmu sudah berapa lama?" Tanya Yeorin lagi.

"aku baru mengetahuinya tadi malam, hehe." Ucap Inha terlampau santai sekali. Chanyeol juga begitu. Pasangan ini terlampau santai-santai saja dengan apa yang terjadi.

Yeorin turut berbahagia dengan kabar sahabatnya itu. Kini, Yeorin tertawa melihat kelucuan Inha dan Chanyeol yang terus menceritakan tentang kelucuan mereka. Namun, disisi lain Seokjin masih menatap gundah gadis yang tengah tertawa itu, Seokjin tak pernah menyentuhnya sama sekali dan itu membuatnya merasa bersalah.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang