23:20 - 2

11 1 0
                                    

Makanan enak dan banyak sudah tersaji di atas meja.

Pria itu tersenyum menatapnya, hanya lega membayangkan gadis itu datang melihat banyak makanan dan mendatangkan senyum di bibirnya.

"Kau selalu saja semangat jika Yeorin akan datang." Ucap Jinhee, ibu Seokjin.

Seokjin hanya menyengir sebagai jawaban.

"Tapi kapan ia akan datang? Ini sudah lewat setengah jam." Jinhee melihat jam dinding. Memang benar, Yeorin terlambat. Jika Yeorin sudah berjanji, tak akan ada yang bisa mengingkarinya. Tapi sekarang, ia mengingkarinya. Semua ini memang soal waktu.

"Seokjin-ah, jangan terlalu memaksa dirimu. Semua tentang perasaanmu tidak hanya membuatmu bahagia, perasaanmu akan membuatmu sakit sendirian bahkan ibu tak bisa menyembuhkannya. Ibu tahu kau menyukai Yeorin, sangat menyukainya. Tapi ingat, perasaanmu bukan satu-satunya yang bisa menjelaskan semuanya." Jinhee kembali ke kamarnya.

Seokjin menghela napasnya. Benar yang dikatakan ibunya. Kemudian ia meraih handphonenya di atas meja, menelepon Yeorin. Hpnya aktif namun enggan menjawab. Akhirnya suara gadis itu terdengar.

"Halo, Seokjin-ah? Aku baru saja ingin memberitahumu, aku tak jadi datang. Taehyung menyuruhku untuk datang ke ruangan prakteknya di kampus. Apa kau sudah menyiapkan banyak makanan? Aku minta maaf sekali." Ujar Yeorin di telepon.

Seokjin tersenyum kecut. Tidak apa-apa.

"Oh, baiklah. Tidak apa-apa. Aku juga tidak masak banyak untukmu. Kau di mana? Apa perlu aku mengantarmu?" Tanya Seokjin, melepas celemeknya. Menatap semua makanan yang ia buat, salah satunya makanan kesukaan Yeorin dan Seokjin, nasi goreng kimchi.

"Tidak apa-apa. Aku sudah masuk gedung kedokteran. Aku awalnya kesal dengan Taehyung, tapi melihat dia akan memberikanku kejutan, aku sangat baha...." Yeorin terdiam setelah membuka pintu lab Chanyeol. Yeorin menjatuhkan hpnya ke lantai.

"Yeorin-ah, ada apa?" Tanya Seokjin khawatir.

"Yeorin-ah? Kang Yeorin?"

"Yeorin-ah!" Tidak mau terjadi apa-apa, Seokjin dengan hoodie coklatnya berlari menuju kampusnya, gedung kedokteran.

Yeorin melihat sesuatu yang tak ingin ia lihat sama sekali. Apakah dihari bahagianya, dihari ia bertemu dengan Taehyung ditengah kesibukan pria itu, ia harus mendapat perlakuan seperti ini?

Yeorin melangkah mendekat. Kedua orang di depannya itu tengah seru dengan permainannya sendiri. Apapun yang Yeorin lihat bukanlah hal yang setiap pasangan ingin lihat.

Taehyung dan perempuan lain. 


Taehyung bahkan sudah sampai melepas baju labnya, perempuan itu rambutnya sudah acak-acakan. Taehyung bahkan sampai menyentuh perempuan itu. Mereka berdua berciuman di depan Yeorin.

Air mata Yeorin sudah membasahi wajah yang sering tersenyum itu.

Seokjin berlari masuk ke dalam gedung kedokteran, ia hafal betul ruangan laboratorium yang biasa dipakai Taehyung. Saat ia membuka pintu ruangan itu, Yeorin sedang melangkah maju. Seokjin juga melihat kejadian itu. Seokjin marah besar.

Taehyung akhirnya sadar Yeorin datang. Taehyung dan perempuan itu, yang akhirnya Yeorin tahu dia adalah mantan pacar Taehyung sebelum Taehyung berpacaran dengannya.

"Kang Yeorin!" Sebelum Taehyung melangkah mendekat, Yeorin lebih dulu ditarik Seokjin.

CUP!

Seokjin menarik Yeorin dan langsung mencium Yeorin. Yeorin sangat-sangat terkejut. Sahabatnya sendiri menciumnya.

Seokjin melepas tautannya. Yeorin menatapnya dalam. Taehyung entah bagaimana perasaannya. Ingin marah, tapi ia tahu Yeorin lebih marah.

"Ayo pacaran denganku, kita coba yang lebih baik." Seokjin berkata sungguh-sungguh. Menatap mata Yeorin dalam sekali. Akhirnya ia bisa mengutarakan perasaannya setelah bertahun-tahun lamanya ia pendam sendirian. Yeorin masih bingung dengan apa yang terjadi, sebelumnya ia melihat pacarnya memperlakukan ia seperti itu sekarang sahabatnya sendiri mengajaknya berpacaran.

