44. Terjadi lagi

131 18 32
                                    

"GAES! URGENT, URGENT!!"

Minhyun lari-lari keliling lorong sambil bilang urgent supaya semuanya bangun, berasa kek toa yang bisa jalan gitu.

"Kenapa sih Hyun? Ini masih subuh, astaga," kata Valennia yang keluar paling awal.

"Daniel ilang, cuk! Gimana ini?!" katanya panik sambil nyoba-nyoba nelfon Daniel.

Valennia natap dia aneh, "Daniel kan tidur ama lo, masa lo gatau dia kemana?"

Minhyun ngegeleng cepet, "Kemaren malem dia bilang mau keluar sebentar, tapi sampe sekarang gak balik-balik!"

Cewe itu ngangguk paham dan masuk ke kamar lagi setelah nyuruh Minhyun ngebangunin yang lain.

"WOI BANGUUUUN!! DANIEL ILANG, BANGSAAAT!!"

Pintu kamar semuanya kebuka selang beberapa detik, "APA?! DANIEL HILANG?" tanya si tuan rumah.

"Hyun jangan ngadi-ngadi ya lo," ucap Kun.

Minhyun natap Kun kesel, "LO LIAT MUKA GUE KEK ORANG NGADI-NGADI, HAH?!"

Jihyo, Yuqi, Valennia dah siap, "Kalian cepetan siap-siap, kita cari Niel," ucap pacarnya Daniel.

Cowo-cowonya siap-siap, dan ciwi-ciwinya nunggu di halaman depan.

"Kuy berangkat," kata Eunwoo yang udah rapi.

Sebagai orang yang teratur, Minhyun ngasih mereka roti dan susu kotak untuk di makan di perjalanan. Dia gamau dong mereka ngelewatin sarapan.

Emang jam 4 pagi bisa di bilang sarapan?

"Makasih ya Hyun," ucap Doyoung lembut.

Aishh, kokoro Minhyun masuk critical mode.

Jadi, mereka langsung aja masuk mobil. Doyoung, Chihoon, Minhyun jadi supir mereka. Sebagai pacar Daniel, Jihyo dapet tugas untuk ngelacak keberadaannya lewat GPS.

"Menurut GPSnya, Daniel ada di gedung apartemen deket sini," kata Jihyo sambil nunjuk lokasinya di maps.

"Oke, 5 menit kita bisa nyampe disana," kata Chihoon yang satu mobil ama Jihyo.

Nah, kesanalah mereka ber-10. Mobil yang di kendarain Chihoon paling depan bikos ada Jihyo yang tau lokasinya dimana, diikutin mobil Doyoung dan Minhyun.

Sesampainya disana, lagi-lagi mereka di buat kaget dengan keberadaan polisi. Mereka tepis jauh-jauh pikiran buruk yang ngisi kepala mereka dan segera masuk ke gedung apartemen itu.

Di lantai dasar ada banyak banget polisi, terutama di depan lift.

"Minhyun!"

Mereka semua noleh dan ternyata ada kakaknya Minhyun disana, "Kakak dapetin ini di deket mayatnya Daniel," ucapnya kemudian ngasih secarik kertas kecil.

Minhyun ngangguk paham, "Minhyun boleh minta copyan laporan kakak?"

Jadi secara gak langsung, mereka ngebantu polisi untuk ngumpulin bukti dengan perantara kak Sujin.

"Ini. Sebaiknya kalian bahas di tempat lain, karena tempat ini terlalu rame dan mau di bersihiin."

Jihyo sejak nginjekin kakinya ke gedung apartemen ini udah ngerasa gaenak hati dan nangis seketika.

Ternyata bener, Danielnya meninggal.

"Makasih kak, Minhyun pergi."

Sujin ngangguk dan nepuk bahu adiknya beberapa kali untuk ngirimin ketenangan, lalu dia pergi dan bergabung sama penyelidik lainnya.

Ngehela napas berat dan dengan langkah gontai, mereka pergi dari area itu. Semuanya sedih, semuanya terpukul karena kepergian Daniel ini.

Bener-bener kelewat batas.



[3] DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang