Seokjin benar-benar membuktikan ucapannya: kita coba yang lebih baik dengan Yeorin. Yeorin bahkan tak pernah terlihat murung sama sekali. Kalian bisa bayangkan betapa besar rasa cinta Seokjin dengan gadis itu.
Bunga-bunga mempercantik toko kecil nenek Park. Mereka berdua, Seokjin dan Yeorin sudah lama tak ke toko bunga nenek Park. Yeorin membawa beberapa buah dan alat untuk mempercantik riasan bunga untuk nenek Park.
"Aigooo... Aku sudah sangat merindukan kalian. Duduklah. Ada apa ke sini? Tumben sekali kau datang berdua. Biasanya pagi hari seperti ini Seokjin akan bercerita kepadaku tentang Yeorin yang selalu bahagia atau bertanya kapan ia akan mendapatkan gadis yang ia cinta." Ujar nenek Park.
Seokjin jadi malu sendiri. Nenek Park kenapa membocorkannya.
"Benarkah begitu, nek? Seokjin selalu menceritakan aku?" Yeorin membantu merangkai macam-macam bunga.
Nenek Park mengangguk. Lalu tersenyum.
"Nenek, kenapa kau memberitahunya? Aku kan jadi malu." Ujar Seokjin. Lalu, membantu nenek Park merangkai bunga Lavender, bunga kesukaannya.
"Tak perlu memberitahuku, nak. Aku sudah tahu sekarang." Ucap Nenek Park, lalu meraih bunga Lavender yang sudah hampir mengering. Namun, masih tetap indah karena nenek Park merawatnya dengan sangat baik.
Nenek Park memberikan bunga itu kepada Yeorin. Yeorin menerimanya dengan wajah bingung, begitu juga dengan Seokjin.
"Aku tahu Seokjin sudah mendapatkan gadis impiannya. Kalian berdua sekarang dalam satu ikatan hubungan, namanya cinta. Aku sudah tahu sejak kalian membuka pintu ini, menunjukkan ekspresi betapa kalian bahagia karena telah menemukan orang yang cocok untuk mengisi hati kalian." Nenek kembali merangkai bunga yang lain.
"Kenapa nenek memberikanku bunga ini?" Tanya Yeorin.
"Itu bunga pemberian dari suamiku. Bunga itu menjadi saksi pernikahanku. Aku sudah sangat tua sekarang, aku tak tahu pasti kapan Tuhan akan menjemputku. Jadi, aku berikan bunga ini agar kelak kau dengan Seokjin bisa menggunakan bunga ini sebagai bukti pernikahan kalian. Aku yakin kalian benar-benar akan hidup berdua sampai rambut kalian memutih." Jelas nenek Park, membuat Yeorin langsung memeluk nenek Park erat.
"Terima kasih, nek."
"Sama-sama." Nenek Park tersenyum dengan wajah penuh kerutan. Ia memang sudah semakin tua.
"Nek, jangan tinggalkan kami sebelum kami berdua menikah." Ujar Seokjin, menatap sedih ke arah nenek Park.
"Aku tidak akan mati sebelum melihat anak kalian." Mereka bertiga tertawa bersama. Bahagia sekali tertawa dengan lega, tanpa beban.
Di toko bunga ini menjadi saksi bagaimana Seokjin benar-benar menjadikan Yeorin sebagai satu-satunya yang akan ia cinta selama sisa usianya.
"Seokjin-ah, ceritakan padaku bagaimana akhirnya kau mendapat Yeorin." Nenek Park ternyata juga penasaran dengan jalan cerita mereka berdua.
Seokjin menggeleng pada Yeorin. Jangan menceritakannya, itu memalukan.
"Jalan... Jalan ceritanya sedikit rumit, nek. Dan memalukan." Jawab Yeorin dengan kikuk, sembari menatap Seokjin yang nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Were Beautiful | Kim Seokjin [COMPLETED]
Fanfiction[SELESAI] it was.... Beautiful. And, still. ___________________ © 2020, littlepeach13