Yeorin melirik Taehyung dengan marahnya. Menatap wajah perempuan gila itu.

"Silahkan lanjutkan permainanmu, Kim Taehyung. Kita usai di sini. Terima kasih atas luka yang kau berikan. BRENGSEK!" Yeorin benar-benar marah. Ia kembali menatap Seokjin yang sekarang tengah bingung apa yang telah ia perbuat sebelumnya.

"Jung Seokjin. Ayo pacaran!" Yeorin berkata bersungguh-sungguh.

"Ka-kau bercanda?" Seokjin bertanya sekali lagi. Otak pintarnya tak mampu mendengar.

"Aku tidak akan sebercanda itu lagi." Yeorin tiba-tiba saja mencium Yeorin. Seokjin kaget sekali.

Mereka memulai semuanya dengan singkat, namun masih dengan perasaan yang lama. Kini, semuanya berakhir. Selalu saja, takdir tetap berpihak pada Seokjin.

***

Malam itu tiba-tiba saja jadi dingin. Sepi. Hanya suara jangkrik dan barang yang dibawa angin yang berbunyi.

Kini, kedua orang itu duduk agak berjarak di depan toko bunga nenek Park yang sudah tutup. Padahal satu jam yang lalu mereka sama-sama mengajak berpacaran. Canggung, kikuk. Sama-sama berpikir, bagaimana aku bisa mengencani sahabatku sendiri?

"Sejak kapan kau menyukaiku?" Yeorin kini membuka mulut.

"Sejak dulu, sejak kau pindah ke SMA Hanyoung." Seokjin menunduk. Mendengar itu, Yeorin menoleh ke arah pria itu.

Yeorin menghela napas.

"Apa yang kau sukai dariku? Aku hanya gadis biasa." Ucap Yeorin.

"Kau bahkan dijadikan sebagai kakak senior tertampan di fakultasmu. Mengapa kau memilihku?" Yeorin melanjutkan.

"Aku suka kau karena itu kau. Tak ada alasan lain." Seokjin membalas menatap Yeorin. Yeorin merasa Seokjin adalah pria yang pertama kali mengatakan itu. Setiap pria yang mengencaninya selalu mengatakan: aku menyukaimu karena kau cantik. Termasuk pria brengsek yang sejam lalu baru saja putus dengan Yeorin.

"Kau kuat sekali menahan perasaanmu selama itu. Kemarikan tanganmu." Ujar Yeorin. Seokjin memberikan tangannya ke depan Yeorin. Yeorin menautkan jemarinya ke jemari Seokjin.

"Maafkan aku selama ini tak pernah menyadarinya. Kenapa kau tak memberitahuku, aku bisa saja saat itu langsung menyukaimu. Mulai sekarang aku akan belajar mencintai seorang Jung Seokjin yang sudah mencintaiku sejak lama." Yeorin menatap Seokjin yang tersenyum sembari mempererat tautan jemarinya.

"Tak apa. Aku sudah terlanjur biasa dengan perasaanku. Terimakasih sudah menerimaku dan mempercayaiku. Mulai sekarang aku akan mencintai seorang Kang Yeorin dengan seluruh hatiku." Seokjin banyak tersenyum.

Seokjin menghamburkan pucuk rambut Yeorin, wajahnya masih terdapat sisa tangisannya sejam.

"Aku tahu kau sudah menyiapkan banyak makanan malam ini. Aku tahu bagaimana kau denganku Jung Seokjin. Aku menyadari semua perlakuanmu sekarang. Maafkan aku." Ujar Yeorin. Menggenggam erat jemari Seokjin.

"Tidak apa-apa." Balas Seokjin.

"Darimana kau belajar berciuman, Jung Seokjin? Aku kaget kau tiba-tiba saja melakukan itu padaku. Kau pernah berpacaran?! Kenapa kau tak bilang padaku!" Yeorin jadi kesal sendiri.

"Aku tak pernah berpacaran. Entah dari mana aku dapat keberanian untuk itu."

"Kau mau melakukannya lagi untukku?" Pertanyaan gila Yeorin.

Seokjin tersenyum, mendekatkan dirinya dengan Yeorin. Moment itu terjadi lagi tapi lebih lama, lebih hangat, dan lebih tenang. Persahabatan itu kini menjadi kisah cinta amat romantis. Semua itu terjadi di depan toko bunga nenek Park, tempat mereka biasanya berpisah dan bertemu lagi.

Sesingkat itu dunia khayalan Seokjin berubah menjadi kenyataan. Tiada yang tahu bagaimana takdir mempersiapkan segalanya. Semesta memainkan perannya dengan sangat baik.

You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang